-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Pemanfaatan Teknologi Digital dalam Meningkatkan Aksesibilitas Pembelajaran untuk Siswa Berkebutuhan Khusus

Minggu, 13 April 2025 | April 13, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-13T22:11:09Z

Pemanfaatan Teknologi Digital dalam Meningkatkan Aksesibilitas Pembelajaran untuk Siswa Berkebutuhan Khusus

Rindi Rizkiningrum 

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 

Email: rndningrum@gmail.com




Pendahuluan 

Di era digital yang berkembang pesat saat ini, teknologi telah menjadi bagian integral dari kehidupan manusia. Perkembangan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi tidak hanya memberikan pengaruh terhadap sektor industri dan ekonomi, melainkan juga memberikan dampak yang signifikan dalam berbagai aspek sosial, termasuk dalam bidang pendidikan. Dalam konteks pendidikan, teknologi tidak sekadar dianggap sebagai ilmu pengetahuan, melainkan juga sebagai sumber informasi dan media pembelajaran yang mampu memenuhi kebutuhan belajar saat ini. Saat ini, teknologi berperan penting dalam mendukung proses pembelajaran yang lebih efektif, efisien, dan inklusif. Salah satu manfaat positif dari penggunaan teknologi digital adalah kemudahan akses pendidikan untuk semua siswa, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus.

Media pembelajaran memegang peranan penting dalam dunia pendidikan, di mana media tersebut membantu pendidik menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami oleh siswa. Dengan menggunakan media pembelajaran yang inovatif dan relevan, minat siswa terhadap pembelajaran dapat meningkat, di samping pemahaman mereka terhadap materi yang diajarkan. Pemilihan media yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar (Supriyah, 2019). Dengan pemilihan media yang tepat, siswa dapat lebih memahami materi pembelajaran dan mendapatkan pengertian yang lebih mendalam tentang subjek yang sedang dipelajari. Terdapat berbagai jenis media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, termasuk media visual, audio, dan audiovisual. Setiap jenis media memiliki manfaatnya masing-masing untuk mendukung aktivitas belajar mengajar. Media visual, misalnya, memanfaatkan elemen seperti gambar, grafik, diagram, poster, atau komik digital. Komik digital yang menarik, ketika dikombinasikan dengan teks, dapat menyampaikan informasi dengan efektif. Demikian pula, media audio mengandalkan suara sebagai sarana untuk menyampaikan informasi, seperti rekaman audio, podcast, atau narasi langsung dari guru yang menjelaskan suatu konsep.

Dalam dunia pendidikan, teknologi digital menawarkan solusi strategis untuk mengatasi beragam tantangan terkait penyediaan pendidikan yang merata dan berkualitas.Melalui pemanfaatan perangkat digital, aplikasi pembelajaran, serta platform daring, guru dapat menyampaikan materi dengan cara yang lebih interaktif dan adaptif sesuai dengan kebutuhan setiap siswa. Teknologi juga memfasilitasi personalisasi dalam pembelajaran yang sebelumnya sulit dicapai dengan metode konvensional.

Hak atas pendidikan yang setara bagi semua siswa, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus, harus menjadi prioritas dalam sistem pendidikan. Sistem pendidikan harus dirancang untuk memenuhi kebutuhan di setiap lingkungan belajar, terutama bagi anak-anak dengan gangguan belajar. Kebutuhan siswa berkebutuhan khusus mencakup metode pengajaran yang sesuai, pelatihan khusus bagi guru, media pembelajaran yang tepat, serta fasilitas yang memadai.

Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmennya terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif melalui berbagai kebijakan dan peraturan perundang-undangan. Salah satunya adalah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menegaskan bahwa setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan tanpa diskriminasi, termasuk bagi peserta didik yang berkebutuhan khusus. Kebijakan ini menjadi landasan dalam upaya mengintegrasikan siswa berkebutuhan khusus ke dalam sistem pendidikan nasional. Pelaksanaan pendidikan inklusif memerlukan keterlibatan banyak pihak, termasuk peran teknologi pembelajaran dalam desain kurikulum dan solusi untuk tantangan dalam pendidikan inklusif.

