PENGGUNAAN TEKNIK PENGUATAN POSITIF UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ADAPTIF ANAK
Regi Putra/2022015127
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
PENDAHULUAN
Penguatan positif digunakan untuk mengubah perilaku. B.F. Skinner menciptakan teori reinforcement (penguatan) dari teori operant conditioning. Teori yang dikembangkan oleh Skinner (dalam Wibowo, 2015) memberikan penjelasan tentang bagaimana reinforcement dapat memengaruhi perilaku seseorang. Konsekuensinya, perilaku seseorang dipengaruhi oleh konsekuensi yang meningkatkan atau menurunkan kemungkinan bahwa perilaku tersebut akan terjadi. Pemberian dorongan positif, pemberian dorongan intermiten, dan pemberian dorongan kondisional adalah beberapa teknik pemberian dorongan yang dapat membantu mucul mempertahankan perilaku yang diharapkan (Krisnawardhani & Noviekayati, 2021). Jika penguatan positif jauh lebih efektif dalam mengontrol tingkah laku, menurut Skinner dalam E. Koeswara (1988: 222). karena hasilnya lebih dapat diprediksi dan kemungkinan tingkah laku yang tidak diinginkan lebih rendah.
Perilaku adaptif merupakan Kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan sosial dan budaya lingkungannya, seperti keterampilan sosial, komunikasi, dan kemandirian sehari-hari, dikenal sebagai perilaku adaptif. Perkembangan perilaku adaptif pada masa kanak-kanak sangat penting karena sangat penting untuk keberhasilan dalam interaksi sosial dan pencapaian akademik. Namun, beberapa anak secara alami tidak menunjukkan perilaku adaptif yang baik; ini terutama berlaku bagi anak-anak yang mengalami kesulitan perkembangan atau lingkungan yang tidak mendukung.
Salah satu metode yang efektif untuk meningkatkan perilaku adaptif anak adalah teknik penguatan positif. Teknik ini berasal dari prinsip modifikasi perilaku, di mana respons yang di ikuti oleh konsekuensi positif cenderung diulang. Pujian, hadiah, atau aktivitas menyenangkan dapat digunakan sebagai penguatan positif untuk mendorong perilaku yang di inginkan. Dengan disiplin dan penguatan positif yang konsisten, siswa akan belajar untuk memonitor diri mereka sendiri, mengatur waktu, menetapkan tujuan, dan mengevaluasi diri sendiri. Ini akan membawa perubahan perilaku yang diharapkan, yaitu perilaku adaptif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Teknik penguatan positif, yang berarti memberikan penguatan atau penguatan positif segera setelah tingkah laku yang diharapkan terjadi, adalah metode yang efektif untuk mengubah tingkah laku (Corey, 2013). Perilaku yang diinginkan klien muncul, seperti mandi, makan, berpakaian, dan belajar. Pada awalnya, klien tergantung pada ibunya untuk melakukannya, tetapi perlahan-lahan mulai melakukannya secara mandiri.
Penguatan positif dilakukan dengan memberikan penguatan yang menyenangkan kepada anak-anak setelah tingkah laku yang diharapkan terjadi. Tujuan dari penguatan ini adalah agar tingkah laku yang diinginkan diulangi (Corey, 2013). Pemberian penguatan lingkungan yang tepat dapat mengontrol tingkah laku organisme, menurut Skinner (Priatna, 2012). Skinner mengatakan bahwa setelah seseorang menerima stimulus, seseorang akan memberikan respons berdasarkan hubungan S-R. Respons ini dapat sesuai (benar) atau tidak sesuai (salah) dengan apa yang diharapkan. Untuk membuat orang ingin melakukannya lagi, respons yang benar harus diberi penguatan. Penguatan, menurut Skinner (Alwisol, 2009), adalah cara melakukan sesuatu yang membuat perilaku tertentu lebih mungkin terjadi di masa depan atau sebaliknya (berpeluang untuk tidak terjadi lagi).
Pengaruh Pemberian Penguatan Positif
Penguatan positif adalah efek yang diamati ketika perilaku diperkuat (yaitu, dibuat supaya perilaku tersebut dilakukan lagi dan lagi) dengan stimulus yang diterapkan secara konsisten di belakang perilaku tersebut (Kazdin, 1978). Stimulus kontingen dapat berupa objek atau peristiwa, aktivitas, kesempatan, atau tindakan sosial (pengakuan atau pujian). Penguatan dapat didefinisikan sebagai efek yang berupa item, objek, kegiatan, atau respons sosial yang berfungsi sebagai "penguat positif" untuk memotivasi perilaku yang diinginkan. Pujian guru untuk meningkatkan perilaku akademik dan sosial siswa adalah penguatan yang signifikan dan efektif di ruang kelas. Dalam praktiknya, kesuksesan penguatan positif ini tergantung pada ketepatan waktu—atau kapan penguatan ini diberikan—diberikan secara kontingen, hanya diberikan ketika perilaku yang diinginkan terjadi, dan tidak diberikan terlalu banyak.
