-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

PENGGUNAAN TEKNIK PENGUATAN POSITIF UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ADAPTIF ANAK

Rabu, 16 April 2025 | April 16, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-16T22:40:39Z

PENGGUNAAN TEKNIK  PENGUATAN POSITIF UNTUK MENINGKATKAN  PERILAKU ADAPTIF ANAK

Hayyin Ainur : 2022015081 

Email : hayyinainur@gmail.com 






I.Pendahuluan 

Perilaku adaptif merupakan bentuk kemampuan setiap individu untuk  memenuhi standar kemandirian pribadi serta tanggung jawab sosial sesuai dengan usia  dan kelompok budaya di sekitarnya. Kemampuan ini mencakup berbagai aspek,  meliputi keterampilan komunikasi, kemandirian dalam aktivitas sehari-hari, sosialisasi,  dan pemecahan masalah untuk mencari solusi. Menurut Rahayu (2010), perilaku  adaptif adalah kemampuan menyesuaikan diri dengan norma lingkungan. Menurut  Kelly (1978), Patton (1986), dan Reynolds (1987), perilaku adaptif adalah kematangan  diri dan sosial dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Perkembangan perilaku adaptif  yang optimal sangat penting bagi anak-anak dalam tumbuh dan kembangnya di  lingkungan mereka, baik dirumahnya, sekolahnya, maupun masyarakat di sekitarnya. Pada dasarnya efek pemberian hukuman tidak terbukti menimbulkan perubahan yang  lebih baik pada perubahan perilaku siswa, hanya saja menghentikan perilaku yang tidak  diinginkan untuk sementara waktu saja. Seharusnya sekolah berupaya untuk  menemukan cara lain yang lebih baik untuk merubah perilaku siswa apabila hukuman  sudah tidak terbukti merubah perilaku siswa tersebut mestinya tidak diulang terus untuk  diterapkan. Marzano (2005), mengatakan bahwa kelas yang kondusif untuk proses  pembelajaran adalah kelas yang dikelola dengan tepat. 

Menurut AAMD (American Association on Mental Deficiency, 1983), perilaku  adaptif adalah kemampuan memenuhi standar kemandirian pribadi dan tanggung jawab  sosial. Menurut AAIDD, perilaku adaptif adalah keterampilan yang dipelajari untuk  memenuhi tuntutan kehidupan sehari-hari. Namun, pada nyatanya tidak semua anak  dapat mengembangkan perilaku adaptif secara alami. Beberapa anak menghadapi  tantangan atau hambatan yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk dapat  beradaptasi, seperti keterbatasan intelektual, gangguan perkembangan, atau masalah  emosional dan perilaku yang dimiliki. 

Kemandirian merupakan keterampilan penting yang harus dikembangkan sejak  usia dini karena berperan dalam membentuk kepribadian dan kemampuan anak dalam  menjalani aktivitas sehari-hari. Berdasarkan kasus seperti ini, tindakan yang tepat dan  efektif sangat perlu dilakukan untuk membantu anak-anak tersebut memperoleh dan  meningkatkan perilaku adaptif dalam diri mereka sendiri. Salah satu teknik tindakan  yang telah lama dikenal dan banyak digunakan dalam bidang psikologi dan pendidikan  adalag penguatan positif (positive reinforcement). Skinner mengatakan bahwa 

