-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Mengukur Jejak Karbon Kendaraan Pribadi

Senin, 10 Juni 2024 | Juni 10, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-06-10T22:50:23Z

 

Mengukur Jejak Karbon Kendaraan Pribadi

By Amanah Ari Nurjanati

 


Penggunaan kendaraan pribadi sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan modern. Namun, dampak yang dihasilkan terhadap lingkungan dan kesehatan manusai semakin menjadi sebuah perhatian utama. Seiring dengan meningkatnya jumlah kendaraan roda dua dan roda empat di jalan raya akan menimbulkan masalah seperti polusi udara, kemacetan, dan penggunaan bahan bakar fosil semakin memperburuk kondisi lingkungan dan kesehatan manusia. Menurut data yang ada terdapat 153.400.392 unit kendaraam yang aktif sampai periode 2023 yang diantaranya mencakup kendaraan pribadi dan kendaraan angkutan barang dan orang. Jumlah ini diperkirakan akan terus melonjak mengingat semua pabrikan otomotif tetap konsisten meluncurkan produk kendaraan baru pascapandemi covid 19.

Asap knalpot kendaraan pribadi adalah penyumbang utama polusi udara, terutama pada daerah perkotaan. Dampak polusi udaranya tidak main-main, karena polusi udara tersebut mengandung gas buang seperti karbon monoksida, nitrogen oksida, dan hidrokarbon yang beracun dan menyelimuti atmosfer bumi sehingga dapat meracuni udara yang kita hirup. Selain kendaraan pribadi yang secara tidak langsung berakibat buruk kepada kesehatan organ pernapasan individu maupun lingkungan, penggunaan kendaraan pribadi juga berdampak pada rendahnya seseorang dalam beraktivitas fisik. Ketika seseorang kecenderungan menggunakan kendaraan pribadi sebagai alat berpergian membuat seseorang tersebut menjadi lebih pasif dan kurang bergerak. Hal tersebut juga akan menimbulkan berbagai peningkatan risiko obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.

Mengenai hal tersebut diperlukannya suatu batasan pada penggunaan kendaraan pribadi untuk kepentingan dalam hal kesehatan. Batasan yang diperlukan dengan melakukan pengurangan intensitas penggunaan kendaraan pribadi jika dirasa jarak yang ditempuh cukup dekat, hal tersebut dapat diatasi dengan berjalan kaki maupun bersepeda. Jika jarak yang ditempuh cukup jauh dapat menggunakan alat transportrasi umum sebagai pilihan. Perlunya pembatasan penggunaan kendaraaan pribadi perlu dilakukan karena emisi gas buang yang dihasilkan oleh kendaraan pribadi seperti motor dan mobil memiliki dampak yang serius terhadap lingkungan.

Jejak karbon mobil penumpang mengacu pada emisi gas rumah kaca yang dihasilkan kendaraan selama siklus hidupnya mulai dari produksi hingga pembuangan. Mengukur jejak karbon penting karena transportasi merupakan salah satu sektor terpenting yang menghasilkan gas rumah kaca. Dengan mengetahui jejak karbon kendaraan pribadi, masyarakat dapat mengidentifikasi sumber emisinya dan mengambil langkah untuk mengurangi dampaknya terhadap lingkungan.Mengetahui jejak karbon kendaraan pribadi memungkinkan orang membuat pilihan transportasi yang lebih ramah lingkungan. Dengan lebih memahami dampak lingkungan dari kendaraan yang mereka gunakan, masyarakat dapat memilih moda transportasi yang lebih ramah lingkungan, seperti angkutan umum, sepeda, atau mobil listrik.

Meskipun pentingnya mengukur jejak karbon pada kendaraan pribadi sudah jelas, ada beberapa tantangan yang harus diatasi. Salah satu tantangan terbesarnya adalah rumitnya penghitungan emisi gas rumah kaca dari kendaraan. Jejak karbon pada mobil dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti jenis bahan bakar yang digunakan, efisiensi bahan bakar, dan cara penggunaan kendaraan. Mempertimbangkan semua faktor ini dengan benar bisa jadi sulit dan memerlukan informasi yang akurat.Selain itu, terdapat juga tantangan dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menghitung jejak karbon mobil pribadi. Informasi mengenai konsumsi bahan bakar, jarak tempuh dan pola penggunaan kendaraan sering kali tidak tersedia secara terpusat atau sulit diperoleh secara individu. Tanpa informasi yang memadai, mengukur jejak karbon pada mobil penumpang menjadi sulit.

