STRATEGI MODIFIKASI PERILAKU DALAM MENANGANI PERILAKU MENANTANG ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Ika Khoirun Nisa/20220151141, Qorry Chasanatun Nisa/20220151192
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
E-mail: ikakhoirunisa213@gmail.com, qorrychasa@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti dan mengetahui strategi modifikasi perilaku dalam menangani perilaku menantang anak berkebutuhan khusus. Hasil dari penelitian ini menyajikan strategi modifikasi yang efektif dalam menangani perilaku menantang anak berkebutuhan khusus. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah istilah lain untuk menggantikan kata “Anak Luar Biasa”, yang menandakan adanya kelainan khusus. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) mempunyai karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan lainny. Karakteristik dan hambatan yang dimiliki membuat Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) memerlukan pelayanan Pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) memiliki kelaianan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/ sosial, baik dalam Tingkat keterbatasan maupun kelebihan.
Kata kunci : Strategi modifikasi perilaku, Anak Berkebutuhan Khusus
PENDAHULUAN
Menurut H. Horne, pendidikan merupakan suatu proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi manusia yang berkembang secara fisik dan mentalnya, yang bebas dan sadar kepada Tuhan. Seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional, dan kemanusiaan dari manusia. Pendidikan merupakan hak asasi yang dibutuhkan bagi setiap manusia, oleh karena itu, pendidikan harus dapat dinikmati oleh setiap orang tanpa terkecuali. Dengan memperoleh pendidikan, maka dapat memungkinkan bagi siswa untuk menumbuhkan kreativitas dan potensi yang mana dapat mengarahkan mereka dengan pencapaian tujuannya.
Modifikasi perilaku merupakan salah satu teknik pengubahan perilaku yang paling populer dikalangan para pendidik maupun psikolog. Prosedur dan hasil modifikasi perilaku ada kemungkinan dapat diterapkan ke perilaku lain sepanjang ada kemiripan karakteristik perilaku yang akan diubah dengan perilaku yang berhasil diubah.
Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak yang memiliki karakter khusus yang mana berbeda bila dibandingkan dengan anak normal pada umumnya. Mereka secara signifikan mengalami kelainan atau penyimpangan (fisik, mental, intelektual, sosial, dan emosional) dalam proses pertumbuhannya dibandingkan dengan anak-anak lain yang seusianya, sehingga memerlukan pelayanan pendidikan yang khusus yang disesuaikan dengan kemampuan serta potensi yang mereka miliki.
PEMBAHASAN
Perilaku Menantang pada ABK
Gangguan perilaku menentang (Oppositional Defiant Disorder-ODD) adalah pola tingkah laku berulang yang negatif, melawan, dan tidak taat. Anak dengan gangguan perilaku menentang (Oppositional Defiant Disorder) bersifat keras kepala, sulit diatur, dan tidak patuh, tanpa menjadi agresif secara fisik atau benar-benar mengganggu orang lain. Banyak anak yang belum sekolah dan anak awal masa remaja kadangkala menunjukkan tingkah laku yang melawan, tetapi gangguan perilaku menentang baru didiagnosis jika perilaku tersebut menetap selama 6 bulan atau lebih dan bersifat cukup serius hingga mengganggu fungsi sosial dan akademik anak. Sering kali, anak mengalami gangguan ini pada usia 8 tahun.
Penyebab Gangguan Perilaku Menantang
Para peneliti belum mengetahui apa penyebab ODD. Namun ada 2 teori utama mengapa hal itu terjadi:
Teori Perkembangan
Teori ini mengemukakan bahwa masalah dimulai ketika anak masih balita. Anak-anak dan remaja dengan ODD mungkin mengalami kesulitan belajar mandiri dari orang tua yang dekat dengan mereka secara emosional. Perilaku mereka mungkin merupakan masalah perkembangan normal yang berlangsung setelah masa balita.
Teori Pembelajaran
Teori ini menyatakan bahwa gejala negatif ODD adalah sikap yang dipelajari. Hal ini mencerminkan efek dari metode penguatan negatif yang digunakan oleh orang tua dan pihak lain yang berkuasa. Penggunaan penguatan negatif meningkatkan perilaku ODD anak, itu karena perilaku tersebut memungkinkan anak mendapatkan apa yang diinginkannya contohnya seperti perhatian dan reaksi dari orang tua atau orang lain.
Pendekatan dalam Modifikasi Perilaku Menantang
Pentingnya Modifikasi Perilaku
Modifikasi perilaku menantang pada ABK sangat penting karena perilaku ini dapat mengganggu proses perkembangan anak secara keseluruhan, baik dari sisi akademik, sosial, maupun emosional.
Prinsip-Prinsip Modifikasi Perilaku
Modifikasi perilaku pada ABK didasarkan pada prinsip-prinsip dasar yang penting agar intervensi berjalan efektif . Ada beberapa prinsip modifikasi perilaku:
Penguatan (Reinforcement)
Prinsip utama dalam perilaku ini diikuti oleh konsekuensi menyenangkan (reward) akan lebih mungkin terulang dimasa depan. Penguatan positif diberikan ketika anak menunjukkan perilaku yang diharapkan, seperti pujian, hadiah atau aktivitas yang menyenangkan. Sementara itu, penguatan negatif dilakukan dengan menghilangkan sesuatu yang tidak disukai anak, sebagai konsekuensi dari perilaku positif yang ditunjukkan, seperti mengurangi tugas setelah anak bekerja sama dengan baik.
