-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Selasa, 25 Juni 2024 | Juni 25, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-06-26T06:59:39Z

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN IPA DI  SEKOLAH DASAR 

oleh : Dewi Fadilah 

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa 

Dewifadilah181@gmail.com 



Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran penting yang harus dikuasai  oleh siswa karena termasuk pelajaran yang di ujian kan. Pendidikan IPA diharapkan dapat  menjadi wadah bagi peserta didik untuk mengenali diri sendiri dan alam sekitarnya, yang  berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran IPA bertujuan agar siswa dapat  memahami konsep-konsep IPA dan mencintai alam sekitarnya sebagai wujud rasa syukur  terhadap Tuhan. 

Faktanya menunjukkan ternyata masih ada sebagian siswa yang menganggap  pelajaran IPA itu membosankan dan terlalu banyak hafalan. Sedangkan siswa lebih senang  dengan pelajaran yang lebih menarik. Ada beberapa sebab mengapa pembelajaran IPA belum  sesuai dengan harapan : 

1. Metode pembelajaran kurang relevan 

2. Materi pembelajaran cenderung menghafal 

3. Hanya berpacu pada pedoman buku paket 

4. Guru kurang memanfaatkan lingkungan 

Untuk mengatasi permasalahan tersebut salah satu upayanya dapat dengan melalui  pendekatan kontekstual yaitu strategi pembelajaran inkuiri.  

A. Pendekatan Kontekstual 

Pendekatan pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang dapat membantu guru  dalam mengaitkan materi yang diajarkan dengan kondisi dunia nyata atau kehidupan sehari hari untuk mendorong para siswa membuat pelajaran berdasarkan penerapan teori dalam  kehidupan sehari-hari. Dalam penerapannya, pendekatan kontekstual memiliki 7 komponen  utama : 

1. Konstruktivisme 

2. Inquiri 

3. Questioning 

4. Learning comunity 

5. Modeling 

6. Refleksi 

7. Authentic 

Pendekatan pembelajaran ini mempunyai konsep ideal yang berlangsung pada pengalaman  belajar dalam pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah agar murid dapat  menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Adapun pengertian pendekatan kontekstual menurut ahli, menurut Rusman (2014 : 189)  “pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan  antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa dalam  membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam  kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat”. 

Dari uraian di atas, diartikan bahwa dengan strategi pembelajaran kontekstual dapat  menghilangkan rasa bosan saat siswa menjalani proses pembelajaran disekolah. Pendekatan  ini membutuhkan peran guru dengan kreativitasnya supaya para siswa dapat lebih menerima  

materi yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut masuk ke dalam lingkungan belajar yang  kondusif. Nurhadi (2004 : 18) mengungkapkan bahwa lingkungan belajar yang kondusif  penting dalam pembelajaran kontekstual seperti: 

a. Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa. Dari  guru akting di depan kelas, siswa menonton, ke siswa aktif belajar dan berkarya, guru  mengarahkan. 

b. Pembelajaran harus berpusat pada bagaimana cara menggunakan pengetahuan baru  mereka. Strategi belajar lebih dipentingkan dibandingkan hasilnya. 

c. Umpan balik sangat penting bagi siswa, yang berasal dari penilaian d. Menumbuhkan komunikasi belajar dalam bentuk kerja kelompok itu penting. 

Untuk menerapkan pendekatan kontekstual terdapat langkah-langkah pembelajaran antara  lain: 

1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja  sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilannya 

2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik 

3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya 

4. Ciptakan masyarakat belajar 

5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran 

6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan 

7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara. 

Maka dari itu apabila guru dapat mengelola proses pembelajaran serta menciptakan  pembelajaran efektif akan menghasilkan kualitas belajar yang dapat dicapai. Model  pembelajaran kontekstual dilakukan secara langsung ke lapangan untuk menemukan dan  mencari materi pelajaran sehingga proses pembelajaran lebih bermakna. 