Dalam pelaksanaannya, media pembelajaran memiliki peran yang sangat penting sebagai jembatan antara materi pembelajaran dan peserta didik. Media yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan siswa berkebutuhan khusus harus memperhatikan karakteristik dan kebutuhan individu masing-masing. Oleh karena itu, sangat penting untuk menciptakan proses belajar yang efektif dan menyenangkan. Dengan munculnya teknologi digital, pengembangan media pembelajaran yang lebih adaptif dan kreatif menjadi mungkin, sehingga dapat meningkatkan partisipasi serta hasil belajar siswa berkebutuhan khusus.

Artikel ini bertujuan untuk mengembangkan teknologi yang dapat diterapkan dalam pendidikan inklusif, memberikan peluang yang lebih besar bagi semua siswa, terutama mereka yang membutuhkan perhatian khusus. Teknologi memungkinkan para guru untuk menggunakan media pendidikan dalam proses pengajaran. Dengan bantuan teknologi, pembelajaran bagi siswa berkebutuhan khusus dapat disesuaikan dengan kebutuhan mereka, sehingga pemahaman siswa dapat ditingkatkan dan kualitas pembelajaran pun dapat diperbaiki.

Kajian Teori

  1. Teknologi Digital dalam Dunia Pendidikan

Teknologi digital memberikan dampak signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Teknologi tidak hanya berfungsi sebagai alat pembelajaran, melainkan juga sebagai sumber data, media, dan lingkungan belajar. Perangkat digital seperti komputer, tablet, serta aplikasi pembelajaran yang berbasis dalam jaringan telah menjadi alat yang efektif dalam meningkatkan efisiensi dan fleksibilitas dalam proses pembelajaran (Munir, 2017).

  1. Media Pembelajaran dan Perannya dalam Proses Belajar Mengajar

Media pembelajaran mencakup berbagai alat dan bahan yang digunakan oleh pendidik untuk menyampaikan informasi pembelajaran kepada peserta didik. Dengan pemanfaatan media pembelajaran yang tepat, proses pembelajaran dapat berlangsung dengan lebih efektif dan efisien. Media pembelajaran berfungsi untuk membantu siswa dalam memahami informasi dengan lebih efektif, karena menyajikan informasi dalam bentuk visual, audio, serta audiovisual. Menurut Supriyah (2019), media yang inovatif dan relevan dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar serta memfasilitasi pemahaman yang lebih mendalam. Pemilihan media yang sesuai dengan kebutuhan siswa berkebutuhan khusus sangat penting untuk meningkatkan hasil belajar mereka.

  1. Pendidikan Inklusif dan Kebijakan Pemerintah

Pendidikan inklusif merupakan pendekatan yang bertujuan untuk memastikan bahwa semua anak, termasuk anak berkebutuhan khusus, memperoleh akses yang setara terhadap pendidikan yang berkualitas. Pemerintah Indonesia telah mengatur hal ini dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menegaskan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan tanpa diskriminasi. Selain itu, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 mengenai Penyandang Disabilitas juga memperkuat hak penyandang disabilitas untuk memperoleh pendidikan yang layak. Undang-undang ini juga mewajibkan satuan pendidikan untuk menyediakan akomodasi yang sesuai dan layanan pendukung yang memadai.

  1. Pemanfaatan Teknologi untuk Siswa Berkebutuhan Khusus

Penggunaan teknologi dalam konteks pendidikan inklusif merupakan salah satu strategi yang diadopsi untuk menghadapi tantangan dalam penyediaan pendidikan yang adil. Teknologi bantu, seperti perangkat pembaca layar, perangkat lunak text-to-speech, aplikasi pembelajaran visual, serta perangkat komunikasi alternatif, dapat berfungsi sebagai alat yang sangat berharga bagi para siswa yang mengalami gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, serta kesulitan belajar lainnya. Teknologi ini memungkinkan pendidik untuk menyesuaikan metode pembelajaran mereka agar sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa, sehingga membuat proses pembelajaran menjadi lebih personal, fleksibel, dan efektif. Teknologi juga mendorong siswa untuk belajar secara mandiri dan berpartisipasi dalam lingkungan yang terintegrasi. Dengan menggunakan media yang tepat, siswa dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam memahami pelajaran.


