-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

PENDIDIKAN IPA TERPADU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN IPA DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Rabu, 26 Juni 2024 | Juni 26, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-06-26T22:51:25Z

PENDIDIKAN IPA TERPADU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN IPA DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

By Anas Yusuf

S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar,Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

anasysf213@gmail.com 

Abstrak

Pendidikan sains di sekolah dasar memegang peranan penting dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Artikel ini mengkaji berbagai aspek peran pendidikan sains dalam mengembangkan kesadaran lingkungan, kemampuan berpikir kritis dan penanaman nilai-nilai lingkungan pada peserta didik. Berkat kurikulum yang terintegrasi dengan konsep pembangunan berkelanjutan, siswa dapat memahami hubungan antara manusia dan lingkungan serta pentingnya menjaga sumber daya alam. Metode pembelajaran kreatif, seperti penelitian lapangan dan proyek lingkungan, membantu siswa menerapkan pengetahuan dalam kehidupan nyata. Selain itu, kemitraan antara sekolah, komunitas, dan organisasi lingkungan memperkaya pengalaman siswa. Meskipun terdapat tantangan seperti terbatasnya sumber daya dan kurangnya pendanaan, solusi dalam bentuk pelatihan guru dan kampanye advokasi dapat membantu mengatasi hambatan ini. Misalnya, pendidikan sains di sekolah dasar dapat mempersiapkan generasi muda untuk berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.

Kata kunci :Pendidikan IPA, sekolah dasar, Pembangunan berkelanjutan.



PENDAHALUAN

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada abad ke-21 telah membawa berbagai perubahan di segala bidang kehidupan, termasuk pendidikan. Akibat perkembangan ini, pendidikan menghadapi banyak tantangan yang semakin sulit. Menurut Yuliati (2017), salah satu tantangan utamanya adalah pelatihan harus mampu memberikan potensi yang dimiliki karyawan secara maksimal. Perlu diketahui bahwa tidak banyak masyarakat di Indonesia yang mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga perlu adanya peningkatan kualitas tenaga kerja agar mampu mengikuti berbagai perubahan dan perkembangan. perbaikan. Sekarang. Peningkatan kualitas pegawai merupakan suatu kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, berorientasi pada tujuan, efektif, efisien dan efektif. Kami percaya bahwa melalui pendidikan, siswa dapat menjadi fleksibel, mudah beradaptasi, aktif dan mandiri, mampu berintegrasi ke dalam kehidupan, produktif, bertanggung jawab dan memiliki jiwa kepemimpinan. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan yang komprehensif, terutama dalam hal mutu pendidikan. Sebab, pendidikan memegang peranan penting dalam pembentukan angkatan kerja yang akan memungkinkan generasi penerus bangsa mampu bersaing sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan angkatan kerja. Dunia. Dalam konteks ini, Windyariani (2019) mengatakan bahwa untuk membangun pendidikan abad 21, penting untuk mempersiapkan siswa dalam kajian sains karena hal ini akan membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan kreativitas serta mengembangkan ide-ide dasar yang baik untuk mengembangkan keilmuan tingkat lanjut. pemikiran. , membangun rasa percaya diri dan memecahkan masalah. Sains adalah upaya berkelanjutan untuk menciptakan, menyusun, dan memproses informasi untuk memahami alam semesta. Menurut Fatonah dan Prasetyo (2014), pembelajaran sains menitikberatkan pada kreativitas siswa dalam menciptakan pengetahuan ilmiah dan menitik beratkan pada melatih siswa berpikir kritis melalui observasi, pemecahan masalah, pengujian hipotesis, penarikan kesimpulan, dan pembuatan prediksi yang berguna dalam menemukan pengetahuannya. . Oleh karena itu, kajian sains dapat juga disebut karya pengetahuan ilmiah (IPA), karena sains juga merupakan upaya untuk memahami lingkungan secara sistematis, karena bukan hanya pengetahuan ilmiah yang ditinjau dari fakta, konsep, atau prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu pengetahuan yang bersifat ilmiah. proses penemuan. Hal ini sesuai dengan gagasan dan Khairudin dan Soedjono (dalam Tias, 2017) yang mengatakan bahwa sains bukan sekedar hafalan kaidah dan kaidah ilmiah, tetapi kita yakin bahwa siswa dapat memperoleh ilmu yang bermanfaat sambil mempelajari sains. mereka memperoleh wawasan sendiri dan mampu memahami perubahan yang terjadi di lingkungan dan berhasil dalam mata kuliah ilmiah. Oleh karena itu, isi mata kuliah IPA dapat membantu mahasiswa dalam mempelajari ilmu-ilmu alam; Disini siswa perlu mempunyai pemahaman yang baik tentang benda-benda alam, benda-benda yang berbeda dan benda-benda ilmiah serta memahami hubungan antara konsep-konsep yang sama. Tujuan pembelajaran sains pada tingkat dasar adalah untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman ilmiah siswa yang nantinya dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam pemecahan masalah. Oleh karena itu IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang direncanakan dalam kurikulum 2013. Isi mata kuliah IPA SD merupakan mata kuliah IPA terpadu yang dapat diintegrasikan dengan isi mata kuliah lainnya. Menurut Majid (2013), tujuan utama pendidikan sains terpadu adalah menciptakan pengalaman siswa melalui keterampilan berpikir, rasa ingin tahu dan perilaku ramah lingkungan. Melalui pembelajaran IPA terpadu, siswa dapat diajarkan berpikir secara mendalam dan mendalam untuk memahami dan memahami hubungan tersebut, sehingga siswa dapat belajar berpikir secara terbimbing, teratur, menyeluruh dan menyeluruh.