Haqq (2020) melakukan penelitian di sekolah dasar yang menunjukkan bahwa memberikan penguatan positif (pujian dan penghargaan) dapat meningkatkan perilaku disiplin pada siswa. Perilaku mereka berubah dari kurang disiplin menjadi lebih disiplin setelah diberikan penguatan positif. Untuk mencapai suatu tujuan, guru harus dapat memberikan penguatan kepada siswanya supaya mereka tetap termotivasi untuk belajar. Untuk melakukan ini, guru merespons dengan memberikan sesuatu sebagai tanggapan atas perilaku siswa, memungkinkan perilaku tersebut berulang dan memungkinkan perilaku tersebut muncul kembali. Segala bentuk respons, baik verbal maupun nonverbal, yang digunakan untuk mengubah tingkah laku guru terhadap siswa dikenal sebagai penguatan. Tujuan dari penguatan ini adalah untuk memberikan informasi atau umpan balik (feedback) kepada penerima (siswa) tentang tindakannya sebagai dorongan atau krelasi.
Penerapan Penguatan Positif di Ruang Kelas
Peneliti, seperti Bernier, telah menemukan bahwa guru harus dididik tentang cara menggunakan penguatan positif di ruang kelas. Bernier membandingkan siswa yang didorong secara sosial oleh penguatan positif dengan siswa yang tidak. Di rumah bangsawan positif, siswa yang diperkuat secara sosial 68% lebih mungkin melakukan atau mengikuti apa yang didorong oleh orang tua mereka (Bernier, 2012). Sederhananya, penelitian ini memungkinkan pendidik, orang tua, dan semua orang melihat pentingnya metode kelas ini. Tidak ada profil lain yang digunakan di ruang kelas yang berdampak positif pada anak-anak. Ketika guru menggunakan teknik penguatan positif, siswa memperhatikan 93% dari waktu pengajaran (Bernier, 2012). Jika guru dapat menggunakan penguatan positif secara efektif di kelas mereka, tingkat ketidak hadiran siswa mungkin mulai menurun. Selain itu, Bernier menyarankan guru untuk saling membantu belajar dari pengalaman satu sama lain dengan penguatan positif. Guru dan siswa juga harus berbicara tentang apa yang berhasil dan apa yang tidak untuk meningkatkan pembelajaran topik tersebut.
SIMPULAN
Penguatan positif merupakan pendekatan yang efektif dan aplikatif dalam meningkatkan perilaku adaptif anak, baik di lingkungan keluarga maupun pendidikan. Berdasarkan teori operant conditioning yang dikembangkan oleh B.F. Skinner, perilaku seseorang dapat diperkuat dengan pemberian konsekuensi positif secara konsisten. Dalam konteks pendidikan, penguatan positif seperti pujian, hadiah, dan aktivitas menyenangkan dapat memotivasi anak untuk mengulangi perilaku yang diharapkan, seperti kemandirian, kedisiplinan, serta keterampilan sosial dan komunikasi.
Penerapan teknik ini terbukti berhasil mendorong anak-anak untuk melakukan aktivitas secara mandiri dan lebih disiplin, sebagaimana ditunjukkan dalam berbagai hasil penelitian. Selain itu, penggunaan penguatan positif oleh guru di ruang kelas mampu meningkatkan fokus belajar siswa, mengurangi ketidakhadiran, dan membangun hubungan yang lebih positif antara guru dan siswa.
Agar teknik ini mencapai hasil yang optimal, penguatan harus diberikan secara tepat waktu, konsisten, dan disesuaikan dengan karakteristik anak. Melibatkan guru, orang tua, dan lingkungan sosial dalam penggunaan penguatan positif juga menjadi kunci keberhasilan dalam menumbuhkan perilaku adaptif yang positif pada anak.
DAFTAR PUSTAKA
Setiawati, D. N. A. E. (2019). Teknik penguatan positif untuk anak dengan keterbatasan intelektual. Procedia: Studi Kasus Dan Intervensi Psikologi, 7(1), 1-12.
Zainuddin, K., Marzuki, W., Atikah, U., Saputra, Y. B., & Gazali, W. (2022). Modifikasi perilaku teknik positive reinforcement dengan media papan atensi untuk meningkatkan kedisiplinan ppks di Sentra Wirajaya Makassar. DEVOTE: Jurnal Pengabdian Masyarakat Global, 1(2), 37-42.
Efendy, M., & Nainggolan, E. E. (2022). Pendekatan behavioral untuk mengurangi perilaku mengganggu pada siswa di sekolah. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 4(6), 12653-12661.
Haqq, Y. A. (2019). Penguatan positif sebagai upaya menumbuhkan perilaku disiplin pada siswa sekolah dasar. Cognicia, 7(2), 192-201.
Sudyana, D. K., Satria, I. K., & Winantra, I. K. (2020). Konseling Behavioral Dan Penguatan Positif Dalam Meningkatkan Prilaku Sosial Peserta Didik. WIDYANATYA, 2(02), 79-85.