Pembahasan

Teknologi menyediakan berbagai media yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembelajaran anak-anak dengan kebutuhan khusus. Sebagai media pembelajaran, teknologi berfungsi untuk membantu siswa dengan kebutuhan khusus menghadapi berbagai tantangan di sekolah inklusif dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih mendukung. berdasarkan beberapa hasil penelitian, terdapat lima gagasan tentang cara teknologi berbasis pembelajaran dapat membantu siswa berkebutuhan khusus dalam proses belajar di sekolah inklusif.

Pengubah suara dan teknologi Text-To-Speech (TTS) merupakan inovasi dalam bidang kecerdasan buatan yang memiliki potensi signifikan dalam proses pembelajaran anak inklusif, khususnya bagi anak-anak dengan disleksia dan tunanetra. Kedua teknologi tersebut memiliki kemampuan untuk mengubah cara orang belajar bahasa Indonesia.  Siswa diberikan kesempatan untuk berlatih pengucapan dengan menggunakan perangkat pengubah suara, yang mampu memodifikasi suara mereka agar lebih mirip dengan penutur asli bahasa Indonesia. Hal ini berpotensi meningkatkan keterampilan berbicara serta kepercayaan diri siswa tunanetra secara substansial.

Dalam proses pembelajaran, penggunaan teknologi Text-To-Speech (TTS) sangat bermanfaat bagi siswa tunanetra karena dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang materi pelajaran. Siswa tunanetra dapat mendengarkan informasi dengan lancar tanpa memerlukan bantuan dari orang lain, mengingat bahwa TTS dapat mengubah teks tertulis menjadi suara. Teknologi Text-To-Speech (TTS) sangat berperan penting bagi kelompok kecil individu tunanetra dan disleksia, karena membantu mereka dalam menggunakan perangkat elektronik dan memperbaiki komunikasi dengan teman serta keluarga.

Teknologi TTS dapat menghasilkan suara yang semakin menyerupai bahasa manusia, yang sangat membantu anak-anak dengan kebutuhan khusus seperti tunanetra dan disleksia. Dengan menggunakan teknologi ini, anak-anak dapat lebih fokus pada pemahaman materi daripada menghadapi kesulitan saat membaca teks tertulis. Selain itu, TTS juga dapat membantu dalam membangun keterampilan mendengar dan pemahaman bahasa, yang merupakan elemen penting bagi anak-anak dengan keterbatasan dalam perkembangan bahasa atau komunikasi.

Penulisan Braille merupakan bagian integral dari kurikulum untuk anak-anak tunanetra. Anak-anak umumnya diajarkan metode penulisan sebelum mereka belajar membaca Braille. Braille merupakan sistem tulisan yang terdiri dari susunan titik-titik yang dapat dibaca oleh individu tunanetra atau mereka yang mengalami gangguan penglihatan melalui perabaan jari. Saat ini, teknologi Braille telah mengalami kemajuan yang signifikan. Inovasi dalam teknologi Braille dibuat untuk memenuhi kebutuhan unik siswa tunanetra. Dalam proses pembelajaran, perangkat Braille yang berbasis teknologi telah terbukti memberikan kontribusi yang signifikan bagi siswa. Dengan memanfaatkan perangkat ini, siswa memiliki kemampuan untuk mengakses teks Braille serta modul audio yang menyajikan materi sesuai dengan teks yang ditampilkan. Dengan cara ini, siswa tunanetra dapat melakukan pembelajaran secara mandiri dan interaktif melalui media pembelajaran yang berbasis teknologi Braille, yang pada gilirannya akan meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi ajar.