Adapun solusi mengatasi tantangan pengukuran jejak karbon kendaraan pribadi memerlukan pendekatan holistik. Salah satu solusinya adalah dengan meningkatkan ketersediaan informasi terkait kendaraan. Pemerintah dapat memainkan peran penting dalam mengumpulkan dan menyediakan data ini melalui inisiatif seperti registrasi kendaraan nasional, yang mencatat data konsumsi bahan bakar, emisi, dan efisiensi kendaraan.Selain itu, teknologi juga dapat memudahkan pengumpulan data dan penghitungan jejak karbon kendaraan pribadi. Aplikasi seluler dan perangkat pelacak GPS dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang pola penggunaan kendaraan, sementara sensor kendaraan dan sistem telematika dapat memberikan informasi real-time mengenai efisiensi bahan bakar dan emisi.Dalam jangka panjang, pendekatan lalu lintas yang lebih komprehensif juga diperlukan. Hal ini termasuk mendorong penggunaan transportasi berkelanjutan seperti angkutan umum, bersepeda dan berjalan kaki, serta memperkenalkan insentif untuk kendaraan ramah lingkungan seperti mobil listrik.

Mengukur jejak karbon kendaraan pribadi memiliki manfaat yang jelas bagi individu, masyarakat, dan lingkungan. Mengetahui jejak karbon kendaraan pribadi membantu masyarakat membuat pilihan transportasi yang lebih berkelanjutan dan mengurangi dampak terhadap lingkungan.Dari sudut pandang sosial, mengurangi jejak karbon kendaraan pribadi dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca secara keseluruhan, sehingga berkontribusi terhadap upaya global untuk memerangi perubahan iklim. Selain itu, transportasi yang lebih ramah lingkungan juga dapat meningkatkan kualitas udara dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Kendaraan listrik menawarkan solusi menarik untuk mengurangi polusi udara dan ketergantungan pada bahan bakar fosil. Dengan semakin matangnya teknologi, mobil listrik menjadi pilihan yang lebih ramah lingkungan dan hemat biaya dalam jangka panjang. Namun, tantangan seperti terbatasnya infrastruktur pengisian daya dan harga yang relatif tinggi harus diatasi untuk mendorong adopsi yang lebih luas. Berkat perkembangan teknologi yang berkelanjutan serta dukungan pemerintah dan industri, kendaraan listrik dapat menjadi pilihan terpenting untuk mobilitas berkelanjutan di masa depan.

Terdapat perbedaan signifikan antara kendaraan listrik dan kendaraan bertenaga bensin dalam hal penggunaan energi, dampak lingkungan, dan efisiensi. Kendaraan listrik semakin populer dalam beberapa dekade terakhir seiring dengan meningkatnya kesadaran akan dampak lingkungan dari kendaraan berbahan bakar fosil. Berikut perbandingan keduanya:

1. Kendaraan listrik menggunakan listrik sebagai sumber energinya, yang dapat dihasilkan dari berbagai sumber seperti tenaga surya, angin, atau tenaga air. Sedangkan kendaraan berbahan bakar minyak menggunakan bahan bakar fosil seperti bensin atau solar.

2. Kendaraan listrik memiliki emisi langsung yang lebih rendah dibandingkan kendaraan bertenaga minyak karena tidak menghasilkan emisi saat bahan bakar dibakar. Namun, dampak lingkungan dari kendaraan listrik juga bergantung pada cara produksi listrik. Jika listrik berasal dari sumber energi terbarukan, dampaknya jauh lebih kecil dibandingkan pembangkit listrik berbahan bakar fosil.

3. Efisiensi energi kendaraan listrik lebih tinggi dibandingkan kendaraan bermesin minyak karena mesin listrik memiliki efisiensi lebih tinggi dibandingkan mesin pembakaran dalam. Namun, masih terdapat tantangan terkait kendaraan listrik dan waktu pengisian daya, meskipun teknologi baterai dan infrastruktur pengisian daya terus ditingkatkan.

4. Meskipun kendaraan listrik memiliki biaya awal yang lebih tinggi, umumnya biaya pengoperasiannya lebih rendah karena listrik umumnya lebih murah dibandingkan bahan bakar fosil. Selain itu, mobil listrik juga memiliki bagian bergerak yang lebih sedikit sehingga memerlukan lebih sedikit perawatan.

5. Kendaraan listrik sering kali menawarkan pengalaman berkendara yang lebih senyap dan mulus karena motor listrik lebih sedikit bergetar dibandingkan mesin pembakaran internal. Meski demikian, kendaraan berbahan bakar minyak tetap memiliki keunggulan dari segi jarak tempuh dan waktu pengisian bahan bakar yang lebih cepat.

Secara keseluruhan kedua kendaraan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun, seiring kemajuan teknologi, kendaraan listrik diperkirakan akan menjadi pilihan yang lebih menarik dalam jangka panjang, karena memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah dan lebih hemat energi.

 

×
Berita Terbaru Update