-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Peran Guru dalam Mengelola Perilaku Anak dengan Hambatan Emosi dan Perilaku di kelas inklusif

Rabu, 16 April 2025 | April 16, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-16T23:22:10Z

 Peran Guru dalam Mengelola Perilaku Anak dengan Hambatan Emosi dan Perilaku di kelas inklusif 

Sira Junita / 2022015131 

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa 

sirajunita@gmail.com 



I. PENDAHULUAN 

Pada dasarnya anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak yang memiliki  kelaianan yang menyimpang dari sebagian besar anak normal berdasarkan ciri fisik,  mental, emosional, prilaku, kemampuan dalam komunikasi, keterlambatan dalam  bidang akademik, dan peranannya dalan bidang social. 

Anak dengan berkebutuhan khusus atau yang sering disebut sebagai abk pada  dasarnya sama dengan anak normal pada umumnya. Akan tetapi dalam konteks  tersebut tetap membutuhkan sebuah penanganan khusus yang dimana hal tersebut  berkaitan dengan kecacatan pada dirinya. Istilah anak dengan berkebutuhan khusus  memiliki sebuah lingkup yang sangat luas apabila hal tersebut dijabarkan secara luas.  Dalam sebuah sudut pandang seseorang pendidikan pada seorang anak dengan  berkebutuhan khusus biasanya sangat beragam dan seringkali seseorang tidak dapat  menghargainya. Setiap anak tentunya memiiki sebuah latar kehidupan budaya yang  berbeda-beda. Oleh karena itu setiap anak kemungkinan memiliki sebuah hambatan  khusus dalam melangsungkan sebuah pembelajaran yang berhubungan dengan  perkembangan seseorang. 

Pada pendidikan luar biasa tersebut yang dikhususkan pada seorang anak dengan  kebutuhan khusus tentunya akan menjadikan dirinya lebih banyak mengenal  bermacam-macam kebutuhakan. Salah satu hal yang dapat ia pelajari ialah sebuah  kepribadian yang terampil baik secara akademik maupun non akademik. Pada sekolah  terpadu atau integrasi biasanya terdapat sebuah sistem yang bisa memberikan sebuah  ruang dan kesempatan pada anak yang berkebutuhan khusus untuk dapat belajar  bersama-sama dengan anak normal lainnya dalam satu atap sekolah maupun  kurikulum pendidikan yang sama. Seorang guru sebagai tenaga pengajar sudah  sepantasnya untuk terus mendampinginya selama pembelajaran berlangsung (Kelas et  al., 2023). 

Peran guru sangat penting dalam ruang pendidikan terutama dalam mendidik dan  membimbing seorang anak yang berkebutuhan khusus. a. Pada umumnya seorang  guru harus mempunyai sebuah pengalaman dan pengetahuan khsus dibidangnya  sehingga segala kewajibannya dalam mendidik serta memberikan sebuah  pengetahuan dapat terserap dengan mudah oleh seorang anak yang berkebutuhan 

khsus tersebut. Dalam mengajar tentunya sangat membutuhkan seorang tenaga  pengajar yang sabar sehingga nantinya anak yang memiliki kebutuhan khusus  tersebut dapat diperhatikan dan diperlakukan seperti anak pada umumnya. Pada sisi  lain seorang tenaga pengajar berkebutuhan khusus tersebut harus memiliki sifat yang  kreatif, profesional, telaten dan menyenangkan dalam memberikan sebuah  pembelajaran (Jariono et al., 2021). 

