-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Peran Guru Mengatasi Gangguan Anak Disleksia di SD Inklusif

Rabu, 16 April 2025 | April 16, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-16T22:44:13Z

 

Peran Guru Mengatasi Gangguan Anak Disleksia di SD Inklusif

Saiful Nur Rohmad / 2022015122

Universitas Sarjaniwayata Tamansiswa

Email: Saifulnur1231@gmail.com




  1.  Pendahuluan

Disleksia adalah gangguan belajar yang memengaruhi kemampuan anak dalam membaca, mengeja, dan memahami simbol-simbol tulisan, meskipun anak tersebut memiliki kecerdasan yang normal atau bahkan lebih tinggi dari rata-rata. Di lingkungan pendidikan inklusif, di mana anak-anak dengan beragam kebutuhan belajar berada dalam satu kelas, anak-anak dengan disleksia menghadapi tantangan yang lebih besar. Oleh karena itu, guru memiliki peran yang sangat penting dalam mengatasi gangguan ini dan memberikan dukungan agar anak-anak dapat belajar secara optimal.

Guru di SD inklusif perlu memiliki pemahaman yang mendalam mengenai disleksia serta menerapkan berbagai strategi yang dapat membantu anak dengan gangguan ini untuk mengatasi kesulitan belajar mereka. Artikel ini akan membahas peran guru dalam mengatasi gangguan disleksia pada anak di SD inklusif, serta strategi yang dapat diterapkan untuk mendukung keberhasilan belajar mereka.








  1.  Pembahasan

1. Pemahaman Disleksia dan Dampaknya pada Pembelajaran

   Disleksia adalah gangguan yang memengaruhi proses pengolahan bahasa tertulis, seperti membaca dan mengeja. Anak dengan disleksia sering kali kesulitan untuk menghubungkan suara dengan huruf, yang menyebabkan mereka kesulitan dalam membaca dengan lancar. Hal ini dapat berdampak langsung pada kemampuan mereka dalam mengikuti pelajaran yang membutuhkan keterampilan membaca dan menulis, seperti mata pelajaran bahasa Indonesia, matematika, dan sains. 

   Meskipun anak-anak dengan disleksia sering kali memiliki kecerdasan yang baik dan kreativitas yang tinggi, mereka sering merasa frustrasi dan kehilangan motivasi akibat kesulitan belajar yang mereka hadapi di sekolah. Inilah mengapa peran guru sangat penting dalam membantu mereka.


2. Peran Guru dalam Mengatasi Disleksia di Kelas Inklusif

   a. Mengenali Tanda-Tanda Disleksia

      Langkah pertama yang perlu dilakukan guru adalah mengenali tanda-tanda disleksia pada siswa. Beberapa ciri-ciri disleksia yang umum adalah kesulitan dalam membaca dengan lancar, kesalahan dalam mengeja kata, kesulitan dalam memahami urutan atau struktur kalimat, dan kesulitan dalam menulis dengan rapi. Guru harus mampu mendeteksi anak yang mungkin mengalami gangguan ini sejak dini agar dapat memberikan intervensi yang cepat dan tepat.

   b. Memberikan Pembelajaran yang Diferensiasi

      Dalam lingkungan pendidikan inklusif, strategi diferensiasi pembelajaran sangat penting. Guru perlu menyesuaikan materi ajar dan cara penyampaian agar sesuai dengan kebutuhan anak yang memiliki disleksia. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan instruksi yang jelas dan sederhana, menggunakan alat bantu pembelajaran seperti gambar, video, atau aplikasi pembelajaran, serta menyediakan materi bacaan yang lebih mudah dipahami.

   c. Menggunakan Metode Multisensori

      Anak-anak dengan disleksia seringkali lebih mudah memahami informasi yang disampaikan melalui berbagai indera. Oleh karena itu, pendekatan multisensori sangat efektif dalam membantu mereka. Guru dapat menggabungkan teknik visual (gambar atau video), auditory (mendengarkan suara atau cerita), dan kinestetik (menggunakan gerakan tubuh atau aktivitas fisik) dalam proses pembelajaran. Dengan cara ini, anak dapat mengaitkan kata atau konsep dengan lebih banyak penginderaan, sehingga meningkatkan pemahaman mereka.

