-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

STRATEGI MODIFIKASI PERILAKU DALAM MENANGANI PERILAKU ANAK DENGAN BERKEBUTUHAN KHUSUS

Rabu, 16 April 2025 | April 16, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-16T22:46:20Z

STRATEGI MODIFIKASI PERILAKU DALAM MENANGANI PERILAKU ANAK  DENGAN BERKEBUTUHAN KHUSUS 

Sari Ernawati (2022015159) 

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar , Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa  email: sariernawati0201@gmail.com 



PENDAHULUAN  

 Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang membutuhkan perhatian dan penanganan  khusus akibat adanya gangguan dalam perkembangan atau kondisi tertentu yang menyimpang  dari perkembangan anak pada umumnya. Ada beberapa jenis yaitu Tunanetra, Tunarungu,  Tunagrahita, Tunadaksa, Tunalaras, Ksulitan belajar, Autis dan ADHD.  

Menurut Heward, anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki sifat atau karakteristik  unik yang membedakannya dari anak-anak lainnya, meskipun tidak selalu menunjukkan  adanya gangguan dalam aspek mental, emosional, atau fisik. Efendi (2006) mengatakan bahwa  anak berkebutuhan khusus merupakan suatu kondisi yang berbeda dari rata-rata anak  pada umumnya. Perbedaan dapat berupa kelebihan maupun kekurangan. Sementara itu,  menurut Ilahi, anak berkebutuhan khusus adalah individu yang memiliki kebutuhan tertentu,  baik bersifat sementara maupun permanen, sehingga memerlukan layanan pendidikan yang  lebih mendalam dan intensif. 

 Berdasakan dari beberapa para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa, anak berkebutuhan  khusus (ABK) adalah anak yang memiliki perbedaan dalam perkembangan, baik berupa  kelebihan maupun kekurangan, yang mengharuskan mereka mendapatkan perhatian,  penanganan, dan layanan pendidikan khusus. Perbedaan ini bisa bersifat sementara atau  permanen, dan tidak selalu berkaitan dengan ketidakmampuan secara fisik, mental, maupun  emosional. 

 Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) umumnya menunjukkan perilaku yang menantang,  yaitu perilaku yang dapat mengganggu proses belajar, interaksi sosial, serta aktivitas sehari hari mereka. Contoh dari perilaku menantang ini antara lain bersikap agresif, menyakiti diri  sendiri, menyakiti orang lain, tantrum, melakukan tindakan secara berulang-ulang, atau  menolak untuk mengikuti instruksi. 

 Memahami serta menangani anak berkebutuhan khusus dengan tepat sangatlah penting  untuk mencegah mereka merasa frustrasi atau melakukan tindakan yang berlebihan.

Menangani anak berkebutuhan khusus tidak dapat dilakukan dengan cara-cara lama seperti  memarahi atau memukul, karena tindakan tersebut justru bisa memperburuk kondisi anak. Oleh  karena itu, diperlukan pendekatan yang tepat dan efektif, salah satunya melalui penerapan  strategi modifikasi perilaku. 

 Tulisan ini bertujuan untuk mengulas strategi modifikasi perilaku yang dapat diterapkan  dalam mengatasi perilaku menantang pada anak-anak berkebutuhan khusus. 

PEMBAHASAN  

A. Pengertian Modifikasi Perilaku  

 Gordon & Winson (2000) menjelaskan bahwa modifikasi perilaku adalah peluang  yang dapat mengubah perilaku dan perilaku tersembunyi (kegiatan internal yang tidak  terlihat/dapat diamati oleh orang lain)baik perilaku yang tampak (overt) maupun yang  tidak, bisa berbentuk perilaku yang berlebihan (excessive) atau justru kurang (deficit).  Dengan kata lain, perilaku yang berlebihan perlu dikurangi, sedangkan perilaku yang  kurang akan ditingkatkan. Perilaku, baik yang terlihat secara langsung (overt)  maupun yang tidak tampak, dapat berupa perilaku yang terlalu berlebihan (excessive)  atau terlalu sedikit (deficit). Artinya, perilaku yang muncul secara berlebihan perlu  diminimalkan, sementara perilaku yang masih kurang perlu ditingkatkan. Menurut  Wolpe, penerapan prinsip -prinsip pembelajaran yang diuji secara eksperimental untuk  dipicu atau dikonfirmasi dengan melemahkan atau menghilangkan perilaku adaptif dan  menghilangkan perilaku adaptif. Sedangkan menurut Powers & Osborn (1975)  memberi Batasan modifikasi perilaku sebagai penggunaan secaa sistematis Teknik  kondisioning pada manusia untuk menghasilkan perubahan frekuensi perilaku sosial  tertentu atau tindakan mengontrol lingkungan perilaku tersebut.  

