KESULITAN SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA SEKOLAH DASAR
By Intan Vivie F
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Abstrak :
Pembelajaran IPA di SD hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu peserta didik secara ilmiah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dimana penelitian dapat mengetahui kesulitan siswa pada pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan observasi kepada siswa SD. Penelitian ini menjelaskan tentang kesulitan siswa pada pembelajaran IPA SD, bahwa kesulitan yang dialami seorang siswa pada pembelajaran IPA ini ada 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internalnya yaitu kesiapan belajar siswa dalam belajar IPA yang termasuk dalam faktor internal penyebab siswa sulit belajar IPA adalah aspek minat, motivasi, rasa percaya diri, kebiasaan belajar, dan cita-cita, sedangkan faktor eksternalnya yaitu banyak istilah asing, materi yang terlalu padat, terbatasnya media pembelajaran, penguasaan guru akan materi lemah, dan terlalu monoton.
Kata Kunci: Kesulitan Belajar ,IPA
Abstract :
Science learning in elementary schools should open up opportunities to foster students' curiosity scientifically. This study used a qualitative method, in which research was able to determine students' difficulties in learning science in elementary schools. The data collection technique used was observation of elementary school students. This study explains the difficulties of students in learning science in elementary school, that the difficulties experienced by a student in learning science have 2 factors, namely internal factors and external factors. Internal factors, namely students' learning readiness in learning science, are included in the internal factors that cause students to have difficulty learning science, namely aspects of interest, motivation, self-confidence, study habits, and aspirations, while the external factors are many foreign terms, material that is too dense, limited learning media, teacher mastery of the material is weak, and too monotonous.
Keywords: Learning Difficulties, Scienc
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan investasi penting bagi individu dan masyaaraakat. Dengan memberikan akses pendidikan yang berkualitas kepada semua orang, kita bisa membnagun masa depan yang cerah dan sejahtera.Pendidikan juga bisa didefinisaikan sebagai proses pembelajaran secara pengetahuan ataupun keterampilan yang bisa dilakukan kappanpun dan dimanapun.
Pembelajaran IPA di sekolah dasar membangun pemahaman siswa terhadap fenomena alam dan prinsip ilmiah.Namun,masih banyak siswa yang menghadapi kesulitan dalam memahami konsep-konsep pembelajaran IPA.Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai factor seperti metode pengajaran yang tidak sesuai, kurangnya sumber daya yang memadai,dan kurangnya motivasi dalam proses pembelajaraan. Memahami dan mengatasi kesulitan ini untuk memastikan bahwa setiap siswa dapat mengembangkan pemahaman yang kuat terhadap IPA sejak dini,dan membuka jalan bagi pemahaman yang lebih mendalam di masa depan.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit bagi sebagian besar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA yang relatif rendah.Khairani (2017) menyatakan bahwa gejala pertanda adanya kesulitan belajar pada siswa adalah prestasi yang dicapai olehsiswa rendah atau di bawah rata-rata..Haqiqi (2018) menyatakan bahwa kesulitan belajar pada siswa disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang menyebabkan terjadinya kesulitan belajar adalah aspek bakat, minat,motivasi dan intelegensi pada siswa.Sedangkan faktor eksternal yaitu berupafasilitas sekolah, guru, sarana prasarana dan aktivitas siswa. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian oleh Wahyuni (2018) menyatakan bahwa faktor yang menjadi penyebab siswa mengalami kesulitan belajar IPA adalah minat, motivasi, konsentrasi,kebiasaan belajar dan intelegensi.
Upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di Sekolah Dasar. Menurut Sulfiani (2016) bantuan guru dalam mengatasi kesulitan belajar adalah langkah-langkah yang harus dilakukan atau ditempuh dalam membantu mengatasi masalah yang dihadapi peserta didik, sehingga mampu meningkatkan potensi, bakat, minat, serta dapat menentukan jalan hidupnya serta bertanggung jawab tanpa tergantung kepada orang lain. Adapun bantuan yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik adalah memberikan bimbingan belajar kelompok, memberikan bimbingan belajar individual serta melalui bimbingan orang tua dan pembatasan kasus sampingan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Masalah yang menyebabkan siswa kesulitan dalam pembelajaran IPA
Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi siswa dimana proses belajar yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan dalam mencapai hasil belajar, jadi kondisi dimana siswa tidak dapat belajar dengan mestinya. Hambatan ini berasal dari dalam maupun dari luar siswa. Kesulitan belajar adalah suatu masalah yang akan sering dihadapi oleh seorang guru dan merupakan tanggung jawab seorang guru untuk mengatasinya kesulitan belajar siswa. Kesulitan belajar merupakan keadaan dimana siswa kurang mampu menghadapi tuntutan- tuntutan yang harus dilakukan dalam proses belajar sehingga proses dan hasil pembelajaran kurang memuaskan atau kurang maksimal. Utami (2020:96-97).Kesulitan yang dialami oleh siswa untuk menguasai konsep-konsep IPA dikarenakan materi IPA banyak yang bersifat abstrak (Rose, 2005), selain itu, rendahnya minat belajar siswa, karena siswa menganggap materi IPA sebagai materi yang tidak menarik dan konsepnya sulit untuk dikuasai (Jan Kock et al., 2013) dan karena aktivitas belajar mereka, yang mengklasifikasikan konsep ini sebagai zat/benda bukan sebagai proses, yang sering disebut pembelajaran berbasis masalah (Chi, dkk., 1994);(S. Rahmah et al.,2017);(S.Rahmah et al., 2017,).
Setiap individu tidak ada yang sama. Perbedaan individu inilah yang mempengaruhi perbedaan tingkah laku belajar siswa. Perbedaan individu dalam belajar merupakan hal yang wajar dan tidak dapat di pungkiri. Setiap individu memiliki karakteristik unik yang mempengaruhi cara belajar merek. Perbedaan-perbedaan individu ini perlu di pertimbangkan oleh pendidik dalam merancang proses belajar mengajar yang efektif. Faktor lain adalah kemampuan siswa dalam memahami materi masih kurang walaupun materi di buku teksnya sudah ada. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Novembli (2016), bahwa kesulitan siswa dalam belajar berhubungan dengan perkembangan yang mencakup gangguan motorik, persepsi, kesulitan belajar bahasa, komunikasi, kesulitan belajar dalam penyesuaian perilaku sosial dan kesulitan belajar akademik yang mencakup pengusaan keterampilan untuk membaca, menulis dan matematika. Kendala (Indrawati & Nurpatri, 2022).
Solusi Permasalahan
Solusi permasalahan adalah usaha mencari penjelassn dan jawaban dari setiap masalah yang di hadapi. Upaya penyelesaian masalah melalui pemilihan dari beberapa alternative atau opsi yang mendekati kebenaran atau dianggap benar untu suatu tujuan tertentu. Langkah-langkah yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa adalah mengidentifikasi kesulitan belajar, menciptakan suasana belajar yang kondusif, menggunakan strategi pembelajaran yang tepat, memahami sifat dan jenis kesulitan belajar, memberikan bantuan, mengevaluasi, dan melakukan tindak lanjut.
