-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Menguak Fakta Unik Fertilisasi In Vitro

Senin, 10 Juni 2024 | Juni 10, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-06-10T22:46:47Z

Menguak Fakta Unik Fertilisasi In Vitro

By Naila Mufidatul Hafida

 



Fertilisasi In Vitro atau disebut juga dengan bayi tabung ialah istilah untuk bayi yang didapatkan dari proses pembuahan sel telur oleh sel sperma di laboratorium alias in vitro fertilization (IVF). Pembuahan itu bertujuan menciptakan embrio-embrio calon bayi. Dari sejumlah embrio itu, embrio yang paling berkualitas ditransfer ke dalam rahim agar tumbuh dan berkembang. Terdapat ribuan program bayi tabung yang telah berhasil dibuat di seluruh dunia. Bayi tabung pertama di dunia ialah Louise Joy Brown, yang lahir pada tahun 1978 di Inggris. Sedangkan bayi tabung pertama di Indonesia adalah Nugroho Karyanto, yang lahir pada tahun 1988.

Bayi tabung merupakan metode untuk memiliki keturunan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan. Orang tua memilih program bayi tabung ini ketika memiliki hambatan untuk menghasilkan keturunan dengan cara hubungan secara seksual pada umumnya. Dapat digarisbawahi bahwa anak hasil bayi tabung tidaklah berbeda dengan anak lainnya yang lahir dari proses hubungan seksual biasa. Menurut berbagai penelitian, anak hasil bayi tabung memiliki kemampuan fisik dan psikis yang setara dengan anak lain. Satu hal yang sering menjadi pembeda adalah anak dari hasil bayi tabung cenderung lahir secara prematur sehingga bobotnya lebih rendah. Oleh karena itu, karena risiko kesehatan yang terkait dengan bayi yang lahir prematur, kelahiran bayi tabung harus sangat berhati-hati.

Bayi tabung adalah cara untuk membantu orang tua yang menghendaki keturunan tapi memiliki hambatan. Seringnya hambatan itu berupa masalah reproduktif atau kesuburan. Biaya bayi tabung terbilang sangat tinggi. Mengenai hak tersebut biasanya dokter menyarankan pemeriksaan dulu untuk menentukan seberapa besar peluang kehamilan dengan hubungan seksual sebelum merekomendasikan bayi tabung. Dokter pun bisa menyarankan penanganan masalah tersebut lebih dulu untuk melihat hasilnya. Jika pada saat penanganan tidak berhasil, barulah bayi tabung dapat menjadi sebuah pilihan. Ada beberapa kondisi dimana seseorang dapat melakukan program bayi tabung antara lain :

1. suami tidak menghasilkan sperma, sperma kurang berkualitas, serta gerak sperma untuk mencapai sel telur buruk (motilitas).

2. istri menderita masalah kesuburan.

3. istri memiliki cadangan ovarium rendah, yang berarti memiliki jumlah sel telur yang sedikit

4. istri mengalami masalah struktural reproduksi, yang paling sering terjadi yakni saluran tuba fallopi yang tersumbat.

5. istri menderita gangguan jaringan rahim yang menyebabkan infertilitas.

6. istri berulang kali mengalami keguguran.

7. istri mengidap gangguan hormon sindrom polikistik ovarium yang menyebabkan ovarium membesar dengan kista kecil di bagian luar.

Proses bayi tabung dilakukan dengan cara sel telur dan sel sperma diambil dari tubuh pasangan suami istri yang menjalani program bayi tabung dan dipertemukan di luar tubuh, yaitu di labolatorium. Hasil pembuahan ditempatkan dalam inkubator khusus hingga berkembang menjadi embrio, setelah itu embrio akan berkembang menjadi blastosit. Blastosit yang sehat kemudian ditanamkan ke dalam rahim wanita untuk melanjutkan perkembangannya hingga menjadi bayi. Proses bayi tabung dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu stimulasi ovulasi, yakni wanita diberikan obat-obatan atau hormone untuk memicu produksi sel telur yang lebih banyak. Lalu pengambilan sel telur dari folikel ovarium dapat dilakukan dengan menggunakan teknik aspirasi folikel transvaginal. Setelah itu, sperma dikumpulkan dari pria dengan cara masturbasi atau operasi pengambilan sperma.

