-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Problem Pendidikan dalam Lingkup Kelas

Sabtu, 15 Juni 2024 | Juni 15, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-06-16T03:17:25Z

Problem Pendidikan dalam Lingkup Kelas

By Citra Astaningrum (2021015053)


Pendidikan adalah hak fundamental bagi setiap warga negara dan memainkan peran krusial dalam membentuk masa depan anak melalui penyediaan pengetahuan dan pengalaman berharga. Pendidikan adalah proses mengubah sikap dan perilaku individu atau kelompok menuju kematangan melalui pengajaran dan pelatihan, mencakup berbagai metode dan tindakan edukatif. Pendidikan adalah pilar utama kemajuan sebuah bangsa. Untuk mencapai status bangsa yang maju, setiap negara di dunia pasti memiliki cita-cita tersebut. Sudah diketahui secara luas bahwa tingkat kemajuan suatu bangsa atau negara sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidikannya. 

Pendidikan berfungsi sebagai proses untuk menghasilkan generasi penerus bangsa yang memiliki kualitas tinggi. Negara kita, Indonesia sebagai salah satu negara berkembang di dunia, masih menghadapi tantangan besar dalam sektor pendidikan. Salah satu tujuan utama Indonesia adalah "Mencerdaskan Kehidupan Bangsa," yang merupakan dasar bagi peningkatan kesejahteraan dan budaya bangsa. Namun, kenyataan saat ini menunjukkan adanya keterlambatan dalam kualitas pendidikan. Mutu pendidikan yang rendah menghambat penyediaan sumber daya manusia yang memiliki keahlian dan keterampilan yang diperlukan untuk mendukung pembangunan negara di berbagai sektor. Ada banyak faktor yang menjadi alasan mengapa pendidikan di Indonesia sulit berkembang, antara lain:

Fasilitas Pendidikan Yang Kurang Memadai

Fasilitas sekolah adalah segala bentuk fasilitas dan infrastruktur pendidikan yang tersedia bagi siswa dan guru untuk mencapai sasaran pembelajaran yang telah ditetapkan. Fasilitas sekolah adalah Fasilitas yang disediakan bagi siswa bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran di sekolah. Tujuannya adalah untuk memudahkan siswa dalam belajar secara maksimal, sehingga mereka bisa meraih hasil yang memuaskan. Fasilitas sekolah menjadi sangat penting sarana pembelajaran memang sangat membantu dalam meningkatkan prestasi akademis siswa, namun hal ini tidak secara otomatis menghasilkan peningkatan kualitas pendidikan, khususnya dalam hal pencapaian hasil belajar. Penting untuk memanfaatkan sarana pembelajaran dengan sebaik-baiknya agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Banyak sekolah di Indonesia masih mengalami kekurangan fasilitas yang diperlukan untuk mendukung proses pembelajaran. Beberapa di antaranya adalah kurangnya akses terhadap lab komputer dan lab praktek, serta kondisi fisik bangunan sekolah banyak yang rusak. Beberapa sekolah memiliki jumlah siswa yang melebihi kapasitas meja dan kursi yang tersedia, sementara yang lain masih kekurangan peralatan teknologi dan dukungan lainnya. Kondisi tersebut menghambat perkembangan pendidikan secara maksimal, karena hanya sekolah dengan fasilitas lengkap yang mampu mengoptimalkan pembelajaran bagi siswanya. Fasilitas yang kurang memadai di sekolah dapat berpengaruh negatif terhadap pencapaian prestasi belajar, hasil belajar dan pemahaman siswa karena pembelajaran yang tidak optimal, yang pada akhirnya tidak mencapai tujuan yang diharapkan. Sebaliknya, dengan fasilitas yang memadai, sekolah dapat mendukung proses belajar-mengajar dengan baik, menjaga motivasi siswa tetap tinggi. 