 Menurut dari beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Modifikasi perilaku  adalah suatu pendekatan sistematis yang digunakan untuk mengubah perilaku individu,  baik perilaku yang tampak maupun yang tidak tampak, dengan tujuan meningkatkan  perilaku yang kurang dan mengurangi perilaku yang berlebihan. Proses ini  berlandaskan pada prinsip-prinsip psikologi pembelajaran modern, terutama melalui  teknik kondisioning, yang bertujuan untuk mengurangi perilaku yang tidak sesuai serta  memperkuat perilaku yang lebih sesuai atau adaptif. Dengan kata lain, modifikasi 

perilaku merupakan intervensi yang terencana dan berbasis ilmiah untuk menghasilkan  perubahan perilaku yang lebih positif dan fungsional dalam kehidupan individu. 

B. Jenis-jenis Strategi Modifikasi Perilaku  

1. Teknik Imitation  

Albert Bandura (dalam Sudirman, 2020), seorang psikolog sosial terkenal,  menyatakan bahwa imitasi adalah proses di mana individu meniru atau meneladani  perilaku yang diamati dari orang lain. Di sisi lain, Lev Vygotsky, seorang pakar  dalam psikologi perkembangan, menyebutkan bahwa imitasi merupakan bentuk  pembelajaran sosial, di mana anak-anak meniru perilaku orang dewasa atau teman  sebayanya sebagai cara untuk mempelajari dan mengembangkan keterampilan  baru.. Peniruan atau imitation adalah proses ketika individu mencontoh perilaku  orang lain, baik melalui pengamatan langsung maupun melalui model yang  ditampilkan dalam berbagai media. 

2. Teknik Shaping 

Menurut B.F. Skinner (Malika, 2020), seorang tokoh psikologi behaviorisme,  shaping merupakan proses pembentukan perilaku kompleks melalui pemberian  penguatan secara bertahap terhadap perilaku yang semakin mendekati perilaku  yang diharapkan. Shaping, atau pembentukan perilaku, adalah metode di mana  perilaku yang tidak spontan atau rumit dipelajari dengan cara memberikan  penguatan bertahap pada tahapan-tahapan perilaku yang mengarah pada perilaku  akhir yang diinginkan. 

3. Teknik Chaining  

Chaining adalah teknik dalam modifikasi perilaku yang melibatkan rangkaian  stimulus dan respons secara berurutan dan sistematis, di mana penguatan atau  reinforcement diberikan setelah respons terakhir. Teknik ini terdiri dari tiga metode  utama, yaitu total-task presentation, backward chaining, dan forward chaining,  yang masing-masing memiliki fungsi serta penerapan yang berbeda (Magdalena &  Madjid, 2018). Chaining berfokus pada pembelajaran perilaku yang disusun dalam  urutan tertentu, di mana setiap langkah berperan sebagai stimulus untuk langkah  selanjutnya. 

C. Tahapan Penerapan 

1. Teknik Imitation adalah metode di mana anak berkebutuhan khusus diberikan  contoh suatu tindakan atau aktivitas, lalu diminta untuk menirukannya. Anak  mengikuti arahan serta langkah-langkah yang diberikan oleh fasilitator, guru, atau  pendidik dalam menyelesaikan tugas tersebut. 

2. Teknik Shaping diterapkan dengan menyesuaikan tugas yang diberikan kepada anak  berkebutuhan khusus di kelas. Tugas tersebut disusun secara lebih sederhana dan  disesuaikan dengan kemampuan masing-masing anak, sehingga lebih mudah  dipahami dan dikerjakan. Penerapan teknik Shaping dalam dunia pendidikan  sebagai cara menyesuaikan tugas untuk anak-anak berkebutuhan khusus bisa  menjadi strategi yang efektif untuk membantu meningkatkan pemahaman mereka. 

