PERANCANGAN PROGRAM INDIVIDUAL (PPI) BERBASIS MODIFIKASI PERILAKU
Andreas Famousa (2022015130)
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
ABSTRAK :
Pengembangan program individual adalah suatu tahap dalam merancang dan melaksanakan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan, kemampuan, dan minat masing-masing individu, terutama bagi anak yang memiliki kebutuhan spesifik atau peserta didik dengan kebutuhan khusus. Tujuan dari program ini adalah untuk mendukung guru dalam menyesuaikan kurikulum baik yang umum maupun khusus agar selaras dengan kekuatan dan kelemahan para siswa, memberikan pendidikan yang tepat, serta memberikan bimbingan yang fleksibel bagi anak dan orang tua. Elemen kunci dalam program ini mencakup evaluasi kemampuan siswa saat ini, penentuan tujuan jangka panjang dan pendek, penjelasan tentang layanan pembelajaran, jadwal pelaksanaan, dan penilaian kemajuan siswa. Proses dalam pengembangan program individual umumnya melibatkan pembentukan tim khusus, penilaian terhadap kebutuhan siswa, pengaturan tujuan, perancangan metode pengajaran, dan penetapan metode evaluasi. Implementasi program ini juga memerlukan kolaborasi antara guru, orang tua, dan profesional untuk memastikan bahwa proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan optimal sesuai dengan pertumbuhan anak.
PENDAHULUAN
Gangguan perilaku merupakan masalah penyesuaian individu dengan lingkungan sosial yang disebabkan oleh kekurangan dalam mengendalikan diri, dan ini sering kali terjadi pada anak-anak. Saat ini, mereka mendapatkan perhatian khusus di SLB E dan terlihat di berbagai sekolah reguler di semua tingkat pendidikan. Di negara-negara maju, terdapat 19,6% anak dengan masalah perilaku yang terdaftar di sekolah reguler. Sebagian besar masalah perilaku ini terkait dengan kondisi kebutuhan khusus yang dialami oleh anak-anak dengan fitur tersebut. Sebagai contoh, seorang anak yang menghadapi kesulitan akademik mungkin menunjukkan perilaku yang tidak sesuai di dalam kelas karena mereka tidak dapat berkontribusi dalam proses pembelajaran yang tidak sesuai dengan kemampuan mereka. Masalah yang berkaitan dengan perilaku dan emosi pada anak jika dibiarkan tidak ditangani bisa berkembang menjadi isu yang lebih rumit.
Semua anak yang menunjukkan perilaku dan emosi tersebut akan tumbuh menjadi individu yang anti sosial, tetapi banyak dari mereka ketika dewasa cenderung terlibat dalam tindak kriminal dan masalah narkoba. Selain itu, anak sering menghadapi tantangan psikologis, mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan pendidikan dan pekerjaan, berisiko memiliki pernikahan yang tidak stabil, menunjukkan ketidakpatuhan terhadap upaya penyembuhan, serta cenderung bersikap keras saat membesarkan anak-anak mereka, yang bisa menyebabkan masalah serupa pada generasi selanjutnya. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah untuk memperbaiki perilaku yang ada. Berbagai upaya telah dilakukan, namun pendekatan yang bersifat edukatif melalui modifikasi perilaku dianggap sangat penting. Modifikasi perilaku ialah penerapan teori pengkondisian operan untuk mengubah tindakan. Pengkondisian operan, yang diembangkan oleh B.F.
PEMBAHASAN
Program Pembelajaran Individual (PPI)
Sebelum merancang Program Pembelajaran Individu untuk siswa inklusif, peneliti perlu menentukan kelompok penyusun. Anggota tim penyusun dan pelaksanaan Program Pembelajaran Individu mencakup:
Kepala sekolah (memegang peranan sebagai manajer, pemberi motivasi, dan pengawas terkait rancangan serta pelaksanaan Program Pembelajaran Individu yang telah disusun untuk siswa yang lambat belajar).
Wakil kurikulum (berfungsi sebagai pengarah dalam memilih materi yang diperlukan sesuai dengan kemampuan dan tujuan yang ingin dicapai, berdasarkan kurikulum yang diterapkan di SD Lab School FIP UMJ. Di samping itu, wakil kurikulum juga berfungsi untuk menentukan indikator penilaian Program Pembelajaran Individu bagi siswa slow learner).
Guru Pembimbing Khusus (memegang peran dalam mengidentifikasi kebutuhan, melakukan asesmen, dan merancang Program Pembelajaran Individu). Orang tua (berkontribusi dengan memberikan informasi tentang kemampuan yang dimiliki saat ini).
Wali kelas (berperan sebagai pelaksana untuk menerapkan Program Pembelajaran Individu yang telah dirancang bagi siswa yang lambat belajar).
Shadow teacher (berfungsi sebagai pendamping dan membantu guru kelas dalam melaksanakan Program).