Program pembaca layar, yang dikenal dengan nama Non-Visual Desktop Access (NVDA), adalah suatu perangkat lunak yang dirancang khusus untuk individu dengan gangguan penglihatan. Program ini memungkinkan pengguna untuk mendengarkan teks yang ditampilkan di layar komputer. Sebagai perangkat pembaca layar yang bersifat open source, Non-Visual Desktop Access (NVDA) bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas serta kualitas pembelajaran bagi anak-anak tunanetra, terutama seiring dengan perkembangan teknologi yang terus berlanjut. Dengan mengonversi teks yang ditampilkan di layar komputer menjadi suara, NVDA memberikan bantuan kepada anak-anak tunanetra untuk mengakses informasi secara mandiri. Teknologi ini memberikan kesempatan kepada siswa tunanetra untuk mempelajari keterampilan membaca, menulis, dan berhitung, serta berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran yang sering kali sulit dijangkau oleh mereka. Dengan bantuan NVDA, pembelajaran jarak jauh menjadi lebih mudah, mandiri, dan inklusif.

Dengan pesatnya perkembangan teknologi, saat ini para pendidik dan peserta didik memiliki kemampuan untuk mengakses materi pembelajaran secara daring serta memanfaatkan berbagai sumber informasi online guna memperluas pengetahuan dan wawasan mereka. Teknologi juga mencakup aplikasi dan perangkat lunak yang mendukung komunikasi, yang sangat bermanfaat bagi individu yang memerlukan bantuan dalam proses pembelajaran, seperti anak-anak yang mengalami keterbatasan pendengaran. Untuk mengajar anak-anak tunawicara, berbagai teknologi seperti komputer, proyektor, telepon, dan tablet dapat digunakan. Sebagai contoh, komputer dan proyektor dapat dimanfaatkan untuk menampilkan gambar, video, serta animasi yang akan mempermudah pemahaman konsep secara visual. Aplikasi edukatif yang dapat diunduh pada perangkat ponsel atau tablet menyediakan latihan interaktif serta permainan yang menarik.

Selain itu, teknologi ini memudahkan akses dan mempercepat sumber belajar online, sehingga anak tunawicara dapat memperluas pengetahuan mereka. Dengan adanya bantuan dari guru dan orang tua, penggunaan media harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan anak tunawicara. Dengan teknologi ini, proses pembelajaran menjadi lebih menari, interaktif, dan efektif bagi anak tunawicara.

Seringkali, proses belajar berpusat pada kemampuan siswa dalam menghafal data, di mana otak mereka dipaksa untuk menyimpan berbagai materi yang diberikan oleh guru. Pendekatan metode ini seringkali, tidak meningkatkan pemahaman yang mendalam dan rasa ingin tahu siswa.  Oleh karena itu, diperlukan seuatu pendekatan pembelajaran yang lebih inovatif. Teknologi Augmented Reality (AR) menawarkan solusi yang meningkatkan aksesibilitas dan efektivitas pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus dengan membuat lingkungan belajar yang menarik dan adaptif. Augmented Reality (AR) juga memberikan kepada siswa pengalaman langsung yang lebih kontekstual dalam proses pembelajaran. Melalui penerapan Augmented Reality (AR), visualisasi interaktif dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mengatasi tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran konvensional, seperti kesulitan dalam memahami konsep-konsep abstrak dan permasalahan yang berkaitan dengan interaksi fisik. AR juga dapat menyesuaikan tantangan materi, menyediakan instruksi dalam berbagai format, dan menciptakan pengalaman belajar yang lebih inklusif dengan memungkinkan anak-anak dengan disabilitas dan autisme berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran. 

