-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

PENDEKATAN STRATEGIS UNTUK GURU DALAM MENANGANI SISWA DENGAN KESULITAN EMOSIONAL DAN PERILAKU PADA SETTING PENDIDIKAN INKLUSIF

Rabu, 16 April 2025 | April 16, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-17T03:06:07Z

 



PENDEKATAN STRATEGIS UNTUK GURU DALAM MENANGANI SISWA DENGAN KESULITAN EMOSIONAL DAN PERILAKU PADA SETTING PENDIDIKAN INKLUSIF


Oleh: Aqela Kesa Putri/2022015108

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Email: aqilakesya06@gmail.com 





  1. Pendahuluan


Sistem pendidikan Indonesia telah mengadopsi paradigma inklusif yang mengakomodasi beragam peserta didik, termasuk mereka dengan kesulitan emosional dan perilaku. Penerapan pendidikan inklusif tidak sekadar menyediakan akses belajar universal, tetapi juga menjamin proses pembelajaran berkualitas yang memenuhi kebutuhan spesifik tiap anak. Dalam konteks ini, guru memiliki posisi vital sebagai ujung tombak yang berinteraksi langsung dengan siswa dalam aktivitas kelas sehari-hari.


Peserta didik dengan hambatan emosional dan perilaku menghadapi tantangan khusus dalam pembelajaran. Mereka sering kesulitan mengatur emosi, menjalin interaksi sosial, atau mematuhi tata tertib kelas yang berdampak pada prestasi akademik dan adaptasi sosial mereka. Tantangan ini memengaruhi bukan hanya siswa bersangkutan, tetapi juga suasana kelas secara menyeluruh. Dengan demikian, guru membutuhkan metode yang tepat untuk mendampingi siswa tersebut tanpa mengurangi kualitas pembelajaran untuk siswa lainnya.


Penelitian Suteja dan Puspitasari (2022) menunjukkan bahwa keberhasilan pendidikan inklusif sangat tergantung pada kesiapan dan kemampuan guru dalam mengakomodasi kebutuhan siswa yang beragam. Tarnoto (2019) juga menemukan bahwa salah satu kendala utama dalam pelaksanaan pendidikan inklusif adalah terbatasnya pengetahuan dan keterampilan guru dalam menangani siswa berkebutuhan khusus, terutama yang memiliki kesulitan emosional dan perilaku.


Artikel ini bertujuan menganalisis berbagai strategi efektif yang dapat diimplementasikan guru untuk mendampingi siswa dengan hambatan emosional dan perilaku dalam lingkungan inklusif. Pembahasan meliputi pendekatan proaktif dan reaktif, penyesuaian lingkungan kelas, implementasi dukungan perilaku positif, kerja sama multiprofesional, dan pengembangan kompetensi sosial-emosional. Dengan pemahaman komprehensif tentang strategi-strategi ini, diharapkan guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, mendukung, dan kondusif bagi perkembangan optimal seluruh siswa.


  1. Pembahasan


  1. Identifikasi dan Asesmen Awal


Tahap pertama dalam mendampingi siswa dengan hambatan emosional dan perilaku adalah melakukan identifikasi dan asesmen menyeluruh. Guru perlu memahami karakteristik, kebutuhan, dan pola perilaku siswa sebelum merancang intervensi yang sesuai. Aprilia (2020) menyatakan bahwa asesmen yang tepat menjadi dasar pengembangan program pendidikan individu yang efektif. Asesmen ini tidak hanya fokus pada identifikasi masalah, tetapi juga menggali kekuatan dan potensi siswa yang dapat menjadi modal dalam proses pembelajaran.


Proses asesmen mencakup observasi sistematis, wawancara dengan orang tua dan profesional terkait, serta penggunaan instrumen asesmen standar. Rudiyati dkk. (2020) menekankan pentingnya pendekatan kolaboratif dalam proses asesmen, dimana guru berkolaborasi dengan psikolog, terapis, dan tenaga profesional lainnya untuk mendapatkan gambaran komprehensif tentang kebutuhan siswa.


  1. Membangun Lingkungan Kelas yang Mendukung


Lingkungan kelas yang terstruktur, konsisten, dan suportif merupakan komponen penting dalam mendukung siswa dengan hambatan emosional dan perilaku. Pratiwi (2020) menjelaskan bahwa guru perlu menciptakan atmosfer kelas positif melalui penerapan strategi pengelolaan kelas yang efektif. Ini meliputi pengaturan fisik ruang kelas, penetapan rutinitas dan ekspektasi yang jelas, serta implementasi aturan yang konsisten.


Adaptasi lingkungan fisik dapat meliputi penyediaan zona tenang dimana siswa dapat menenangkan diri ketika mengalami emosi yang kuat. Area ini dilengkapi dengan alat bantu regulasi diri seperti bantal empuk, perangkat sensori, atau kartu strategi pengendalian emosi. Selain itu, pengaturan tempat duduk juga perlu dipertimbangkan untuk mengurangi gangguan dan mengoptimalkan kesempatan belajar.


  1. Meningkatkan Keterampilan Sosial-Emosional


Siswa dengan hambatan emosional dan perilaku sering mengalami kesulitan dalam memahami dan mengelola emosi, serta berinteraksi dengan teman sebaya. Karenanya, pengajaran eksplisit tentang keterampilan sosial-emosional sangat penting. Dwi Herlinda dan Praptiningrum (2021) menjelaskan bahwa pengajaran keterampilan ini dapat dilakukan melalui aktivitas terstruktur seperti bermain peran, cerita sosial, atau diskusi kelompok.