PERAN PENDIDIKAN IPA DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Pendidikan Sains(IPA)di tingkat dasar berperan penting dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman siswa terhadap konsep pembangunan berkelanjutan.Pendidikan sains tidak hanya memberikan pengetahuan ilmiah, tetapi juga membekali siswa dengan keterampilan berpikir kritis dan kesadaran lingkungan. Beberapa fungsi penting ilmu pengetahuan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan adalah:
1. Meningkatkan pengetahuan tentang lingkungan hidup
Sains memperkenalkan siswa pada konsep dasar biologi, siklus biogeokimia, dan dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan. Dengan memahami hubungan antara makhluk hidup dan lingkungan, siswa dapat mengembangkan rasa tanggung jawab dalam menjaga lingkungan. Misalnya saja menyelidiki pentingnya hutan dalam melindungi lingkungan dan mengurangi pemanasan global.
2. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah
Melalui penelitian dan observasi, siswa dilatih berpikir kritis dan menganalisis. Mereka diminta bertanya, menggambar diagram, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti ilmiah. Teknologi ini diperlukan untuk memecahkan masalah lingkungan yang kompleks seperti perubahan iklim dan polusi.
3. Menanamkan nilai dan perilaku ramah lingkungan
Sains berkaitan dengan penanaman nilai-nilai dan kepedulian terhadap lingkungan. Dengan mengajarkan siswa pentingnya daur ulang, penghematan energi, dan efisiensi penggunaan sumber daya alam, mereka dapat menerapkan perilaku ini dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja kebiasaan mengurangi penggunaan plastik dan menghemat air.
4. Memperkenalkan teknologi dan praktik ramah lingkungan Melalui program
Science, siswa diperkenalkan dengan teknologi dan praktik yang mendukung keberlanjutan. Ini termasuk sumber energi terbarukan seperti tenaga surya dan tenaga surya, serta teknik pertanian berkelanjutan. Pengetahuan ini dapat mendorong siswa untuk berinovasi dan menggunakan teknologi ramah lingkungan di masa depan.
5. Integrasi prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan ke dalam program
program sains di sekolah dasar dapat diintegrasikan dengan konsep pembangunan berkelanjutan. Hal ini mencakup pendidikan tentang satwa liar, konservasi sumber daya alam, dan dampak perubahan iklim. Pembelajaran ini dapat dilakukan melalui proyek-proyek yang menyenangkan dan praktis yang relevan dengan lingkungan siswa.