Model Pembelajaran Yang Tidak Sesuai

Model pembelajaran adalah sebuah proses yang teratur dan sistematis yang digunakan oleh guru atau pendidik untuk menyampaikan materi kepada murid-muridnya. Model pembelajaran sangat penting oleh seorang pendidik agar siswa merasa lebih termotivasi selama proses belajar di dalam kelas. Di samping itu, penggunaan model yang sesuai dapat mencegah siswa merasa bosan atau lelah saat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Model pembelajaran adalah strategi atau pendekatan, taktik yang digunakan dalam proses belajar mengajar di kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Salah satu cara untuk meningkatkan keterlibatan, partisipasi siswa dalam pembelajaran adalah dengan mengganti model pembelajaran yang kurang kurang diminati oleh siswa, contohnya adalah penggunaan model mendengarkan yang cenderung membuat siswa merasa bosan dan kurang menyebabkan mereka menjadi tidak aktif. Pembelajaran menjadi monoton dan menghasilkan rasa kantuk pada siswa. Siswa yang cenderung belajar secara visual merasa bosan dan kesulitan dalam menyerap informasi, sementara bagi siswa yang lebih suka belajar secara auditori, ini mungkin menarik. Evaluasi pembelajaran sulit dikendalikan karena tidak ada tujuan pencapaian yang jelas. Proses pengajaran cenderung hanya fokus pada kata-kata tanpa memberikan pengalaman langsung. Tujuan dari perubahan ini adalah menciptakan suasana pembelajaran di mana siswa menjadi subjek yang aktif dalam proses belajar di kelas dengan cara melakukan eksplorasi dan pemecahan masalah sendiri terhadap konsep yang dipelajari, sementara peran guru lebih fokus pada menjadi motivator dan fasilitator. Yang diharapkan adalah adanya peran yang lebih aktif dari siswa dalam proses pembelajaran. 

Guru harus memiliki keterampilan mendasar untuk memilih model pembelajaran yang cocok dengan tujuan kurikulum dan karakteristik siswa. Kemampuan ini dianggap penting karena keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh kebijaksanaan guru dalam memilih model pembelajaran yang tepat. Saat ceramah, siswa duduk mendengarkan guru menjelaskan materi, kemudian diberi soal latihan. Awalnya, banyak siswa mendengarkan, tapi kemudian mulai bercerita, bermain, bahkan berisik di kelas. Model lain seperti diskusi penggunaan model diskusi yang yang cenderung memerlukan durasi yang lama. Tidak cocok untuk penggunaan berskala besar. Siswa  hanya menerima sejumlah informasi terbatas. Didominasi oleh individu yang gemar berbicara sehingga hanya sebagian siswa yang aktif, sedangkan yang lain cenderung pasif. Guru kurang mengikutsertakan siswa dalam pembelajaran, seperti ketika mereka lebih banyak mendengarkan penjelasan guru dan kurang berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan guru.

Ketidakpastian dalam Kurikulum

Kurikulum adalah serangkaian langkah yang dirancang untuk peserta didik oleh lembaga pendidikan, yang mencakup proses statis dan dinamis serta keterampilan yang diperlukan. Sebagai panduan dalam pelaksanaan pendidikan, kurikulum berperan penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Namun, di lapangan, kurikulum di Indonesia menjadi terlalu kompleks, menyebabkan beban yang berat bagi peserta didik dalam menguasai berbagai materi. Hal ini mengakibatkan pemahaman yang kurang mendalam pada materi yang diajarkan. Perubahan-perubahan yang sering terjadi dalam sistem kurikulum di Indonesia cenderung membatasi pengetahuan yang bisa diperoleh oleh peserta didik dan menghambat kemampuan mereka untuk mengeluarkan potensi secara maksimal. Meskipun sering terjadi perubahan nama, namun esensi atau konsep dasar dari kurikulum jarang mengalami perubahan yang signifikan. Oleh karena itu, perubahan semacam itu hanya memiliki dampak yang minim terhadap kemajuan pendidikan di Indonesia. 

Salah satu cara mengatasi masalah tersebut adalah dengan melakukan perubahan pada sistem-sistem sosial yang terkait dengan bidang pendidikan. Pemerintah perlu meningkatkan sensitivitas terhadap berbagai kondisi pendidikan di seluruh wilayah Indonesia, dan mengambil tindakan konkret untuk meningkatkan kualitas pendidikan sesuai dengan kebutuhan setiap daerah. Peningkatan kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi kemajuan suatu negara memerlukan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat. Di era globalisasi, tuntutan perkembangan dunia menekankan perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional agar dapat bersaing secara sehat dalam berbagai bidang. Dengan meningkatkan kualitas pendidikan, akan dihasilkan sumber daya manusia yang unggul, tercipta, memungkinkan negara ini bersaing secara kompetitif di tingkat global dalam berbagai bidang.







×
Berita Terbaru Update