-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

PERAN GURU DAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN INKLUSIF

Sabtu, 12 April 2025 | April 12, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-12T08:29:45Z

  PERAN GURU DAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN INKLUSIF 


Emilia sia sabu lape 

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

 Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

emiliasiasabulape@gmail.com



  1. PENDAHULUAN 

Pendidikan inklusif adalah suatu sistem pendidikan yang dirancang untuk mengakomodasi baik anak-anak dengan keterbatasan tertentu maupun anak-anak lainnya dalam satu lingkungan belajar tanpa memandang perbedaan kemampuan yang mereka miliki.

Pendidikan inklusif bertujuan memberikan kesempatan belajar yang setara bagi semua anak, termasuk anak berkebutuhan khusus, dalam lingkungan yang sama. Pendekatan ini menekankan penerimaan terhadap keberagaman dan pemberian dukungan yang memadai. Guru dan orang tua memiliki peran penting: guru menciptakan lingkungan belajar yang ramah dan adil, sementara orang tua memberikan dukungan serta bekerja sama dengan sekolah. Pendidikan inklusif tidak hanya meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi juga menumbuhkan sikap saling menghargai antar siswa.

  1. KAJIAN TEORI


Pendidikan inklusif memiliki makna yang sama meskipun diungkapkan dengan istilah berbeda oleh para ahli. Secara etimologis, inklusif berarti menjadi bagian dari suatu kesatuan, berlawanan dengan eksklusif yang berarti mengeluarkan. Menurut Borton (2002), pendidikan inklusif adalah cara untuk mencapai tujuan akhir, bukan kondisi tetap, karena keberhasilannya bergantung pada tersedianya sumber daya yang mendukung.

Guru memiliki peran utama dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran inklusif. Untuk mendukung model pembelajaran ini, diperlukan sistem pendukung seperti sekolah ramah (welcoming school) dan guru ramah (welcoming teacher). Sekolah tidak hanya menjadi tempat belajar bagi siswa, tetapi juga ruang bagi guru untuk belajar dari keberagaman. Lingkungan pembelajaran yang ramah mencakup beberapa aspek, seperti: siswa dan guru belajar bersama sebagai komunitas pembelajaran, siswa menjadi pusat proses pembelajaran, partisipasi aktif siswa didorong, dan guru berkomitmen untuk memberikan layanan pendidikan berkualitas.

Di sekolah inklusi, guru kelas merancang pembelajaran, sementara guru pendamping khusus (GPK) bekerja secara kolaboratif sebagai tenaga profesional. Siswa reguler menggunakan RPP, sedangkan siswa berkebutuhan khusus menggunakan PPI yang disesuaikan dengan kebutuhan individu. Orang tua juga berperan penting dengan memberikan dukungan, memperjuangkan hak pendidikan anak, dan menjalin kerja sama dengan pihak sekolah.

  1. PEMBAHASAN

Dalam implementasi pendidikan inklusif kolaborasi antara guru dan orang tua sangat penting dalam implementasi pendidikan inklusif untuk menciptakan suasana belajar yang mendukung. Guru bertugas merancang strategi pembelajaran yang fleksibel dan menyesuaikan metode pengajaran dengan kebutuhan serta gaya belajar setiap siswa.

Peran guru dalam pendidikan inklusif mencakup beberapa hal berikut:

  • Guru bertanggung jawab untuk mengintegrasikan siswa dengan kebutuhan khusus ke dalam kelas reguler, yang meliputi menyambut mereka dengan terbuka, memfasilitasi integrasi sosial, dan menciptakan iklim kelas yang ramah serta inklusif.

  • Guru harus menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan siswa, menyediakan materi tambahan, menggunakan metode berbeda, dan menyederhanakan materi. Selain itu, guru memberikan dukungan tambahan dan memfasilitasi kolaborasi antar siswa melalui kegiatan inklusif untuk mendorong kerja sama dan persahabatan.

  • Guru perlu menerapkan pendekatan diferensial sesuai kebutuhan siswa serta menjaga komunikasi terbuka dengan semua pihak untuk mendukung perkembangan dan pembelajaran yang efektif.

  •  Guru dalam pendidikan inklusif perlu memiliki keterampilan khusus, sikap sabar dan empati, serta menjalin kerja sama dengan orang tua untuk mendukung kebutuhan dan perkembangan siswa secara optimal.


