-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

The Silent Killer: Menelusuri Jejak Fakta Bahaya Rokok Konvensional dan Vape

Jumat, 07 Juni 2024 | Juni 07, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-06-07T23:28:05Z

 

  The Silent Killer: Menelusuri Jejak Fakta Bahaya Rokok Konvensional dan Vape

Nada Nurlaila Irkhamny Hamzah



Merokok dan vaping merupakan dua kebiasaan yang telah menjadi perhatian utama dalam bidang kesehatan, dua-duanya memiliki perbedaan tetapi memiliki dampak berbahaya yang sama bagi kesehatan organ pernapasan. Keduanya telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, terutama di kalangan anak muda. Merokok dan vaping memiliki dampak kesehatan yang serius terhadap kesehatan individu maupun masyarakat secara keseluruhan. Dalam era serba canggih ini semua informasi dapat diakses dengan mudah, penting untuk memahami risiko yang terkait dengan konsumsi rokok dan vape serta bagaimana dampaknya dapat diminimalkan.

Rokok yang telah ada selama berabad-abad lalu telah diidentifikasi sebagai salah satu penyebab utama penyakit tidak menular seperti cancer, penyakit jantung, dan gangguan pernapasan kronis. Rokok mengandung ribuan bahan kimia berbahaya termasuk nikotin yang bersifat candu bagi pemakainya. Nikotin adalah zat psikoaktif yang memicu ketergantungan fisik dan psikologis yang kuat. Selain kandungan nikotin yang terdapat pada rokok, asap rokok juga mengandung tar, karbon monoksida, formaldehida, dan sejumlah besar senyawa kimia beracun lainnya yang dapat merusak organ tubuh seseorang.

Mengkonsumsi rokok tidak hanya berbahaya bagi perokok aktif tetapi juga mereka yang terpapar asap rokok atau sebagai perokok pasif. Perokok pasif terutama anak-anak maupun non-perokok lainnya yang tinggal bersama perokok aktif berisiko mengalami masalah kesehatan serius termasuk gangguan pernapasan ringan seperti asma bahkan gangguan pernapasan kronis seperti kanker paru-paru. Oleh karena itu, kontrol asap telah menjadi fokus penting dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat.

Disisi lain vaping atau penggunaan rokok elektrik telah menjadi trend yang semakin populer terutama di kalangan remaja, dewasa maupun anak-anak. Vape atau rokok elektrik umumnya dianggap sebagai alternatif yang lebih aman daripada rokok konvensional karena tidak menghasilkan asap tembakau, namun pandangan mengenai hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Menurut dr. Agus Dwi Susanto Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)  keduanya sama-sama mengandung nikotin, karsinogen, serta bahan berbahaya lainnya yang berisiko membahayakan kesehatan organ paru-paru. Nikotin yang termasuk kedalam zat kimia yang sangat berbahaya dapat menyebabkan kecanduan apapun bentuknya baik dalam rokok konvensional maupun rokok elektrik. Banyak komponen dalam rokok konvensional yang tidak terdapat pada rokok elektrik begitu juga sebaliknya, tetapi keduanya sama-sama dapat menyebabkan kecanduan (adiksi).

Menurut penelitian yang dilakukan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dan Rumah Sakit Persahabatan di tahun 2018 pada 71 subjek laki-laki menunjukkan hasil bahwa sebanyak 76,5% pengguna rokok elektrik mempunya ketergantungan nikotin. Prevalensi pengguna rokok elektrik di Indonesia telah mengalami peningkatan yakni dari 0,3% di tahun 2011 naik menjadi 1,2% di tahun 2016, kemudia di tahun 2018 naik hingga 10,9%. Fakta yang dikutip dari hasil penelitian National Academies of Science, Engineering and Medicine yang dipublikasikan pada Januari 2018 bahwa rokok elektrik dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru dan penyakit jantung. Rokok elektrik juga diklaim dapat meningkatkan risiko kanker bila digunakan sejak dini atau dalam masa anak-anak. Tidak hanya kanker dan penyakit jantung, dampak rokok elektrik maupun konvensional juga dapat menyebabkan infeksi peradangan.