Program Pembelajaran Individual (PPI) untuk MZF bisa dibuat berdasarkan format yang digunakan di SD Lab School FIP UMJ, namun tidak dapat dikembangkan oleh peneliti karena MZF tidak memiliki pendamping guru dan orang tua MZF sulit dihubungi atau tidak dapat memberikan informasi. Ini menyulitkan peneliti dalam mengidentifikasi kemampuan serta tujuan yang ingin dicapai oleh MZF, mengingat bahwa orang tua adalah bagian penting dalam partisipasi dan pelaksanaan Program Pembelajaran Individual untuk MZR. Oleh karena itu, hanya FR yang memenuhi kriteria dalam pembuatan Program Pembelajaran Individual, karena FR memiliki pendamping guru yang bertugas untuk mendukung dan menjalankan Program Pembelajaran Individual di dalam kelas. Selain itu, FR juga memiliki orang tua yang komunikatif dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan Program Pembelajaran Individual bagi FR. Menurut Amin dalam (Megaiswari dkk., 2019), Program Pembelajaran Individual (PPI) adalah sebuah program yang dirancang untuk mendukung siswa dengan kebutuhan khusus sesuai dengan kemampuan mereka. Program ini terbagi menjadi dua kategori: program jangka panjang dan program jangka pendek. Di dalam PPI terdapat kurikulum dan penempatan untuk siswa berkebutuhan khusus, serta berbagai aspek yang melibatkan orang tua dan institusi terkait.
Tujuan PPI
Sasaran dari Program Pembelajaran Individual adalah sebagai berikut:
a. Membantu pendidik dalam menyesuaikan program umum atau program khusus bagi anak berkebutuhan khusus, berdasarkan kelebihan, kekurangan, ataupun ketertarikan mereka.
b. Menyediakan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi anak usia dini.
c. Memberikan bantuan berupa bimbingan yang bersifat fleksibel bagi anak dan orang tua (Iskandar, 2018).
Komponen-komponen Program Pembelajaran Individual
Berdasarkan The US Code (PL.94-142) dalam (Farisia, 2017), setelah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam kurikulum dapat diidentifikasi sebagai Kompetensi Dasar bagi siswa berkebutuhan khusus, maka dokumen Program Pembelajaran Individual dirancang dengan komponen sebagai berikut:
1) Tingkat kemampuan siswa pada saat ini (Present level performance)
2) Sasaran umum yang ingin dicapai (Annual goals)
3) Tujuan khusus dalam pembelajaran (Short-term objectives)
4) Uraian mengenai layanan pendidikan (Special education and related services)
5) Waktu mulai kegiatan dan durasi yang diperlukan (Dates and initiation of services and duration of services)
6) Penilaian (Kriteria objektif, prosedur evaluasi, dan jadwal untuk menilai tujuan jangka pendek).
Langkah-langkah Merancang Program Pembelajaran Individual
Menurut Kitano dan Kirby dalam (Sebrina & Sukirman, 2019), terdapat lima tahap dalam merancang Program Pembelajaran Individual, yaitu:
1) Membentuk tim untuk Program Pembelajaran Individual
2) Mengidentifikasi kebutuhan anak
3) Menetapkan sasaran jangka panjang dan tujuan jangka pendek
4) Merancang metode serta prosedur untuk mencapai tujuan
5) Menetapkan metode evaluasi guna memantau kemajuan anak
KESIMPULAN
Pengembangan Program Pembelajaran Individual dalam meningkatkan perkembangan akademik (literasi) dan perilaku mandiri siswa dengan kemampuan belajar lambat melibatkan beberapa langkah yang perlu diikuti, yaitu: langkah pertama adalah melakukan wawancara dengan guru pendamping, wali kelas, orang tua, dan GPK untuk mengumpulkan informasi mengenai kemampuan siswa dengan kemampuan belajar lambat serta menetapkan tujuan jangka panjang dan jangka pendek yang perlu dicapai. Langkah kedua setelah wawancara adalah menyusun penilaian terhadap kemampuan akademik (literasi) dan perilaku mandiri siswa dengan kemampuan belajar lambat, setelah penilaian disusun, peneliti kemudian melakukan evaluasi pada siswa tersebut. Langkah ketiga adalah menentukan Kompetensi Dasar untuk mendukung pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang mencakup strategi yang harus diterapkan kepada siswa dengan kemampuan belajar lambat.
REFERENSI :
Tuti Haryati, Widia Winata, Ahmad Suryadi Jurusan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jln.KH. Ahmad Dahlan Cireundeu-Ciputat Tangerang Selatan 15419
Achmad Miftahul Aziz Nur Vaqin, Implementasi Program Pembelajaran Inbevibe Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Inklusi (Studi Kasus Di Sekolah Dasar Negeri Sumbersari 2 Kota Malang)
Edi Purwanta, Pujaningsih, Aini Mahabbati, dan Heri Purwanta Pengembangan Model Modifikasi Perilaku Terintegrasi Program Pembelajaran Untuk Anak Dengan Masalah Perilaku
Ana Mardiana, Imron Muzakki, Implementasi Program Pembelajaran Individual Siswa Tunagrahita Kelas Inklusi
Anne Hafina, Pengembangan Program Praktikum Konseling Individual