Media pembelajaraan merupakan alat atau sarana yang digunakan oleh guru untuk membantu proses belajar mengajar agar lebih efektif dan efisien. Media pembelajaran dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi prlajaran, meningkatkan motivasi belajar, dan membuat proses belajar mengajar lebih menarik. Kurangnya kreativitas guru menjadi salah satu factor rendahnya motivasi siswa daalam mengikuti pembelajaran. Berikut ada beberapa model-model pembelajaran yang bisa di gunakan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran IPA yaitu: (1). Model Pembelajaran Berbasis Masalah (MBP) adalah strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa di mana siswa dihadapkan pada masalah nyata dan kontekstual yang harus mereka pecahkan. MBP bertujuan untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, problem solving, dan komunikasi siswa, serta membantu mereka memahami konsep secara lebih mendalam. Model pembelajaran ini Berpusat pada siswa, Siswa bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri dan didorong untuk menemukan solusi mereka sendiri untuk masalah. Kemudian masalah dunia nyata, Masalah yang digunakan dalam MBP relevan dengan kehidupan siswa dan dunia di sekitar mereka.Pendekatan kolaboratif, Siswa bekerja sama dalam kelompok untuk memecahkan masalah. Dilihat dari konteks perbaikan kualitas pendidikan, maka model pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang dapat digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran. Tidak sedikit peserta didik yang mengambil jalan pintas, misalnya dengan mengomsumsi obat-obatan terlarang atau bahkan bunuh diri hanya gara-gara tidak sanggup memecahkan masalah. Model pembelajaran berbasis masalah diharapkan dapat memberikan latihan dan kemampuan setiap individu untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.Barrow dalam Barret (2005: 14) mendefinisikan pembelajaran berbasis masalah (problem basic learning) sebagai “The learning that results from the process of working towards the understanding of a resolution of a problem. The problem is encountered first in the learning process.”Pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang dihasilkan dari proses bekerja menuju pemahaman resolusi masalah. Dalam proses pembelajaran, pertama kali dihadapkan pada masalah. Sementara itu, Daniel Tillman (2013: 3) berpendapat bahwa:Problem Basic Learning could be described as an Inquiry process that resolves questions, curiosities, doubts, and uncertainties about complex phenomena in life. A problem is any doubt, difficulty, or uncertainty that invites or needs some kind of resolution”.Pembelajaran berbasis masalah dapat digambarkan sebagai sebuah proses inkuiri yang menyelesaikan pertanyaan, keingintahuan, keraguan, dan ketidakpastian tentang fenomena yang kompleks dalam kehidupan. Sebuah masalah adalah keraguan, kesulitan, atau ketidakpastian yang mengundang atau membutuhkan beberapa jenis resolusi/pemecahan. Jadi, Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Basic Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kriris dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.Model pembelajaran ini juga mengacu pada model pembelajaran yang lain, seperti pembelajaran berdasarkan proyek (project-basec instruction), pembelajaran berdasarkan pengalaman (experience-basec instruction), belajar autentik (authentic learning), dan pembelajaran bermakna (anchored instruction). Pada penerapan model pembelajaran berbasis masalah, guru berperan untuk mengajukan permasalahan atau pertanyaan, memberikan dorongan, motivasi, menyediakan bahan ajar dan fasilitas yang diperlukan. Selain itu, guru memberikan scaffolding berupa dukungan dalam upaya meningkatkan kemampuan inkuiri dan perkembangan intelektual peserta didik.
Simpulan
Penyebab kesulitan pembelajaran IPA ada 2 Faktor yaitu faktor internal (faktor dari dalam diri) dan faktor eksternal (faktor dari luar diri). Namun sebagian besar kesulitan belajar disebabkan oleh faktor eksternal. Akan tetapi penting untuk diingat bahwa faktor utama yang mempengaruhi kesulitan belajar adalah berasal dari dalam diri itu sendiri, dan pendapat lain yaitu faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar IPA yang berasal dari diri peserta didik terdiri dari 3 aspek yaitu (1) aspek minat, (2) aspek motivasi, (3) aspek kesiapan. Ketiga aspek inilah yang menjadi faktor penyebab kesulitan belajar IPA yang dialami oleh peserta didik. Solusi guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa adalah sebagai berikut : (1) Mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar. (2) menciptakan suasana belajar yang kondusif. (3) menggunakan strategi pembelajaran yang tepat. (4) memahami sifat dan jenis kesulitan belajar. (5) memberikan bantuan.(6) mengevaluasi, dan melakukan tindak lanjut.
Ada beberapa model-model pembelajaran yang bisa digunakan untuk mengatasi kendala kesulitan siswa dalam pembelajaran IPA yaitu: (1) Problem Basic Learning (PBL). (2) Model pembelajaran inkuiri.
Daftar Pustaka
Efendi, N. (2022). Studi Literature Kesulitan Siswa Pada Pembelajaran IPA Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK), 4(6), 13084-13089.
Amaliyah, M., Suardana, I. N., & Selamet, K. (2021). Analisis kesulitan belajar dan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar IPA siswa SMP Negeri 4 Singaraja. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI), 4(1), 90-101.