Mengukur Jejak Karbon Kendaraan Pribadi
By Amanah Ari Nurjanati
Penggunaan kendaraan pribadi sudah menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan modern. Namun, dampak yang
dihasilkan terhadap lingkungan dan kesehatan manusai semakin menjadi sebuah
perhatian utama. Seiring dengan meningkatnya jumlah kendaraan roda dua dan roda
empat di jalan raya akan menimbulkan masalah seperti polusi udara, kemacetan,
dan penggunaan bahan bakar fosil semakin memperburuk kondisi lingkungan dan
kesehatan manusia. Menurut data yang ada terdapat 153.400.392 unit kendaraam
yang aktif sampai periode 2023 yang diantaranya mencakup kendaraan pribadi dan
kendaraan angkutan barang dan orang. Jumlah ini diperkirakan akan terus
melonjak mengingat semua pabrikan otomotif tetap konsisten meluncurkan produk
kendaraan baru pascapandemi covid 19.
Asap knalpot kendaraan pribadi adalah
penyumbang utama polusi udara, terutama pada daerah perkotaan. Dampak polusi
udaranya tidak main-main, karena polusi udara tersebut mengandung gas buang
seperti karbon monoksida, nitrogen oksida, dan hidrokarbon yang beracun dan
menyelimuti atmosfer bumi sehingga dapat meracuni udara yang kita hirup. Selain
kendaraan pribadi yang secara tidak langsung berakibat buruk kepada kesehatan
organ pernapasan individu maupun lingkungan, penggunaan kendaraan pribadi juga
berdampak pada rendahnya seseorang dalam beraktivitas fisik. Ketika seseorang
kecenderungan menggunakan kendaraan pribadi sebagai alat berpergian membuat
seseorang tersebut menjadi lebih pasif dan kurang bergerak. Hal tersebut juga
akan menimbulkan berbagai peningkatan risiko obesitas, diabetes, dan penyakit
jantung.
Mengenai hal tersebut diperlukannya suatu
batasan pada penggunaan kendaraan pribadi untuk kepentingan dalam hal
kesehatan. Batasan yang diperlukan dengan melakukan pengurangan intensitas
penggunaan kendaraan pribadi jika dirasa jarak yang ditempuh cukup dekat, hal
tersebut dapat diatasi dengan berjalan kaki maupun bersepeda. Jika jarak yang
ditempuh cukup jauh dapat menggunakan alat transportrasi umum sebagai pilihan.
Perlunya pembatasan penggunaan kendaraaan pribadi perlu dilakukan karena emisi
gas buang yang dihasilkan oleh kendaraan pribadi seperti motor dan mobil
memiliki dampak yang serius terhadap lingkungan.
Jejak karbon mobil penumpang mengacu pada
emisi gas rumah kaca yang dihasilkan kendaraan selama siklus hidupnya mulai
dari produksi hingga pembuangan. Mengukur jejak karbon penting karena
transportasi merupakan salah satu sektor terpenting yang menghasilkan gas rumah
kaca. Dengan mengetahui jejak karbon kendaraan pribadi, masyarakat dapat
mengidentifikasi sumber emisinya dan mengambil langkah untuk mengurangi
dampaknya terhadap lingkungan.Mengetahui jejak karbon kendaraan pribadi
memungkinkan orang membuat pilihan transportasi yang lebih ramah lingkungan.
Dengan lebih memahami dampak lingkungan dari kendaraan yang mereka gunakan,
masyarakat dapat memilih moda transportasi yang lebih ramah lingkungan, seperti
angkutan umum, sepeda, atau mobil listrik.
Meskipun pentingnya mengukur jejak karbon
pada kendaraan pribadi sudah jelas, ada beberapa tantangan yang harus diatasi.
Salah satu tantangan terbesarnya adalah rumitnya penghitungan emisi gas rumah
kaca dari kendaraan. Jejak karbon pada mobil dipengaruhi oleh banyak faktor,
seperti jenis bahan bakar yang digunakan, efisiensi bahan bakar, dan cara
penggunaan kendaraan. Mempertimbangkan semua faktor ini dengan benar bisa jadi
sulit dan memerlukan informasi yang akurat.Selain itu, terdapat juga tantangan dalam
mengumpulkan data yang diperlukan untuk menghitung jejak karbon mobil pribadi.
Informasi mengenai konsumsi bahan bakar, jarak tempuh dan pola penggunaan
kendaraan sering kali tidak tersedia secara terpusat atau sulit diperoleh
secara individu. Tanpa informasi yang memadai, mengukur jejak karbon pada mobil
penumpang menjadi sulit.
