-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Peran Guru dalam Mengelola Perilaku Anak dengan Hambatan Emosi dan Perilaku di Kelas Inklusif

Rabu, 16 April 2025 | April 16, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-16T23:05:47Z

Peran Guru dalam Mengelola Perilaku Anak dengan Hambatan Emosi dan Perilaku di Kelas Inklusif


Nama :Lingga Selania Andarta

NIM : 2022015100

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa 

Alamat Email : sellania30@gmail.com






Pendahuluan 


Dalam sistem pendidikan inklusif, sekolah dituntut untuk menerima dan melayani semua siswa tanpa terkecuali, termasuk mereka yang memiliki hambatan emosi dan perilaku. Hambatan ini dapat muncul dalam berbagai bentuk seperti agresi, tantrum, penarikan diri, hingga kesulitan dalam menjalin interaksi sosial. Perilaku tersebut dapat menghambat proses pembelajaran siswa dan berdampak pada lingkungan kelas secara keseluruhan. Oleh karena itu, peran guru menjadi sangat penting dalam merancang dan menerapkan strategi pengelolaan perilaku yang sesuai.

Pendidikan inklusif bertujuan untuk menyediakan layanan pendidikan yang setara bagi semua siswa, termasuk mereka yang memiliki hambatan emosi dan perilaku. Anak dengan hambatan ini sering menunjukkan perilaku seperti agresi, tantrum, kecemasan, atau penarikan diri, yang dapat mengganggu proses pembelajaran mereka maupun teman sekelasnya. Dalam konteks ini, peran guru sangat krusial dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, suportif, dan adaptif.

Guru tidak hanya bertindak sebagai pengajar, tetapi juga sebagai manajer perilaku, fasilitator sosial, dan pendamping emosi. Untuk membatasi perilaku anak secara efektif, guru memerlukan serta memahami karakteristik individual siswa, serta menerapkan strategi yang efektif dan memanajemen kelas yang positif, serta membangun hubungan yang penuh empati dan kepercayaan.

Strategi yang dapat diterapkan meliputi penggunaan pendekatan Positive Behavioral Interventions and Supports (PBIS), penyesuaian kurikulum sesuai kebutuhan anak, serta kerja sama dengan orang tua dan tenaga ahli seperti psikolog sekolah. Pelatihan guru secara berkelanjutan dalam pendidikan inklusif juga menjadi aspek penting agar guru mampu merespon tantangan di kelas dengan tepat.

Dengan pendekatan yang tepat, guru dapat membantu anak dengan hambatan emosi dan perilaku untuk berkembang secara sosial dan akademik, serta menciptakan lingkungan kelas yang inklusif dan harmonis. 




Pembahasan


Guru memegang peran sentral dalam menciptakan iklim kelas yang positif. Mereka perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang karakteristik siswa dan menunjukkan empati terhadap kebutuhan mereka. Peran guru meliputi :

  1. Manajer Perilaku: Guru bertanggung jawab menjaga ketertiban kelas, mengatur rutinitas, dan menerapkan aturan yang konsisten.

  2. Fasilitator Sosial: Guru memfasilitasi interaksi sosial antar siswa serta menumbuhkan sikap toleransi dan penerimaan terhadap perbedaan.

  3. Pendamping Emosional: Guru memberikan dukungan emosional dan membantu siswa mengenali serta mengelola emosinya.

Pendidikan inklusif memberikan kesempatan kepada semua anak, agar mereka selalu merasa bahwa emosi, tantrum, kecemasan, serta agresif tidak menjadi penghambat diri mereka untuk mengembangkan skil dan kemampuan yang mereka miliki. Guru menjadi prantara semangat mereka untuk terus mengembangkan bakat minat mereka untuk Pendidikan yang lebih baik.

Guru dalam kelas inklusif tidak hanya berfungsi sebagai penyampai materi, tetapi juga sebagai fasilitator, mediator sosial, dan pembimbing emosional. Dalam mengelola perilaku anak dengan hambatan emosi dan perilaku, guru perlu memahami latar belakang dan kebutuhan individual setiap siswa. Hal ini mencakup kemampuan untuk melakukan observasi, penilaian perilaku, serta adaptasi metode pembelajaran.

Setelah guru dapat mengelola kelas dengan baik maka siswa anak mulai beradaptasi dengam pembelajaran yang lebih efektif dan menyenangkan, tidak ada gangguan serta keterlambatan dalam menyampaikan materi. Dengan itu pembelajaran akan mudah dipahami siswa dan memenuhi tujuan yang diharapkan.