Minat Belajar 

Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktivitas. Minat  pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat (Slameto, 2003 :  180). Berikut adalah beberapa unsur-unsur yang terkandung dalam minat : 

1. Minat adalah suatu gejala psikologis 

2. Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subyek karena tertarik 3. Adanya perasaan senang terhadap obyek yang menjadi sasaran

4. Adanya kemauan atau kecenderungan pada diri subyek untuk melakukan kegiatan kegiatan guna mencapai tujuan. 

Jadi, minat adalah gejala psikologis yang menunjukkan bahwa minat adanya pengertian subyek terhadap obyek yang menjadi sasaran karena obyek tersebut menarik perhatian dan  menimbulkan perasaan senang sehingga cenderung kepada obyek tersebut. 

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan  tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai bentuk hasil pengalaman sendiri dalam  interaksi dari lingkungannya (Slameto, 2003 : 2). Dalam proses belajar pembelajaran IPA  harus melibatkan siswa yang aktif dalam aktivitas belajarnya, kemampuan dalam memahami  konsep berpikir kritis yang dikembangkan dengan pelajaran IPA di sd akan sangat membantu  siswa untuk mengembangkan pengetahuannya. 

Untuk dapat menanamkan konsep-konsep IPA yang efisien kepada siswa ada beberapa faktor  pendukung di antaranya: 

a. Penguasaan guru akan mata pelajaran 

b. Tersedianya alat atau sarana dan sumber-sumber yang diperlukan 

c. Penguasaan metode pengajaran oleh guru 

d. Kemampuan guru untuk memilih metode yang tepat sesuai dengan materi e. Tingkat kecerdasan peserta didik 

f. Kondisi lingkungan belajar peserta didik. 

Jika faktor-faktor tersebut dapat terpenuhi maka kemungkinan besar peserta didik dapat lebih  mudah dalam menguasai pelajaran IPA. 

Untuk penerapan kegiatan pendekatan kontekstual guru dapat melakukan pembelajaran di luar kelas yang mengaitkan antara materi dengan lingkungan sekitar. Kegiatan tersebut dapat  menciptakan suasana belajar yang baru dan menyenangkan bagi setiap individu anak. Dengan  terlibatnya siswa dalam suatu pembelajaran harapannya dapat menumbuhkan dan  meningkatkan minat belajar terhadap pelajaran IPA, sehingga siswa tidak merasa takut dan  bosan. Guru dapat mempersiapkan materi dan sumber belajar yang sekiranya dapat  ditemukan dilingkungan sekolah tersebut, karena tidak semua materi yang ada di kurikulum  dapat disampaikan sesuai dengan lingkungan sekolah. 

Situasi pembelajaran yang kondusif harus tetap diperhatikan demi tercapainya tujuan  pembelajaran, salah satunya dengan mengajak siswa untuk melakukan hal-hal yang menarik  melalui berbagai macam metode. Dalam proses ini guru harus lebih berperan dengan peka  terhadap lingkungan dan berusaha keras untuk meningkatkan minat belajar siswa. Melalui  kegiatan tersebut anak-anak dapat memahami konsep-konsep sesungguhnya dengan belajar  menyelesaikan masalah berlatih menggunakan penalaran, berlatih berpikir logis dan sistem  matis serta berlatih dengan IPA. Sehingga penerapan pendekatan kontekstual yang sudah  dijalankan dapat menjadi solusi untuk guru dan sekolah meningkatkan minat belajar siswa  pada pembelajaran IPA di SD. 

Untuk meyakinkan hasil meningkatnya prestasi siswa dapat menggunakan alternatif sebagai  berikut: 

1. Proyek/kegiatan dan laporannya 

2. Pekerjaan rumah

3. Kuis 

4. Karya tulis 

5. Presentasi atau penampilan siswa 

6. Demonstrasi 

7. Laporan 

8. Jurnal 

9. Hasil tes tertulis 

Berdasarkan hasil pembahasan yang dibahas dapat memberikan referensi dalam  pendekatan pembelajaran kontekstual sebuah kelas akan berhasil jika menerapkan ketujuh  komponen tersebut dan tetap memperhatikan aturan-aturan pembelajaran yang sesuai.



DAFTAR PUSTAKA 

Penerapan Pen Dekatan Kontekstual, Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada  Pembelajaran IPA DI Sekolah Dasar. (n.d.). 

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Siswa  Pada Pembelajaran IPA. (n.d.). 

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Siswa  Pada Pembelajaran IPA. (n.d.).


×
Berita Terbaru Update