-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Membentuk Masa Depan Unggul Melalui Literasi Sains di Era Digital

Jumat, 14 Juni 2024 | Juni 14, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-06-15T04:57:40Z

 “Membentuk Masa Depan Unggul Melalui Literasi Sains di Era Digital”

By Eliza Arista (2022015035)

 


Saat ini, era digital mengalami perkembangan yang sangat cepat, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Perkembangan ini berdampak signifikan pada pendidikan di Indonesia. Dengan pesatnya kemajuan dalam sains, manusia harus beradaptasi dalam berbagai aspek kehidupan. Untuk mewujudkan pendidikan yang semakin maju, dukungan dari sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sangat penting. Salah satu cara untuk menghadapinya adalah dengan meningkatkan literasi sains.

Literasi sains penting dikembangkan karena: (1) pemahaman terhadap sains menawarkan kepuasan dan kesenangan pribadi yang muncul setelah memahami dan mempelajari alam; (2) dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang membutuhkan informasi dan berpikir ilmiah untuk pengambilan keputusan; (3) setiap orang perlu melibatkan kemampuan mereka dalam wacana publik dan debat mengenai isu-isu penting yang melibatkan sains dan teknologi; (4) dan literasi sains penting dalam dunia kerja, karena makin banyak pekerjaan yang membutuhkan keterampilan-keterampilan yang tinggi, sehingga mengharuskan orang-orang belajar sains, bernalar, berpikir secara kreatif, membuat keputusan, dan memecahkan masalah. (National Research Council, 1996).

Literasi sains bisa diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk memahami sains, mengkomunikasikan konsep-konsep sains, dan menerapkan pengetahuan sains yang dimilikinya untuk memecahkan masalah, sehingga dapat meningkatkan sikap dan kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Pemahaman dan penguasaan sains dan teknologi di era digital ini menjadi faktor penting dalam keberhasilan pendidikan suatu bangsa. Pembelajaran IPA atau sains, sebagai salah satu bagian dari pendidikan, berperan penting dalam membentuk peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir kritis, logis, kreatif, inovatif, dan mampu bersaing secara global. Pembelajaran sains juga diharapkan menjadi dasar utama pendidikan yang berfungsi sebagai wahana bagi peserta didik untuk lebih mengenal sains secara kontekstual dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, literasi sains menjadi sesuatu yang wajib bagi setiap peserta didik. Sebagaimana  yang  dikemukakan  bahwa  Ilmu  Pengetahuan  Alam  (IPA)  adalah  salah  satu  cara  manusia  yang mencakup  aktivitas  psikologis,  pengetahuan,  serta  cara  mengatur  maupun  mengukur,  yang  bisa  dicoba  lagi keabsahannya   didasarkan   oleh   perilaku   kuriositas,   ketetapan   hati,   kegigihan   yang   dilaksanakan   oleh perseorangan  untuk  mendekap  rahasia  jagat  raya.

Rendahnya  hasil  belajar  sains  yang  diperoleh  peserta  didik  tentunya  berhubungan  dengan  proses pembelajaran  sains  yang  belum  memberikan  peluang  bagi  peserta  didik  untuk  mengembangkan  kemampuan berpikir  kritis.  Pembelajaran  sains  yang  masih  bersifat  menghafal  belum  mampu  menunjukkan  aspek  sains sebagai  pembelajaran  yang  sesuai  dengan  hakikat  sains  menurut (Fadillah,  2017) yaitu  sains  sebagai  cara berpikir,  sains  sebagai  cara  menyedili,  sains  sebagai  tubuh  pengetahuan,  sains  dan  interaksinya  dengan teknologi dan masyarakat. Untuk mengembangkan literasi sains pada peserta didik, pendidik berfokus pada beberapa aspek penting seperti pemahaman tentang sains, proses ilmiah, pengembangan sikap ilmiah, dan pemahaman terhadap sains. Tujuan dari upaya ini adalah agar peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan yang mereka peroleh di sekolah untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan siswa dalam ilmu pengetahuan alam, mengembangkan kosa kata yang diperlukan untuk memahami dan berkomunikasi ilmu pengetahuan, serta memperjelas hubungan antara sains, teknologi, dan masyarakat.