Namun, implementasi teknologi dalam pembelajaran siswa berkebutuhan khusus adalah sebuah tantangan. Beberapa tantangan di antaranya termasuk keterbatasan infrastruktur, kurangnya pelatihan untuk guru dalam penggunaan teknologi pembelajaran, dan keterbatasan di beberapa wilayah untuk mendapatkan akses ke perangkat digital. Untuk mengatasi tantangan ini, seluruh pihak perlu bekerja sama agar pemanfaatan teknologi dapat memberikan manfaat yang optimal bagi seluruh siswa. Secara keseluruhan, teknologi digital memainkan peran penting dalam membangun sistem pembelajaran yang lebih inklusif dan ramah terhadap perbedaan. Dengan memanfaatkan potensi teknologi yang tersedia serta memperoleh dukungan dari kebijakan yang tepat, pelaksanaan pendidikan bagi siswa berkebutuhan khusus dapat dilakukan dengan lebih baik. Hal ini merupakan langkah penting menuju terciptanya pendidikan yang adil dan berkualitas bagi semua siswa di negara ini.


Kesimpulan 

Teknologi memainkan peran penting dalam mendukung pembelajaran anak-anak berkebutuhan khusus di lingkungan sekolah inklusif. Berbagai inovasi, di antaranya teknologi Text-to-Speech (TTS), pengubah suara, perangkat Braille berbasis teknologi, Non-Visual Desktop Access (NVDA), serta aplikasi pembelajaran yang bersifat visual dan interaktif, termasuk Augmented Reality (AR), telah terbukti efektif dalam meningkatkan aksesibilitas, pemahaman, dan partisipasi aktif siswa berkebutuhan khusus, termasuk mereka yang mengalami tunanetra, disleksia, tunawicara, dan autisme. Teknologi ini tidak hanya memfasilitasi proses pembelajaran yang lebih mandiri dan interaktif, tetapi juga memperluas cakupan materi dan metode pengajaran yang tersedia. Namun, penerapan teknologi dalam pendidikan inklusif masih menghadapi berbagai tantangan, antara lain keterbatasan infrastruktur, kurangnya pelatihan bagi para pendidik, serta akses terhadap perangkat di sejumlah wilayah tertentu. Oleh karena itu, kolaborasi antara pendidik, pemerintah, dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk memastikan teknologi benar-benar dimanfaatkan secara optimal dalam menciptakan sistem pembelajaran yang adil, inklusif, dan berkualitas bagi semua siswa.



Daftar Pustaka


Al-Azhar. (2021). Pendidikan Inklusif dan Teknologi Pembelajaran untuk Siswa Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azizah, Nur. Hendriyani, Wiwin. (2024). Implementasi Penggunaan Teknologi Digital Sebagai Media Pembelajaranpada Pendidikan Inklusi Di Indonesia. Jurnal Education, 10(2), 647-649. 

Inayah, Yeti. Prasetyo, Teguh. (2025). Meningkatkan Kualitas Belajar Melalui Teknologi Sebagai Media Pembelajaran Untuk Anak Yang Berkebutuhan Khusus. Jurnal Manajemen Pendidikan, 7(1), 69-74.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). (2020). Panduan Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. 

Munir. (2017). Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Paramansyah, Arman. Ridhaulipasya, P. M. (2024). Pendidikan Inklusif Dalam Era Digital. Bandung:Widina Media Utama.

Sapriyah.  (2019).  Peran Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar. Diklat Review:  Jurnal Manajemen Pendidikan Dan Pelatihan, 2(1), 470–477.

Sugiyo, & Septian, F.  (2022).  Model Pembelajaran Pemrograman Bahasa C++ untuk Tunanetra dengan Metode Problem Based Learning. Jurnal Maklumatika, 8(2), 119–125.

Supriyah, L. (2019). “Pengaruh Media Pembelajaran terhadap Pemahaman Materi Siswa Berkebutuhan Khusus di Sekolah Dasar Inklusif”. Jurnal Pendidikan Khusus, 15(2), 101–110.

Suwahyo, B. W., Setyosari, P., & Praherdiono, H. (2022). Pemanfaatan Teknologi Asistif dalam Pendidikan Inklusif Article Info Abstrak. Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, 7(1), 51–63.


×
Berita Terbaru Update