Peran guru dalam mengelola perilaku anak dengan hambatan emosi dan perilaku di kelas inklusif
By Reihan Kevin ardi karismawan 2022015169
Pendahuluan.........................
Pendidikan inklusif merupakan pendekatan yang memberikan kesempatan kepada semua anak, termasuk mereka yang memiliki berkebutuhan khusus, untuk belajar bersama di lingkungan pendidikan yang sama.Dalam penerapan pendidikan inklusif adalah untuk menangani siswa dengan hambatan emosi dan perilaku,anak anak dengan Ini sering menunjukkan perilaku yang menggunakan proses belajar seperti agresivitas, ketidak patuhan, dan konsentrasi.
Pembahasan.........................
Menciptakan lingkungan kelas yang positif,guru perlu menciptakan suasana kelas yang penuh dukungan, empati, dan struktur yang jelas agar semua siswa termasuk memiliki hambatan emosi dan perilaku yang merasa aman dan di terima.
Anak dengan hambatan emosi dan perilaku sering merasa cemas atau tidak nyaman di lingkungan sosial.Lingkungan kelas yang hangat dan inklusif dapat membantu mereka merasa lebih tenang dan terlibat dalam proses belajar.
Kesimpulan refrensi..................
.Hallahan, D.P.,Kauffman,J.M.,& Pullen.P.C.(2015).Exceptional leaener :an introduction to special education.
.Salend, S.J. (2011).Creating inclusive Classrooms. Effective and Reflective.
Woolfolk, A.(2016). Educational Psychology (13th. End).
Kementrian pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia.(2011). Pedoman penyelenggaraan pendidikan inklusif.
Yell, M. L., Meadows, N. B., Drasgow, W. E., & Shriner, J. G (2017) Special education and the LaW: A Guide for Practitioners pearson.
Guru memiliki peran sentral dalam mengelola perilaku anak dengan hambatan emosi dan perilaku di kelas inklusif.Melalui pendekatan yang empatik,konsisten dan kolaboratif guru dapat membantu anak mengembangkan keterampilan sosial dan emosionalnya sehingga mereka dapat belajar secara optimal di lingkungan inklusif, keberhasilan pengelolaan lingkungan pendidikan bergantung dengan kesiapan guru dalam dukungan lingkungan sekolah.
Fasilitator Lingkungan Belajar Positif
Guru menciptakan suasana kelas yang aman, suportif, dan penuh penghargaan, yang mendorong rasa percaya diri dan keterlibatan siswa.
Menggunakan pengaturan tempat duduk, rutinitas harian, dan struktur kelas yang jelas untuk meminimalisir potensi pemicu perilaku bermasalah.
Pengenal dan Pengamat Perilaku
Guru perlu mengenali tanda-tanda awal perilaku bermasalah serta memahami pemicu emosional siswa.
Melakukan observasi sistematis dan mencatat pola perilaku anak untuk analisis lebih lanjut atau kolaborasi dengan tim pendukung (seperti psikolog atau guru pendamping khusus).
Penerapan Strategi Manajemen Perilaku
Menerapkan pendekatan Positive Behavior Support (PBS) atau penguatan positif untuk membentuk perilaku yang diharapkan.
Menggunakan konsekuensi yang konsisten dan adil, serta menghindari hukuman yang dapat memperburuk kondisi emosional anak.
Pembimbing Sosial dan Emosional
Memberikan pelatihan keterampilan sosial dan emosional, seperti cara mengelola emosi, memecahkan masalah, atau berinteraksi dengan teman sebaya.
Menjadi model bagi regulasi emosi dan komunikasi yang sehat.
Kolaborator dengan Pihak Lain
Bekerja sama dengan orang tua, guru pendamping khusus, konselor sekolah, dan ahli lain dalam menyusun rencana intervensi perilaku yang individual.