   d. Pemberian Waktu Lebih untuk Penyelesaian Tugas

      Anak dengan disleksia mungkin membutuhkan waktu lebih banyak untuk menyelesaikan tugas-tugas membaca atau menulis. Guru harus memberikan pengertian kepada siswa dan memberikan waktu tambahan bagi mereka untuk menyelesaikan pekerjaan mereka tanpa merasa terburu-buru. Ini juga membantu mengurangi rasa cemas dan frustrasi yang sering dirasakan oleh anak-anak dengan disleksia.

   e. Penggunaan Teknologi Pendidikan

      Teknologi dapat menjadi alat bantu yang sangat berguna dalam mendukung anak dengan disleksia. Aplikasi pembelajaran berbasis suara, perangkat lunak yang mengubah teks menjadi suara, atau alat pembaca layar dapat membantu anak-anak dengan disleksia dalam mengakses materi pembelajaran secara lebih efektif. Guru juga dapat memperkenalkan aplikasi yang memungkinkan anak-anak untuk mendengarkan bacaan alih-alih membacanya secara langsung.




   f. Membangun Rasa Percaya Diri Anak

      Salah satu tantangan terbesar bagi anak dengan disleksia adalah rasa percaya diri yang rendah. Guru harus memberikan dukungan emosional dengan memberikan pujian atas usaha dan kemajuan yang dicapai anak. Anak dengan disleksia perlu merasa bahwa mereka dapat mencapai tujuan mereka meskipun melalui jalur yang berbeda. Penguatan positif akan meningkatkan motivasi mereka untuk terus belajar.


   g. Kolaborasi dengan Orang Tua dan Tenaga Profesional

      Mengatasi disleksia membutuhkan dukungan yang konsisten dari berbagai pihak. Guru perlu bekerja sama dengan orang tua dan profesional lain seperti psikolog pendidikan, terapis bicara, atau spesialis disleksia. Komunikasi yang teratur dengan orang tua membantu guru mengetahui perkembangan anak di rumah, sementara dukungan profesional dapat memberikan wawasan dan strategi yang lebih spesifik untuk membantu anak.


3. Evaluasi dan Penyesuaian Pembelajaran

   Strategi yang diterapkan oleh guru harus dievaluasi secara berkala untuk menilai efektivitasnya. Guru dapat melakukan evaluasi melalui pengamatan langsung, hasil ulangan, atau perkembangan yang terjadi dalam tugas-tugas anak. Berdasarkan hasil evaluasi, guru dapat menyesuaikan metode pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar anak.





  1.  Kesimpulan

Guru memegang peranan kunci dalam membantu anak-anak dengan disleksia di sekolah dasar inklusif. Dengan pemahaman yang baik mengenai disleksia, penerapan metode pembelajaran yang berbeda, serta dukungan emosional yang kuat, guru dapat membantu anak-anak dengan disleksia mengatasi kesulitan mereka dalam belajar. Penerapan pendekatan diferensiasi pembelajaran, penggunaan teknologi, serta kolaborasi dengan orang tua dan tenaga profesional adalah langkah-langkah yang sangat efektif untuk mendukung anak-anak ini. Dengan peran yang aktif dari guru, anak-anak dengan disleksia dapat mengembangkan potensi mereka dan meraih keberhasilan dalam pembelajaran.


Daftar Pustaka

Suryani, L. (2017). Pendidikan Inklusif: Konsep, Prinsip, dan Implementasi. Jakarta: Penerbit Alfabeta.

Nasution, S. (2016). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Trianto, H. (2018). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Kencana.

Wardani, W. (2019). Pengelolaan Kelas: Teori dan Praktik di Sekolah Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Putri, R. A., & Suryadi, D. (2020). Strategi Pembelajaran di Kelas Inklusif: Tantangan dan Solusi. Yogyakarta: Penerbit Ombak.


×
Berita Terbaru Update