Adapun solusi mengatasi tantangan
pengukuran jejak karbon kendaraan pribadi memerlukan pendekatan holistik. Salah
satu solusinya adalah dengan meningkatkan ketersediaan informasi terkait
kendaraan. Pemerintah dapat memainkan peran penting dalam mengumpulkan dan
menyediakan data ini melalui inisiatif seperti registrasi kendaraan nasional,
yang mencatat data konsumsi bahan bakar, emisi, dan efisiensi kendaraan.Selain
itu, teknologi juga dapat memudahkan pengumpulan data dan penghitungan jejak
karbon kendaraan pribadi. Aplikasi seluler dan perangkat pelacak GPS dapat
digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang pola penggunaan kendaraan,
sementara sensor kendaraan dan sistem telematika dapat memberikan informasi
real-time mengenai efisiensi bahan bakar dan emisi.Dalam jangka panjang,
pendekatan lalu lintas yang lebih komprehensif juga diperlukan. Hal ini
termasuk mendorong penggunaan transportasi berkelanjutan seperti angkutan umum,
bersepeda dan berjalan kaki, serta memperkenalkan insentif untuk kendaraan ramah
lingkungan seperti mobil listrik.
Mengukur jejak karbon kendaraan pribadi
memiliki manfaat yang jelas bagi individu, masyarakat, dan lingkungan.
Mengetahui jejak karbon kendaraan pribadi membantu masyarakat membuat pilihan
transportasi yang lebih berkelanjutan dan mengurangi dampak terhadap
lingkungan.Dari sudut pandang sosial, mengurangi jejak karbon kendaraan pribadi
dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca secara keseluruhan, sehingga
berkontribusi terhadap upaya global untuk memerangi perubahan iklim. Selain
itu, transportasi yang lebih ramah lingkungan juga dapat meningkatkan kualitas
udara dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Kendaraan listrik menawarkan solusi
menarik untuk mengurangi polusi udara dan ketergantungan pada bahan bakar
fosil. Dengan semakin matangnya teknologi, mobil listrik menjadi pilihan yang
lebih ramah lingkungan dan hemat biaya dalam jangka panjang. Namun, tantangan
seperti terbatasnya infrastruktur pengisian daya dan harga yang relatif tinggi
harus diatasi untuk mendorong adopsi yang lebih luas. Berkat perkembangan
teknologi yang berkelanjutan serta dukungan pemerintah dan industri, kendaraan
listrik dapat menjadi pilihan terpenting untuk mobilitas berkelanjutan di masa
depan.
Terdapat perbedaan signifikan antara
kendaraan listrik dan kendaraan bertenaga bensin dalam hal penggunaan energi,
dampak lingkungan, dan efisiensi. Kendaraan listrik semakin populer dalam
beberapa dekade terakhir seiring dengan meningkatnya kesadaran akan dampak
lingkungan dari kendaraan berbahan bakar fosil. Berikut perbandingan keduanya:
1. Kendaraan listrik menggunakan listrik
sebagai sumber energinya, yang dapat dihasilkan dari berbagai sumber seperti
tenaga surya, angin, atau tenaga air. Sedangkan kendaraan berbahan bakar minyak
menggunakan bahan bakar fosil seperti bensin atau solar.
2. Kendaraan listrik memiliki emisi
langsung yang lebih rendah dibandingkan kendaraan bertenaga minyak karena tidak
menghasilkan emisi saat bahan bakar dibakar. Namun, dampak lingkungan dari
kendaraan listrik juga bergantung pada cara produksi listrik. Jika listrik
berasal dari sumber energi terbarukan, dampaknya jauh lebih kecil dibandingkan
pembangkit listrik berbahan bakar fosil.
3. Efisiensi energi kendaraan listrik
lebih tinggi dibandingkan kendaraan bermesin minyak karena mesin listrik
memiliki efisiensi lebih tinggi dibandingkan mesin pembakaran dalam. Namun,
masih terdapat tantangan terkait kendaraan listrik dan waktu pengisian daya,
meskipun teknologi baterai dan infrastruktur pengisian daya terus ditingkatkan.
4. Meskipun kendaraan listrik memiliki
biaya awal yang lebih tinggi, umumnya biaya pengoperasiannya lebih rendah
karena listrik umumnya lebih murah dibandingkan bahan bakar fosil. Selain itu,
mobil listrik juga memiliki bagian bergerak yang lebih sedikit sehingga
memerlukan lebih sedikit perawatan.
5. Kendaraan listrik sering kali
menawarkan pengalaman berkendara yang lebih senyap dan mulus karena motor
listrik lebih sedikit bergetar dibandingkan mesin pembakaran internal. Meski
demikian, kendaraan berbahan bakar minyak tetap memiliki keunggulan dari segi
jarak tempuh dan waktu pengisian bahan bakar yang lebih cepat.
Secara keseluruhan kedua kendaraan
memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun, seiring kemajuan
teknologi, kendaraan listrik diperkirakan akan menjadi pilihan yang lebih
menarik dalam jangka panjang, karena memiliki dampak lingkungan yang lebih
rendah dan lebih hemat energi.