Dalam beberapa tahun belakangan, peredaran rokok elektrik (vape) di Indonesia semakin luas dan mudah didapatkan. Bahkan ada kecenderungan bahwa rokok ini juga mulai menyebar di kalangan anak-anak. Hal tersebut tidak terlepas dari tarif harga yang terjangkau untuk anak-anak. Namun demikian, pola pikir masyarakat yang menaggap rokok elektrik (vape) lebih aman dibandingkan rokok konvensional yang menjadi alasan utama mengapa begitu mudahnya produk HPTL (Hasil Produk Tembakau Lainnya) ini diterima oleh masyarakat. Vape atau rokok elektrik mengandung cairan yang didalamnya mengandung nikotin, zat kimia, dan zat aditif lainnya. Meskipun dalam kadar yang lebih rendah dibandingkan dengan rokok konvensional nikotin dalam cairan vape masih dapat menyebabkan ketergantungan dan berbagai gangguan kesehatan. Selain itu, cairan vape dapat mengandung bahan kimia berbahaya seperti formaldehida dan senyawa organik volatil lainnya yang terbentuk selama proses pemanasan.

Selain dapat menyebabkan gangguan kesehatan vape juga memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Botol cairan vape, baterai, dan komponen lainnya sering kali dibuang secara tidak tepat sehingga dapat menyebabkan polusi lingkungan dan berbahaya bagi satwa liar dan ekosistem. Perlu dilakukan pendekatan mendalam mengenai cara mengatasi masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh rokok konvensional maupun rokok elektrik (vape). Solusi pencegahan harus mencakup edukasi mengenai risiko gangguan kesehatan, kebijakan publik yang membatasi akses dan iklan produk tembakau, serta dukungan bagi individu yang ingin berhenti merokok maupun vaping. Program-program pencegahan harus ditujukan pada semua kalangan untuk mengurangi prevalensi merokok dan vaping. Sekolah, keluarga, dan komunitas masyarakat dapat berperan penting dalam memberikan informasi mengenai bahaya rokok konvensional dan rokok elektrik (vape) serta menyediakan sumber daya dan dukungan bagi individu yang ingin berhneti menggunakan produk tembakau.

Selain itu, penting untuk terus melakukan penelitian mengenai dampak jangka panjang penggunaan rokok konvensional maupun rokok elektrik (vape) terhadap kesehatan. Data ilmiah yang kuat akan membantu membentuk kebijakan publik yang efektif dalam melindungi masyarakat dari dampak buruk mengkonsumsi tembakau. Dengan kesadaran yang meningkat mengenai risiko kesehatan yang terkait dengan rokok dan vape diharapkan akan terjadi penuruan jumlah perokok dan pengguna vape di seluruh dunia. Upaya bersama dari pemerintah, lembaga kesehatan, serta masyarakat umum diperlukan untuk menciptakan lingkungan dimana rokok dan vape bukan lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius. Merokok adalah cara cepat untuk menderita, mulailah bahagia dengan hidup tanpa rokok.

Membebaskan diri dari ancaman "silent killer" membutuhkan usaha kolektif dan berkelanjutan. Peningkatan edukasi dan kampanye antirokok harus dilakukan secara masif, menjangkau semua lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Penegakan regulasi yang ketat juga diperlukan untuk membatasi akses dan penjualan rokok serta vape, khususnya bagi anak di bawah umur. Membangun budaya hidup sehat menjadi kunci utama. Menggalakkan aktivitas fisik, kegiatan positif, dan mencari alternatif hiburan yang lebih bermanfaat dapat membantu masyarakat menghindari rokok dan vape. Masa depan tanpa asap bukan lagi impian. Dengan tekad dan komitmen bersama, kita bisa memutus rantai bahaya "silent killer", menciptakan kehidupan yang lebih sehat dan sejahtera bagi generasi mendatang.

Rokok konvensional dan vape pantas disebut "silent killer" karena dampak negatifnya terhadap kesehatan. Meskipun vape sering dipromosikan sebagai pilihan yang lebih aman, bukti ilmiah menunjukkan bahwa vape juga memiliki risiko kesehatan yang serius. Kita perlu memahami bahaya dari kedua produk ini dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi penggunaannya. Kerja sama antara pemerintah, organisasi kesehatan, dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan mengurangi beban penyakit akibat merokok dan vaping. Bersama-sama, mari kita wujudkan Indonesia bebas asap dan lepaskan generasi muda dari jeratan "silent killer".

×
Berita Terbaru Update