Wardani dan Harjono (2021) menambahkan bahwa pendekatan mindfulness dapat menjadi metode efektif bagi guru dalam membantu siswa mengelola emosi dan perilaku mereka. Praktik mindfulness sederhana, seperti pernapasan dalam atau body scan, dapat diajarkan kepada siswa sebagai strategi regulasi diri.


  1. Kolaborasi Multiprofesional dan Kemitraan dengan Keluarga


Pendampingan siswa dengan hambatan emosional dan perilaku memerlukan pendekatan kolaboratif yang melibatkan berbagai pihak. Martika dan Salim (2021) menekankan pentingnya kerja sama antara guru kelas, guru pendamping khusus, psikolog, terapis, dan profesional lainnya dalam merancang dan menerapkan intervensi yang komprehensif.


Kemitraan dengan keluarga juga merupakan elemen krusial dalam pendampingan siswa dengan hambatan emosional dan perilaku. Komunikasi rutin dan terbuka dengan orang tua/wali siswa memungkinkan konsistensi penanganan antara di sekolah dan di rumah. Guru dapat berbagi strategi efektif dengan orang tua dan sebaliknya, sehingga tercipta lingkungan yang mendukung perkembangan siswa secara holistik.


  1. Pengembangan Profesional Berkelanjutan


Kompleksitas dalam menangani siswa dengan hambatan emosional dan perilaku mengharuskan guru untuk terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka. Tarnoto (2019) menemukan bahwa salah satu tantangan utama dalam implementasi pendidikan inklusif adalah kurangnya pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru. Oleh karena itu, sekolah perlu memfasilitasi kesempatan bagi guru untuk mengikuti pelatihan, lokakarya, atau seminar terkait strategi penanganan siswa dengan hambatan emosional dan perilaku.


  1. Kesimpulan


Mendampingi siswa dengan hambatan emosional dan perilaku dalam lingkungan inklusif memerlukan pendekatan komprehensif dan beragam strategi. Guru memegang peran krusial dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang akomodatif dan suportif bagi semua siswa, termasuk mereka yang menghadapi tantangan emosional dan perilaku.


Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa strategi efektif dalam mendampingi siswa dengan hambatan emosional dan perilaku meliputi identifikasi dan asesmen yang akurat, pembentukan lingkungan kelas yang terstruktur dan mendukung, implementasi pendekatan Dukungan Perilaku Positif, pengembangan keterampilan sosial-emosional, kolaborasi multiprofesional, serta pengembangan profesional berkelanjutan. Strategi-strategi ini perlu diterapkan dengan fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan individual siswa.


Penerapan strategi tersebut membutuhkan dedikasi, kesabaran, dan konsistensi dari guru. Perlu diingat bahwa perubahan perilaku memerlukan waktu dan proses yang berkelanjutan. Oleh karena itu, guru perlu memiliki ekspektasi realistis dan mengapresiasi setiap kemajuan kecil yang dicapai siswa.


Keberhasilan pendampingan siswa dengan hambatan emosional dan perilaku tidak hanya diukur dari berkurangnya perilaku bermasalah, tetapi juga dari meningkatnya partisipasi dan prestasi akademik, berkembangnya keterampilan sosial-emosional, serta terciptanya lingkungan kelas yang inklusif dan saling mendukung. Dengan pendekatan yang tepat dan komitmen untuk terus belajar dan beradaptasi, guru dapat menjadi fasilitator perubahan positif bagi siswa dengan hambatan emosional dan perilaku.


Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan dan menguji efektivitas berbagai strategi intervensi dalam konteks pendidikan inklusif di Indonesia. Selain itu, dibutuhkan juga dukungan sistem yang lebih luas, termasuk kebijakan pendidikan yang mendukung, alokasi sumber daya yang memadai, dan peningkatan kapasitas tenaga pendidik melalui program pengembangan profesional berkelanjutan.


Penting untuk diingat bahwa pendidikan inklusif bukan sekadar penempatan fisik siswa berkebutuhan khusus ke dalam kelas reguler, tetapi merupakan transformasi sistem pendidikan untuk mengakomodasi kebutuhan beragam semua siswa. Dalam konteks ini, strategi pendampingan siswa dengan hambatan emosional dan perilaku tidak hanya bermanfaat bagi siswa tersebut, tetapi juga memperkaya pengalaman belajar seluruh komunitas sekolah dan membangun fondasi bagi masyarakat yang lebih inklusif, toleran, dan menghargai keberagaman.














































Referensi


Sunardi, S., Maryadi, M., & Sugini, S. (2022). Strategi penanganan anak berkebutuhan khusus dengan gangguan perilaku dan emosi di sekolah inklusif. Jurnal Pendidikan Khusus.


Hidayat, R., & Marlina, M. (2021). Pendampingan siswa dengan gangguan emosi dan perilaku: Strategi intervensi untuk guru di sekolah inklusi. Jurnal Ortopedagogia, 7(2), 96-103.


Wahyudi, A., & Sujarwanto. (2022). Model kolaboratif dalam pendampingan siswa dengan hambatan sosial, emosional dan perilaku: Studi di sekolah dasar inklusif. Journal of Disability Studies.


Pratiwi, J. C., & Murtiningsih, A. (2021). Kompetensi guru dalam menangani siswa dengan masalah perilaku di sekolah dasar inklusi. Indonesian Journal of Disability Studies.


Nurhayati, S., & Rochyadi, E. (2020). Strategi manajemen kelas inklusif untuk siswa dengan hambatan emosi dan perilaku. Jurnal Penelitian Pendidikan Khusus.


Aziza, N., & Jauhari, M. N. (2021). Penerapan pembelajaran individual bagi siswa dengan gangguan emosi dan perilaku dalam setting pendidikan inklusif. Inclusive Education Journal.




×
Berita Terbaru Update