6. Peran masyarakat dan masyarakat dalam pembelajaran
Kemitraan antara sekolah, komunitas, dan organisasi lingkungan dapat meningkatkan pengalaman siswa. Kegiatan seperti kunjungan lapangan ke taman nasional, pabrik pengolahan atau proyek energi berkelanjutan dapat memberikan informasi praktis dan menginspirasi upaya praktis untuk pembangunan berkelanjutan.

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN IPA BERBASIS PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI SEKOLAH DASAR

Kurikulum sains harus mencakup topik-topik yang berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan. Misalnya materi tentang kesehatan tumbuhan dan hewan, daur ulang, energi terbarukan dan dampak perubahan iklim. Integrasi ini dapat terjadi melalui pendekatan tematik yang memadukan berbagai konsep keilmuan dan permasalahan lingkungan. Cara terbaik untuk belajar dengan metode pembelajaran yang diterapkan dan partisipatif, seperti pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran berbasis proyek, dapat memungkinkan siswa untuk lebih terlibat dan memahami penerapan praktis dari konsep-konsep ilmiah. Misalnya, siswa dapat melakukan proyek penelitian sederhana tentang pengelolaan sampah di sekolah atau merancang solusi energi baru. Menggunakan materi pembelajaran yang berbeda dengan sumber belajar tidak hanya terbatas pada buku, tetapi juga mencakup media digital, laboratorium, dan lingkungan. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dapat meningkatkan pengalaman siswa dan memberikan kesempatan belajar yang lebih besar. Kemitraan Komunitas maksudnya sekolah dapat berkolaborasi dengan masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, dan lembaga terkait untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Kegiatan seperti kunjungan ke lokasi pengelolaan sampah, proyek reboisasi atau kerjasama dengan lembaga penelitian lingkungan dapat memberikan informasi praktis untuk penerapan konsep IPA. Metode Kerja Penelitian dan observasi melalui penelitian dan observasi langsung dapat membantu siswa lebih memahami sains. Misalnya mengamati kehidupan tanaman di halaman sekolah atau menyelidiki penyaringan air.Diskusi dan refleksi:Diskusi akademis dan perspektif unik mengenai isu-isu lingkungan dapat menumbuhkan kesadaran yang lebih besar dan pemahaman yang lebih dalam. Guru dapat memfasilitasi diskusi mengenai dampak perubahan iklim atau pemanasan global.Proyek lingkungan hidup:Partisipasi siswa dalam proyek lingkungan seperti pembuatan kompos, penanaman pohon, atau kampanye pengurangan plastik dapat mengajarkan mereka nilai-nilai keberlanjutan dan tanggung jawab sosial.

TANTANGAN DAN SOLUSI 

Pertama, keterbatasan Sumber daya banyak sekolah dasar mungkin menghadapi keterbatasan dalam hal bahan ajar, laboratorium, atau tenaga pendidik yang terlatih. Solusinya adalah dengan mengadakan pelatihan bagi guru dan mengembangkan bahan ajar yang relevan serta memanfaatkan teknologi untuk mengakses sumber belajar tambahan. Yang kedua yaitu  kurangnya dukungan dan kesadaran, tidak semua pemangku kepentingan menyadari pentingnya pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan. Perlu dilakukan advokasi dan kampanye kesadaran untuk mendapatkan dukungan dari orang tua, pemerintah, dan sektor swasta. Yang terakhir adalah integrasi yang efektif dalam kurikulum. Mengintegrasikan konsep pembangunan berkelanjutan dalam kurikulum membutuhkan pendekatan yang sistematis dan kolaboratif antara para ahli pendidikan, ilmuwan, dan praktisi pembangunan berkelanjutan. Pengembangan kurikulum harus dilakukan secara berkelanjutan dan dievaluasi secara berkala.