Dalam mengimplementasikan literasi sains, guru dihadapkan pada tantangan untuk mengintegrasikan model pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan teknologi informasi, sejalan dengan gaya belajar yang beragam di antara siswa. Oleh karena itu, literasi sains bertujuan agar siswa memiliki kemampuan seperti memahami konsep ilmiah dan proses yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam masyarakat digital, mampu mencari atau menemukan jawaban atas pertanyaan yang muncul dari pengalaman sehari-hari, menjelaskan dan meramalkan fenomena, serta dapat berpartisipasi dalam percakapan sosial yang melibatkan bacaan ilmiah. Selain itu, literasi sains juga menekankan kemampuan mengidentifikasi masalah ilmiah dan teknologi, evaluasi informasi ilmiah berdasarkan sumber dan metode yang digunakan, serta kemampuan untuk menarik kesimpulan dan mengembangkan argumentasi berdasarkan bukti yang ada. Semua kemampuan ini penting untuk mempersiapkan siswa dalam menghadapi tantangan kompleks di masa depan, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Untuk mengukur tingkat literasi sains siswa, perlu dilakukan penilaian yang komprehensif yang mencakup semua aspek yang telah disebutkan. Penilaian ini bertujuan untuk memastikan bahwa tujuan pengembangan literasi sains tercapai dan siswa telah berhasil mengembangkan keterampilan yang diperlukan dalam memahami, menerapkan, dan mengkomunikasikan ilmu pengetahuan dalam berbagai konteks. Dengan demikian, pengembangan literasi sains bukan hanya penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, tetapi juga untuk mempersiapkan generasi muda yang kompeten, kritis, dan siap menghadapi perubahan global di masa depan.

Literasi sains penting bagi siswa karena beberapa alasan utama. Pertama, pemahaman sains memberikan kepuasan pribadi dan kegembiraan, serta dapat dibagikan dengan siapa pun. Kedua, di seluruh dunia, negara-negara menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan informasi ilmiah dan cara berpikir ilmiah untuk membuat keputusan yang penting bagi kesejahteraan masyarakat, seperti isu-isu terkait udara, air, dan hutan. Memiliki pemahaman dan kemampuan dalam sains juga meningkatkan kapasitas siswa untuk mendapatkan pekerjaan yang penting dan produktif di masa depan. Karena pentingnya memiliki literasi sains, sangat diperlukan untuk membangunnya sejak dini pada siswa, yang merupakan generasi penerus di masa mendatang. Salah satu cara untuk mencapai hal ini adalah melalui pengembangan pembelajaran sains yang mendukung penciptaan sumber daya manusia yang memiliki pemahaman mendalam dalam ilmu pengetahuan.

Kemampuan literasi sains merupakan keterampilan dasar yang sangat penting bagi peserta didik, terutama dalam konteks pembelajaran sains. Melalui pendekatan yang berorientasi pada peserta didik, siswa dapat mengembangkan kemampuan ini untuk mengaplikasikan konsep-konsep sains yang dipelajari dalam menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Di tingkat sekolah dasar, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains memiliki peran yang krusial karena memberikan bekal kepada peserta didik untuk menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di era digital.

Pembelajaran IPA di sekolah-sekolah diharapkan mampu mengimplementasikan literasi sains, yaitu kemampuan untuk memahami, menerapkan, dan mengkomunikasikan konsep-konsep ilmiah dengan tepat. Pendekatan ini tidak hanya mengajarkan siswa tentang fakta-fakta sains, tetapi juga proses ilmiah di balik penemuan dan pembuktian teori-teori tersebut. Dengan demikian, siswa tidak hanya menjadi konsumen informasi sains, tetapi juga menjadi produsen pengetahuan yang dapat mengembangkan ide-ide baru dan mengatasi tantangan yang kompleks di masa depan. Pembelajaran IPA yang efektif seharusnya melibatkan metode yang menarik perhatian siswa, seperti eksperimen praktis, penelitian mandiri, dan penggunaan teknologi yang relevan. Melalui pembelajaran ini, siswa dapat belajar untuk mengamati, mengumpulkan data, menganalisis informasi, dan membuat kesimpulan berdasarkan bukti yang ada. Selain itu, literasi sains juga mencakup kemampuan untuk mengevaluasi informasi ilmiah, mengidentifikasi masalah-masalah sains, dan berpartisipasi dalam diskusi ilmiah yang kritis.

Tujuan utama dari pembelajaran IPA yang mengimplementasikan literasi sains adalah untuk mempersiapkan siswa menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di masa depan. Dengan memahami dasar-dasar sains dan proses berpikir ilmiah, siswa dapat menjadi lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan global, memecahkan masalah-masalah kompleks, dan berkontribusi pada kemajuan masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, penting bagi setiap sekolah untuk menyediakan lingkungan pembelajaran yang mendukung pengembangan literasi sains siswa. Kolaborasi antara guru, siswa, dan masyarakat dalam mengaplikasikan pengetahuan sains dalam konteks kehidupan sehari-hari dapat memastikan bahwa siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses di masa depan yang semakin didominasi oleh ilmu pengetahuan dan teknologi.

 

×
Berita Terbaru Update