Sementara itu, peran orang tua dalam pendidikan inklusif sangat segnifikan untuk pendidikan iklusif yang meliputi:

  •  Orang tua diharapkan berkolaborasi dengan guru dalam merencanakan dan melaksanakan program pendidikan inklusif, serta memberikan dukungan emosional dan sosial kepada anak berkebutuhan khusus (ABK) di sekolah. Dukungan ini mencakup menciptakan rasa aman, membangun kepercayaan diri, dan mendorong interaksi sosial dengan teman sebaya.

  •  Meningkatkan Pemahaman tentang Pendidikan Inklusif: Orang tua yang memahami konsep pendidikan inklusif cenderung lebih mampu mendukung anak dalam proses belajar. Pengetahuan ini membantu mereka untuk membantu anak menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah dan mendorong interaksi positif di antara siswa.

  •  Orang tua berperan penting dalam mendukung pengembangan keterampilan sosial anak dengan membantu interaksi dan keterlibatan dalam kegiatan sekolah, yang memperkuat rasa persatuan antar siswa. Selain itu, orang tua juga berperan dalam mengurangi stigma terhadap anak berkebutuhan khusus (ABK) dengan menunjukkan sikap positif, menciptakan lingkungan belajar yang menerima keragaman dan menghargai perbedaan.

  •  Orang tua berperan sebagai penghubung antara anak dan sekolah serta membantu menyampaikan kebutuhan pendidikan anak. Mereka juga perlu menyelaraskan strategi pembelajaran di rumah dengan yang diterapkan di sekolah untuk mendukung keberhasilan pendidikan inklusif.

  •  Meningkatkan Kesadaran tentang Pendidikan Inklusif: orang tua dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan inklusif. Usaha ini dapat menciptakan lingkungan yang lebih ramah dan terbuka terhadap keberagaman yang dimiliki oleh siswa.

  • Orang tua berperan penting dalam memperjuangkan hak pendidikan anak dengan mendorong penyediaan fasilitas dan pelatihan guru, serta menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan aman di rumah untuk mendukung perkembangan anak.

Peran guru dan orang tua sangat penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan ramah bagi siswa berkebutuhan khusus. Guru harus menyesuaikan kurikulum, menerapkan metode pengajaran yang beragam, serta membangun interaksi sosial antar siswa. Komunikasi dengan orang tua dan tenaga pendidikan lain juga diperlukan untuk memantau perkembangan siswa. Sementara itu, orang tua memberikan dukungan emosional, membantu pengembangan keterampilan sosial anak, serta mengurangi stigma. Kolaborasi yang baik antara guru dan orang tua akan mendukung tumbuh kembang siswa secara optimal.


















  1. REFERENSI

Ariastuti, R., & Herawati, V. D. (2016). Optimalisasi peran sekolah inklusi. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat1(1), 38-47.

Aslan. (2017). Kurikulum bagi anak berkebutuhan khusus ( ABK ). Jurnal Studia Insania,

5(2), 105–119.

DARMONO, Al. Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial, 2015, 9.1: 141-161.

FITRIANI, Fidha, et al. Peran orangtua dalam memahami pendidikan inklusi di tk negeri pembina batumandi. Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal, 2024, 10.1: 417-425.

MINSIH, M. Pd. Pendidikan Inklusif Sekolah Dasar: Merangkul Perbedaan dalam Kebersamaan. Muhammadiyah University Press, 2020.

MUSTIKA, Dea, et al. Pendidikan Inklusi: Mengubah Masa Depan Bagi Semua Anak. Student Scientific Creativity Journal, 2023, 1.4: 41-50.

PHYTANZA, Diajeng Tyas Pinru, et al. Pendidikan Inklusif: Konsep, Implementasi, dan Tujuan. CV Rey Media Grafika, 2022.

PURBASARI, Yulia Anjarwati; HENDRIANI, Wiwin Hendriani; YOENANTO, Nono Hery. Perkembangan implementasi pendidikan inklusi. JP (Jurnal Pendidikan): Teori Dan Praktik, 2022, 7.1: 50-58.

RIZKIANA, Rizkiana; NURDIN, Nurdin; ALHABSYI, Firdiansyah. Peranan Guru Dan Orang Tua Dalam Perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus (Abk) Pada Pendidikan Inklusi. Prosiding Kajian Islam Dan Integrasi Ilmu Di Era Society (KIIIES) 5.0, 2023, 2.1: 201-206.

WARDANI, Kristi, et al. Studi Kasus: Peran Orang Tua dalam Pendidikan Inklusi di Sekolah Dasar Seruma. Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 2021, 5.1: 69-75.






×
Berita Terbaru Update