KESIMPULAN

Pendidikan sains di sekolah dasar memegang peranan yang sangat penting dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Dengan kurikulum yang terintegrasi dengan konsep pembangunan berkelanjutan, siswa dapat mengembangkan kesadaran lingkungan, kemampuan berpikir kritis, dan penanaman nilai-nilai lingkungan sejak dini. Pendidikan sains memberikan pengetahuan ilmiah serta keterampilan yang diperlukan untuk memahami dan mengatasi berbagai masalah lingkungan yang kompleks.

Penerapan metode pembelajaran yang kreatif dan interaktif, seperti penelitian lapangan dan proyek lingkungan, membantu siswa mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam konteks nyata. Kemitraan antara sekolah, komunitas, dan organisasi lingkungan juga memperkaya pengalaman belajar siswa, sehingga mereka dapat melihat langsung dampak dan pentingnya menjaga lingkungan.

Namun, terdapat berbagai tantangan dalam implementasinya, seperti keterbatasan sumber daya dan kurangnya dukungan dari berbagai pihak. Solusi yang dapat diambil termasuk pelatihan guru, pengembangan bahan ajar yang relevan, serta advokasi untuk meningkatkan kesadaran dan dukungan dari orang tua, pemerintah, dan sektor swasta.

Secara keseluruhan, pendidikan sains yang terintegrasi dengan konsep pembangunan berkelanjutan dapat mempersiapkan generasi muda untuk berperan aktif dalam menjaga lingkungan dan berkontribusi pada pembangunan yang berkelanjutan. Melalui pendidikan ini, diharapkan siswa dapat menjadi individu yang bertanggung jawab, kreatif, dan berdaya saing, serta mampu menghadapi berbagai tantangan di masa depan.

DAFTAR PUSTAKA

Agusti, K. A., Wijaya, A. F. C., & Tarigan, D. E. (2019). Problem Based Learning Dengan Konteks Esd Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Sustainability Awareness Siswa Sma Pada Materi Pemanasan Global. VIII, SNF2019-PE-175–182. https://doi.org/10.21009/03.snf2019.01.pe.22

Clarisa, G., Danawan, A., Muslim, M., & Wijaya, A. F. C. (2020). Penerapan Flipped Classroom dalam Konteks ESD untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif dan Membangun Sustainability Awareness Siswa. Journal of Natural Science and Integration, 3(1), 13. https://doi.org/10.24014/jnsi.v3i1.8953 

Eilks, I. (2015). Science education and education for sustainable development - justifications, models, practices and perspectives. Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education, 11(1), 149–158. https://doi.org/10.12973/eurasia.2015.1313a 

Fibonacci, A., Azizati, Z., & Wahyudi, T. (2020). Development of Education for Sustainable Development (Esd) Based Chemsdro Mobile Based Learning for Indonesian Junior High School: Rate of Reaction. JTK (Jurnal Tadris Kimiya), 5(1), 26–34. https://doi.org/10.15575/jtk.v5i1.5908 

Hendriawan, D., & Asriah Maulia, L. N. (2020). Integrated Teaching Material with Education for Sustainable Development on History Subject for High Schools Curriculum Development. Journal of Physics: Conference Series, 1477(4). https://doi.org/10.1088/1742-6596/1477/4/042030

 Indrati, D. A., & Hariadi, P. P. (2016). Esd ( Education for Sustainable Development ) Melalui Pembelajaran Biologi. Symposium on Biology Education, 371–382. Jasin, I., Perkasa, M., Satriawan, M., & Irwansyah, M. (2019). Pengembangan Model Pembelajaran


×
Berita Terbaru Update