3. Teknik Chaining contohnya dapat terlihat saat anak berkebutuhan khusus diminta  memakai baju dengan mengikuti setiap langkah secara bertahap. Setelah anak  berhasil menyelesaikan tahapan tersebut, maka diberikan penguatan sebagai bentuk  apresiasi. 

D. Tantangan dalam Pelaksanaan Strategi Modifikasi Perilaku  

 Yang pertama adalah kurangnya pengetahuan guru. Banyak guru masih belum  sepenuhnya memahami konsep dasar dan teknik-teknik dalam modifikasi perilaku. kurangnya pelatihan khusus atau minimnya akses terhadap informasi yang relevan.  Akibatnya, guru mungkin mengalami kesulitan dalam merancang dan menerapkan  strategi yang efektif untuk menangani perilaku siswa, terutama siswa dengan kebutuhan  khusus. 

 Kedua kesulitan konsistensi. sulitnya guru atau orang tua untuk tetap konsisten  dalam menerapkan strategi. Kadang-kadang strategi dilakukan dengan baik di awal,  tapi kemudian terabaikan karena kesibukan, rasa lelah, atau kurangnya dukungan.  Padahal, konsistensi sangat penting agar anak memahami pola yang diharapkan dan  terbiasa dengan aturan yang ada. 

 Selanjutnya anak menunjukan respons tidak langsung atau malah meningkatnya  perilaku buruk, dalam proses modifikasi perilaku, terkadang anak tidak langsung  menunjukkan perubahan positif. Bahkan, ada kalanya perilaku buruk justru meningkat  di awal sebelum akhirnya membaik. Hal ini bisa membuat guru atau orang tua merasa  strategi tidak berhasil.

KESIMPULAN  

 Anak berkebutuhan khusus (ABK) memiliki perbedaan dalam perkembangan yang  memerlukan perhatian dan penanganan khusus, baik dalam aspek fisik, mental, atau emosional.  Dalam menghadapi perilaku menantang yang umum pada ABK, seperti agresi atau tantrum,  penting untuk menggunakan pendekatan yang tepat, salah satunya dengan strategi modifikasi  perilaku. Modifikasi perilaku adalah pendekatan sistematis yang bertujuan mengubah perilaku  dengan memperkuat perilaku positif dan mengurangi perilaku negatif melalui teknik-teknik  seperti imitation, shaping, dan chaining

 Meskipun strategi ini dapat efektif, pelaksanaannya tidak tanpa tantangan. Guru atau  pendidik sering kali menghadapi kendala seperti kurangnya pengetahuan tentang teknik  modifikasi perilaku, kesulitan dalam menjaga konsistensi penerapan strategi, serta respons  anak yang terkadang tidak langsung menunjukkan perbaikan atau bahkan justru memperburuk  perilaku sebelum ada perubahan positif. Oleh karena itu, untuk mencapai hasil yang optimal,  diperlukan pelatihan yang memadai bagi guru, dukungan yang konsisten dari orang tua, dan  kesabaran dalam menghadapi proses perubahan perilaku pada ABK. 

REFERENSI  

Asyharinur Ayuning Putriana Pitaloka, S. A. (2022). Konsep Dasar Anak Berkebutuhan  Khusus. MASALIQ, 2(1), 26-42. 

Bakhrudin All Habsy, F. F. (2024). Penerapan Teknik Modifikasi Perilaku: Imitation,. Jurnal  Sinergitas PkM dan CSR, 8(3). 

Khairun Nisa, S. M. (2018). Karakteristik Dan Kebutuhan Anak Berkebutuhan Khusus. 2(1). 

MUTIAH, D. (2016). Pengembangan Model Modifikasi Perilaku. Jurnal Pendidikan Usia  Dini, 10(2). 

Satriyawan, A. N. (2022). Modifikasi Perilaku Terhadap Anak. JURNAL Pendidikan Dasar dan  Keguruan , 4(1), 14-21.


×
Berita Terbaru Update