penguatan positif merupakan suatu proses pemberian stimulus yang menyenangkan  atau penghargaan setelah munculnya perilaku yang diharapkan dengan tujuan untuk  meningkatkan kemungkinan terulangnya perilaku tersebut dilain kesempatan yang  mungkin terjadi. Para ahli, seperti Martin dan Pear menekankan bahwa penguatan  positif dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, seperti pujian, hadiah, atau aktivitas  yang menyenangkan bagi anak. Penggunaan penguatan positif dianggap sebagai  pendekatan yang humanis dan efektif dalam memodifikasi perilaku karena berfokus  pada pemberian penghargaan daripada hukuman bagi anak. Penguatan positif, melalui  penghargaan dan pengakuan, terbukti memotivasi siswa dengan mengakui usaha dan  pencapaian individu (Aprilia & Nawawi, 2023). Guru dapat menggunakan pujian  verbal, penghargaan kecil, atau bahkan isyarat penghargaan untuk membuat siswa  merasa dihargai. Ketika siswa merasa bahwa usaha individu diakui, individu lebih  cenderung mengulang perilaku yang berkontribusi pada lingkungan belajar yang positif  (Munif dkk., 2021). Penguatan positif yang diberikan pada dasarnya merupakan salah  satu teknik dalam konseling yakni konseling behavioral. Penguatan positif tersebut  merupakan penguatan yang bertujuan untuk pembentukan suatu pola tingkah laku  dengan memberikan ganjaran atau perkuatan segera setelah tingkah laku yang  diharapkan muncul. 

Penelitian-penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa efektivitas  penguatan positif dalam meningkatkan perilaku adaptif pada anak, termasuk  keterampilan merawat diri, keterampial sosial hingga perilaku akademik. Namun,  efektivitas penguatan positif dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, meliputi  karakeristik anak, teman dan lingkungan, jenis penguatan yang digunakan, dan  konsisten atau tidaknya penerapan teknik yang digunakan. Oleh karena itu,  pendahuluan ini akan membahas secara lebih detail tentang penggunaan teknik  penguatan positif untuk meningkatkan perilaku adaptif anak, termasuk prinsip-prinssip  dasar penguatan positif, strategi penerapan yang efektif, serta faktor-faktor yang  mempengaruhi keberhasilan anak. 

II. Pembahasan 

1. Keterbatasan Intelektual 

Latihan terapi reinforcement positive yang diberikan untuk meningkatkan rawat diri anak dengan keterbatasan intelektual melalui beberapa  tahapan, yaitu:

a. Pra-terapi: Tahap awal sebelum tindakan dimulai, yaitu kondisi awal  anak diamati dan dinilai. 

b. Terapi (6 sesi): Pada tahap ini, tindakan reinforcement positive diberikan  dalam serangkaian sesi. Setiap sesi terstruktur untuk melatih perilaku  rawat diri, seperti mandi, maka, berpakaian dengan memberikan  instruksi dan kesempatan bagi anak untuk melakukannya. 

c. Pengukuran hasil pasca-terapi: Dilakukan pengukuran untuk menilai  perubahan perilaku anak sebagai hasil tindakan setelah sesi terapi. 2. Mengganggu Teman 

Siswa belajar untuk memonitor diri mereka sendiri, mengatur waktu  mereka, menetapkan tujuan, dan mengevaluasi diri melalui penguatan guru  (Otero, 2015). Siswa dapat diajarkan untuk mempertahankan perilaku dan  teknik yang sesuai yang dapat digunakan untuk masa depan tujuan pendidikan  mereka secara keseluruhan (Otero, 2015). Pemberian penguatan positif yang konsisten dan disiplin akan efektif membuat perubahan perilaku pada siswa  sebagaimana diharapkan. Idenya adalah bahwa guru tidak perlu terus-menerus  membagikan hadiah untuk memotivasi, siswa pada akhirnya akan melihat  hadiah bukan kekuatan pendorong upaya mereka dan melihat nilai serta prestasi  mereka sebagai kekuatan paling penting dari upaya mereka sendiri. 

Donald Baer yang mempelajari efek dari menghukum bagi anak-anak.  Baer mengakui bahwa penarikan penguatan positif sebagai teknik menghukum  adalah teknik yang efektif yang dapat digunakan di ruang kelas (Baer, 1961).  Guru yang menghukum karena marah cenderung tidak membuahkan hasil apa  pun dan siswa lebih mungkin untuk menghentikan hubungan mereka dengan  guru (Dad, 2010). Hukuman dapat menghasilkan kemarahan, kebencian, dan  agresi yang akan melanjutkan kehancuran hubungan dengan siswa. Hukuman  dapat menjadi alat yang efektif untuk menghilangkan perilaku negatif dengan  segera, tetapi hukuman telah terbukti menghasilkan hasil yang lebih sedikit  apabila dibandingkan dengan memperkuat perilaku positif dengan pujian  sebagai gantinya (Baer, 1961);(Ferster, 1961). Siswa yang dihukum lebih  cenderung mengisolasi diri dari guru dan siswa lain yang berarti mereka lebih  cenderung untuk mengisolasi diri dari bantuan. Ketika seorang siswa dihukum  dengan taktik apa pun yang membuat mereka takut, mereka tidak dapat menjawab dengan tepat ketika perilaku positif dipuji. Taktik hukuman dan 