Pendidikan inklusi seringkali dianggap sebagai bahan pemberdayaan individu yang  mempunyai keragaman dan hal khusus. Pelaksanaan pendidikan di sekolah dengan  kebutuhan khusus tidak jauh berbeda dengan yang ada di sekolah lainnya, hal yang  membedakan hanya pengiriman dan trik untuk menyampaikannya agar seorang siswa  

yang berkebutuhan khusus tersebut dapat memahami apa yang di sampaikannya. Pada hakikatnya sekolah inklusif harus memberikan bimbingan layanan belajar  kepada siswa secara optimal dan harus menyediakan tenaga profesional yang mampu  melayani siswa berkebutuhan khusus yang intens, dan di sekolah alam tenaga ahli  untuk memberikan layanan bimbingan belajar masih menjadi permasalahan hingga  kini. Kendati demikian, guru pendamping khusus dan guru kelas di sekolah alam  selalu bersinergi untuk memberikan yang terbaik termasuk berkolaborasi dalam  memberikan layanan belajar bagi siswa berkebutuhan khusus. 

II. PEMBAHASAN 

1. Pengertian Gangguan Emosi dan Perilaku 

Gangguan emosi dan perilaku dibagi menjadi dua jenis, yaitu externalizing  behavior (Gangguan dari luar) dan internalizing behavior (Gangguan dari  dalam). Externalizing behavior memiliki dampak langsung atau tidak langsung  terhadap orang lain, contohnya perilaku agresif, membangkang, tidak patuh,  berbohong, mencuri, dan kurangnya kendali diri. Internalizing behavior  mempengaruhi anak dengan berbagai macam gangguan seperti kecemasan,  depresi, penyendiri, mengalami gangguan makan, dan kecenderungan untuk  bunuh diri. Kedua jenis tersebut memiliki pengaruh yang sama buruknya terhadap  kegagalan dalam proses belajar di sekolah (Hallahan & Kauffman,1988; Eggen &  Kauchak,1997).Secara individu, individu tunalaras biasanya menunjukkan  perilakunya yang tidak cocok dengan standar serta peraturan yang berlaku untuk  mereka (Yulianingsih & Nabila, 2022). Tunalaras bisa disebabkan oleh faktor  internal serta faktor eksternal (pengaruh terhadap lingkungan sekitar) (Nurhuda,  2021). Menurut Somantri, anak tunalaras adalah seorang anak yang mengalami  penyakit emosional, kecacatan atau perilaku karena kerusakan. Keterbelakangan  mental atau gangguan emosional digambarkan dalam hal kesulitan koordinasi dan  perilaku yang tidak mengikuti norma-norma yang ditetapkan di lingkungan dan  masyarakat dari kelompok usia, sehingga menyakiti diri sendiri dan orang lain.  Menurut Rusli Ibrahim, 2005: 48), anak tunagrahita dapat dibagi menjadi dua  kelompok sebagai berikut: 

a. Sosially Maladjusted Children

ku yang tidak sesuai dengan norma sosial atau budaya setempat, baik di  rumahnya, di sekolahnya, maupun di masyarakat luas. Kelompok ini bisa  dibagi menjadi tiga berdasarkan tingkat keparahan masalah perilaku, yaitu  anak semisosial, anak tersosialisasikan, dan anak-anak yang tidak  

bersosialisasi atau sekelompok. 

b. Emotionally Disturbed Children 

Kelompok anak-anak yang perkembangan emosinya terganggu. Kelompok  ini menunjukkan ketegangan psikologis, kecemasan, neurosis atau  

perilaku psikologis. Tergantung pada tingkat keparahan gangguan  

perilaku. Kelompok ini dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Psikosis  psikosis, Gangguan jiwa, dan sekelompok anak yang mengalami gangguan  emosi akibat gangguan psikosomatis. 

2. Peranan Guru Kelas 

Guru merupakan seorang vasilitator yang berperan sebagai pengarahan atau  memberikan suatu pengetahuan, yang dimana memiliki kualifikasi dalam  akademik. Guru memegang instansi penting kepada pendidik unutk menuntun dan  memotivasi, memberikan sebuh spirit, memberikan suasana yang menyenangkan  serta menggembirakan bagi peserta didik. Guru juga seperti fasilitator bagi anak  didik untuk membentuk adab yang sesuai dengan kaidahnya dalam bidang  akademik maupun non akademik.  