Selain itu, guru perlu menciptakan lingkungan kelas yang aman dan suportif. Komunikasi yang efektif, hubungan interpersonal yang hangat, serta pemberian penguatan positif menjadi elemen penting dalam mendukung perkembangan anak. Guru juga dituntut untuk bekerja sama dengan orang tua dan tenaga profesional lain seperti psikolog dan konselor untuk merancang intervensi yang tepat.

Adapun beberapa strategi yang dapat diterapkan oleh guru antara lain:

  1. Pendekatan Positive Behavioral Interventions and Supports (PBIS): PBIS merupakan pendekatan proaktif dalam manajemen perilaku yang menekankan pencegahan, penguatan positif, dan konsistensi dalam penerapan aturan.

  2. Individualized Education Plan (IEP): Merancang program pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan siswa secara individual.

  3. Modifikasi lingkungan belajar: Penataan ruang kelas, pengurangan stimulus yang memicu perilaku negatif, dan penyediaan alat bantu visual dapat membantu mengurangi kecemasan dan perilaku bermasalah.

  4. Pelatihan keterampilan sosial: Guru dapat mengintegrasikan pembelajaran sosial-emosional ke dalam kurikulum untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan interaksi dan regulasi emosi.

Dengan merancang program pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan dan keburuhan siswa diharapkan menjadi alat bantu yang efektif untuk mengembangkan kemampuan interaktif serta regulasi emosi. 



Kesimpulan 


Keberhasilan implementasi pendidikan inklusif sangat ditentukan oleh peran aktif dan strategis guru dalam mengelola keberagaman peserta didik, khususnya mereka yang memiliki hambatan emosi dan perilaku. Guru tidak hanya dituntut untuk menyampaikan materi pembelajaran, tetapi juga berperan sebagai fasilitator, pembimbing, dan pengelola lingkungan kelas yang aman, suportif, dan responsif terhadap kebutuhan individual siswa.

Dalam menghadapi siswa dengan hambatan perilaku, guru perlu memiliki pemahaman yang komprehensif terhadap karakteristik dan latar belakang siswa, serta mampu menerapkan berbagai pendekatan pengelolaan perilaku yang efektif. Pendekatan seperti Positive Behavioral Interventions and Supports (PBIS), penyusunan Individualized Education Plan (IEP), serta pelibatan keluarga dan tenaga profesional lain merupakan strategi yang dapat membantu menciptakan suasana belajar yang inklusif dan kondusif.

Selain itu, kemampuan guru dalam membangun hubungan interpersonal yang positif, menerapkan komunikasi empatik, dan memberikan penguatan positif secara konsisten sangat berperan dalam mendukung keberhasilan intervensi. Upaya kolaboratif antara guru, orang tua, konselor, dan psikolog juga memperkuat efektivitas intervensi perilaku yang diterapkan di kelas.

Oleh karena itu, pengembangan kapasitas guru melalui pelatihan profesional, supervisi, dan dukungan kebijakan pendidikan yang berpihak pada inklusivitas perlu terus dilakukan. Dengan dukungan yang memadai, guru dapat berkontribusi secara maksimal dalam menciptakan lingkungan belajar yang menghargai keberagaman, memberdayakan semua peserta didik, serta mendorong perkembangan akademik dan sosial-emosional secara optimal.


Daftar Pustaka 

Kauffman, J. M., & Landrum, T. J. (2012). Karakteristik Gangguan Emosional dan Perilaku pada Anak dan Remaja (Edisi ke-10). Pearson Education.

Ministry of Education and Culture (Kemendikbud). (2019). Panduan Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif. Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus.

  Sugai, G., & Horner, R. H. (2009). Responsiveness-to-Intervention and School-Wide Positive Behavior Supports: Integration of Multi-Tiered System Approaches. Exceptionality, 17(4), 223–237. https://doi.org/10.1080/09362830903235375

  Sucipto, L., & Wiyani, N. A. (2020). Manajemen Kelas Inklusif: Strategi Guru dalam Menangani Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Sailah, I. (2018). Implementasi Pendidikan Inklusif di Indonesia: Tantangan dan Harapan. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 23(2), 101-111. https://doi.org/10.24832/jpnk.v23i2.653



×
Berita Terbaru Update