menakut-nakuti memiliki tanggal kedaluwarsa; akhirnya kurangnya penguatan  positif meningkatkan perilaku negatif (Abreu, 2008). 

3. Kemandirian 

Adanya keterlibatan aktif dalam berbagai aktivitas sehari-hari, anak anak tidak hanya mengembangkan keterampilan motorik dan kognitif, tetapi  juga belajar mandiri secara penuh dan yakin akan kemampuan yang dimiliki  (Mousa et al., 2024). Reinforcement positif dapat membantu mempercepat  proses internalisasi perilaku mandiri pada anak-anak, dengan mengubah  motivasi eksternal menjadi motivasi intrinsik. (Rajaraman et al., 2022) 

menyelidiki pengaruh lingkungan dan dukungan sosial dalam program  intervensi chaining dan reinforcement bahwa dalam studi mereka, anak-anak  yang mendapatkan dukungan dari orang tua di rumah dan guru di sekolah  menunjukkan peningkatan kemandirian yang signifikan dibandingkan anak 

anak yang hanya menerima dukungan dari salah satu lingkungan saja. Anak anak yang diberikan reinforcement secara konsisten, baik berupa pujian, hadiah,  atau pengakuan, menunjukkan peningkatan motivasi intrinsik dalam  melaksanakan tugas secara mandiri. Peningkatan motivasi ini tidak hanya  terlihat dalam jangka pendeknya, tetapi juga berpengaruh pada perkembangan  jangka panjangnya. Anak-anak yang mendapatkan reinforcement positif lebih  sering melakukan perilaku mandiri tanpa harus diingatkan sebelumya. 

III. Kesimpulan 

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa teknik penguatan  positif efektif dalam meningkatkan perilaku adaptif anak untuk mendorong terulangnya perilaku positif yang diharapkan pada anak, membantu anak memperoleh dan meningkatkan perilaku adaptif dalam diri anak, membangun rasa percaya diri dalam diri anak, memodifikasi perilaku anak dengan fokus pada pemberian penghargaa dan apersepsi daripada hukuman untuk anak. 

IV. Referensi 

Efendy, Mamang & Nainggolan, Eben Ezer. Pendekatan Behavioral untuk  Mengurangi Perilaku Mengganggu pada Siswa di Sekolah. Jurnal Pendidikan dan  Konseling, Volume 4 Nomor 6 Tahun 2022.

Herawati, Ina & Rocmah, Luluk Iffatur. Optimalisasi Teknik Chaining dan  Reinforcement untuk Meningkatkan Kemandirian Anak Usia Dini. Journal of  Education Research, 5(4), 2024, Pages 4712-4721. 

Rahmah, Hardiyanti. Reinforcement Positive untuk Meningkatkan Rawat Diri  Anak dengan Keterbatasan Intelektual. Jurnal Ilmiah AL-MADRASAH, Vol. 2, No. 2,  Januari-Juni 2018. 

Rendiyono, Pramudya Wahyu & Wicaksono, Awang Setiawan. (2024).  Encouraging Students’ Passion for Learning: The Effectiveness of Positive  Reinforcement Techniques for Elementary School Students / Mendorong Semangat  Belajar Siswa: Efektivitas Teknik Reinforcement Positif untuk Siswa Sekolah Dasar.  Psikoborneo Jurnal Ilmiah Psikologi, 12(4), 510-516.


×
Berita Terbaru Update