Peran seorang guru dalam cara pembelajaran anak di sekolah dasar mempunyai  pengaruh yang besar terhadap anak biasa maupun anak berkebutuhan khusus. Guru harus memahami keadaan dan keterbatasan anak yang memiliki bakat unik  dibandingkan dengan anak normal. Mengajar anak normal tentu akan berbeda  dengan mengajar anak berkebutuhan khusus, upaya tambahan diperlukan untuk  melawan perilaku mereka yang beragam guru harus mempersiapkan rencana tentu  rencana secara cermat dengan tetap mengutamakan aspek kebutuhan anak untuk  menciptakan lingkungan belajar yang positif. gat membantu guru dalam  memenuhi tugas profesionalnya (Abdullah Ali, 2022).  

Peran guru kelas adalah melakukan pengajaran di kelas namun jika ada anak  berkebutuhan khusus, guru pendamping akan membantu kelas belajar secara  efektif. Yang mana guru kelas menjelaskan kondisi teman-temannya yang  membutuhkan guru untuk mendampingi mereka dalam proses belajar. Selain itu,  guru kelas wajib berkomunikasi dengan orang tua siswa regular hal ini bertujuan  untuk memudahkan komunikasi antara gru dengan orangtua peserta didik, guru  kelas memegang peranan penting dalam memenuhi pembelajaran bagi seluruh  siswa, baik siswa umum maupun siswa berkebutuhan khusus. 

Peran guru juga dapat mengacu pada tanggung jawabnya yang tercermin dalam  definisi di atas, misalnya bimbingan, penilaian, pengajaran, pendidikan. Guru  kelas sebagai seorang pendukung dan juga memberikan suatu bimbingan dan  konseling atau seorang konsultan yang dimana bekerjasama dengan kepala  sekolah dan orang tua untuk membantu menyelesaikan permasalahan siswa  apabila permasalahan yang dihadapi bersifat serius dan memerlukan kerjasama  pihak lain (Amala & Kaltsum, 2021 

III. KESIMPULAN

Peran guru sangatlah penting dalam pelaksanaan pendidikan inklusif, terutama dalam  mengelola perilaku anak berkebutuhan khusus (ABK) yang mengalami hambatan  emosional dan perilaku. Guru dituntut untuk memiliki pengetahuan, keterampilan,  serta sikap yang tepat, seperti kesabaran, kreativitas, dan profesionalisme, guna  menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung. Pelaksanaan  pendidikan bagi ABK harus dilakukan dengan pendekatan yang sistematis dan  kolaboratif, melibatkan guru kelas, guru pendamping, serta komunikasi yang efektif  dengan orang tua. karena itu, setiap siswa, baik yang berkebutuhan khusus maupun  yang tidak, dapat belajar secara optimal dalam satu kurikulum yang sama. IV. REFERENSI 

Elisabeth, A. (2020). Pendidikan inklusif bagi anak berkebutuhan khusus dengan  gangguan emosi dan perilaku (emotional and behavioral disorders). 

Travelancya, T., & Ula, I. S. A. (2022). Pendidikan Inklusi untuk Anak dengan  Gangguan Emosi dan Perilaku (Tunalaras). Absorbent Mind, 2(1), 23-28. 

Dewi, W. K. M., & Arnawa, I. P. G. B. (2023). Peranan Guru Kelas Dalam  Pembelajaran Inklusif Pada Anak Berkebutuhan Khusus. Metta: Jurnal Ilmu  Multidisiplin, 3(4), 581-594. 

Lailiyah, N. (2020). PERANAN GURU KELAS DAN GURU PENDAMPING  KHUSUS DALAM MEMBERIKAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA  BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH INKLUSIF (Studi Kasus di MI  Sekolah Alam Indramayu). Counselia; Jurnal Bimbingan Konseling Pendidikan  Islam, 1(1), 42-51. 

Ragil, T. (2022). Peranan Guru Bimbingan Konseling Dalam Layanan Bimbingan  Belajar Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Inklusif (Doctoral dissertation, Uin  Raden Intan Lampung).


×
Berita Terbaru Update