Penulis: Sintia Nur Aini (2023015135)
Menara Siger, Simbol Identitas Diujung Tenggara Lampung
Menara Siger yang terletak di Bukit Gamping, Bakauheni, Lampung Selatan, berdiri kokoh setinggi 110 meter dan ukuran luas 50 x 11 meter di atas permukaan laut, menghadap langsung ke pintu gerbang Pelabuhan Bakauheni, Menara ini menghadirkan enam lantai yang penuh dengan pengetahuan mengenai kekayaann wisata, kebudayaan, jejak sejarah serta potensi yang dimiliki oleh Lampung. Menara ini tidak hanya menjadi landmark Provinsi Lampung, tetapi juga menandai titik kilometer nol di bagian selatan Pulau Sumatera. Diresmikan pada 30 April 2008 oleh Gubernur Sjahroedin Z.P., Menara Siger memiliki bentuk yang khas dengan sembilan kerucut berwarna kuning keemasan yang tersusun memanjang. Desain ini terinspirasi dari mahkota pengantin wanita dalam adat Lampung, dengan sembilan pucuk sebagai representasi dari sembilan bahasa yang ada dalam budaya Lampung. Kerucut di bagian tengah yang lebih besar dan lebih tinggi melambangkan puncak dari Menara ini. Mahkota tersebut menjadi simbol dari kemuliaan, kehormatan, dan keberanian yang luhur.
Menara ini dirancang oleh Ir. H. Anshori Djausal M.T., seorang arsitek asal Lampung, dengan konsep yang sangat unik. Struktur bangunannya menggunakan teknik ferrocement, yang menghasilkan rangka mirip jejaring laba-laba yang kokoh dan mampu menahan guncangan serta angin kencang. Baik bagian interior maupun eksteriornya banyak mengadopsi motif kain tapis, yang merupakan salah satu simbol budaya Lampung. Menara ini dapat terlihat dari jauh ketika Anda melewati jalur dari Pelabuhan Merak menuju Bakauheni, menjadi penanda bahwa Anda akan segera tiba di Lampung. Sesampainya di Bakauheni, Anda bisa singgah sejenak di menara ini untuk menikmati pemandangan indah pantai di ujung Pulau Sumatra. Jika Anda datang saat subuh dan cuaca cerah, Anda dapat menikmati keindahan matahari terbit yang tampak dari sisi timur Menara Siger.
.jpg)