Pembuahan yaitu sel telur dan sperma dipertemukan dilabolatorim dengan menggunakan dua metode yaitu inseminasi butan intra-sitosol dan pembuahan in-vitro konvensional. Kultur embrio yaitu embrio yang dihasikan dari pembuahan dikultur di labolatirium dalam incubator khusus selama 3-5 hari. Lalu pemindahan embrio yang sudah jadi atau dapat disebut blastosit yang sehat dipindahkan kedalam rahim wanita dengan menggunakan kateter. Fase luteal adalah setelah pemindahan embrio kedalam rahim wanita, wanita akan diberikan progesteron untuk mendukung implantasi embrio di dalam rahim. Terakhir akan dilakukan tes kehamilan yakni dua minggu setelah pemindahan embrio kedalam rahim wanita, tes dilakukan untuk mengetahui apakai program bayi tabung tersebut berhasil atau gagal.

Berikut beberapa makanan dan minuman yang harus dihindari saat program bayi tabung, hindari konsumsi telur mentah tau telur yang dimasak setengah matang karena berisiko mengandung bakteri Salmonella yang berbahaya bagi ibu dan janin. Minum minuman yang beralkohol dapat menurunkan risiko cacat lahir dan hindari keju lunak,keju biru,dan susu yang belum dipasteurisasi karena berisiko mengandung bakteri yang dapat menyababkan infeksi. Konsumsilah makanan yang kaya akan nutrisi seperti buah-buahan, sayur-sayuran, protein tanpa lemak, dan karbohidrat kompleks,minum air putih yang cukuo untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi.

Tidak semua rumah sakit dapat menangani program bayi tabung hanya rumah sakit yang memiliki peralatan kesehatan yang memadai dan tim medis yang sudah profesional dalam penanganan program bayi tabung. Jika dalam pelaksanaan program bayi tabung tidak berhasil sebelumnya, maka dapat dilakukan lagi program bayi tabung selanjutnya dengan rentan waktu beberapa bulan. Dokter harus mempertimbangkan juga kondisi fisik dan mental orang yang menjalani program bayi tabung, serta mempertimbangkan embrio yang telah digunakan sebelumnya tanpa harus memulai siklus baru lagi.

Adapun cara lain yang dapat dilakukan selain program bayi tabung, yakni Inseminasi Intra Uteri. Inseminasi Intra Uteri. Inseminasi Intra Uteri merupakan langkah pembuahan yang dilakukan dengan cara meletakkan sperma ke dalam rongga rahim menggunakan metode buatan. Singkatnya, sperma yang telah dikumpulkan dan di proses di laboratorium yang kemudian diletakkan lebih dalam ke rongga rahim hingga melewati leher rahim. Tujuan dari metode ini adalah untuk memperpendek jalur sperma untuk mencapai saluran tuba sehingga dapat mencapai sel telur lebih cepat. Biasanya, metode inseminasi intrauterin ini juga didukung dengan obat-obatan pemicu ovulasi yang bertujuan untuk mengoptimalkan ovulasi dan meningkatkan peluang kehamilan.

Diantara program bayi tabung dan Inseminasi Intra Uteri keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun menurut data yang ada, keberhasilan pada program bayi tabung lebih tinggi dibandingkan dengan Inseminasi Intra Uteri. Hal tersebut karena pada program bayi tabung embrio sudah pasti terbentuk di luar tubuh dan hanya menunggu embrio berkembang dengan baik. Sedangkan pada metode inseminasi buatan, pembuahan antara sperma dan sel telur masih terjadi secara alamiah jadi masih terdapat kemungkinan bahwa pembuahan gagal terjadi dan tidak akan terjadi kehamilan. Namun mengingat waktu dan biaya yang diperlukan, inseminasi intrauterin lebih hemat biaya dibandingkan fertilisasi in vitro, sehingga membutuhkan proses yang panjang dan investasi waktu yang lebih sedikit.

Memilih antara fertilisasi in vitro dan inseminasi intrauterine (IUI) tidaklah mudah. Kedua metode tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, dan pilihan terbaik bergantung pada berbagai faktor, termasuk usia pasangan, kesehatan, dan tingkat infertilitas. Bagi pasangan yang menginginkan peluang sukses lebih tinggi, program bayi tabung mungkin bisa menjadi pilihan yang tepat.Namun perlu diketahui bahwa  program ini juga mahal dan memakan waktu.IUI, sebaliknya, menawarkan prosedur yang lebih cepat, mudah, dan lebih murah. Namun tingkat keberhasilannya lebih rendah dibandingkan fertilisasi in vitro. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk mendapatkan informasi yang lebih komprehensif dan personal mengenai pilihan terbaik untuk Anda dan pasangan. Selain itu, penting untuk mempertimbangkan aspek psikologis dari setiap metode. IVF bisa menjadi proses yang lebih emosional dan menegangkan bagi pasangan karena melibatkan prosedur medis yang lebih kompleks dan invasif. IUI, sebaliknya, tidak terlalu intens dan terasa lebih alami.

×
Berita Terbaru Update