Hukuman (Punishment)
Prinsip hukuman yang bertujuan untuk mengurangi atau menghentikan perilaku negatif. Hukuman bisa berupa penambahan konsekuensi yang tidak menyenangkan, seperti teguran, atau menghilangkan sesuatu yang menyenangkan, seperti mencabut hak bermain. Prinsip ini harus digunakan secara hati-hati dan tidak menjadi pendekatan utama, karena dapat memicu perlawanan atau stress pada anak jika diterapkan secara berlebihan.
Konsistensi
Konsistensi juga menjadi kunci dalam modifikasi perilaku. Anak perlu mendapatkan konsekuensi yang sama setiap kali menunjukkan perilaku tertentu, agar dapat memahami hubungan sebab akibat dari tindakannya. Selain itu, penting untuk memberikan konsekuensi secara langsung (immediacy) setelah perilaku muncul, karena keterlambatan bisa membuat anak bingung dan gagal memahami mengapa suatu konsekuensi diberikan.
Strategi modifikasi perilaku menantang ABK
Untuk menangani perilaku menantang pada ABK, dapat diterapkan beberapa teknik modifikasi perilaku yang efektif dan terstruktur. Salah satu teknik yang umum digunakan adalah:
Penguatan Positif (Positive Reinforcement)
Dengan memberikan sesuatu yang menyenangkan saat anak menunjukkan perilaku yang diinginkan. Contohnya anak mengikuti instruksi guru kemudian guru memberikan pujian atau apresiasi dengan hal tersebut anak akan termotivasi untuk patuh lagi. Tujuannya untuk meningkatkan frekuensi perilaku positif sebagai pengganti perilaku menantang.
Token Economy
Anak mengumpulkan token (bintang, koin mainan, dll) setiap kali menunjukkan perilaku baik dan bisa menukarkannya dengan hadiah tertentu. Contohnya seperti setiap kali anak patuh mendapatkan satu token, jika anak bisa mendapatkan lima token dapat ditukar dengan reward. Tujuannya untuk mendorong konsistensi perilaku patuh melalui sistem penghargaan yang konkret.
Promting dan Fading
Dengan memberikan petunjuk (secara verbal visual atau fisik) untuk membantu anak menunjukkan perilaku yang diinginkan, lalu secara bertahap dikurangi. Contohnya seperti guru memberi isyarat tangan atau gambar urutan kegiatan untuk meningkatkan anak agar mengikuti instruksi. Tujuannya untuk membantu anak sukses dalam melakukan perilaku yang diharapkan dan akhirnya bisa mandiri.
Penggunaan Diferensial (Diferential Reinforcement)
Memberikan penguatan hanya pada perilaku yang diinginkan dan mengabaikan atau tidak memperkuat perilaku menantang. Contohnya jika anak dapat mengikuti instruksi dengan baik tanpa adanya melawan atau menantang maka anak tersebut dapat diberikan pujian atau apresiasi. Jika anak tersebut menolak maka anak tidak akan diberikan reaksi apapun selagi anak tersebut masih dapat terkondisikan. Tujuannya agar dapat memperkuat saat anak tidak menunjukkan perilaku menantang dalam periode waktu tertentu.
Timeout (Waktu Istirahat)
Berprinsip untuk mengeluarkan anak dari situasi yang menyenangkan sebagai konsekuensi dari perilaku negatif. Contohnya anak yang memukul temannya dikeluarkan dari kegiatan bermain selama tiga sampai lima menit. Waktu harus singkat (seumur anak dalam menit: misal anak tujuh tahun = maksimal 7 menit), dan konsisten, jangan digunakan secara berlebihan. Tujuannya untuk memberikan waktu agar anak dapat menenangkan diri dan menunjukkan bahwa perilaku menantang tidak mendapat perhatian.
Kontrak Perilaku (Behavior Contract)
Dalam kontrak perilaku ini merupakan kesepakatan tertulis antara anak dan guru atau orang tua tentang konsekuensi dari perilaku tertentu. Contohnya “Jika kamu dapat menyelesaikan tugas tanpa membantan atau menantang selama tiga hari, kamu bisa memilih aktivitas favorit.” tujuannya untuk menumbuhkan tanggung jawab dan komitmen dari anak.
KESIMPULAN
Gangguan perilaku menantang pada anak berkebutuhan khusus merupakan pola perilaku negatif yang menetap, seperti keras kepala, menolak aturan, dan tidak patuh, yang dapat mengganggu fungsi sosial maupun akademik anak. Meskipun penyebab pastinya belum diketahui, teori perkembangan dan teori pembelajaran memberikan pemahaman tentang bagaimana perilaku ini dapat terbentuk.
Modifikasi perilaku menjadi pendekatan yang penting dan efektif dalam menangani perilaku menantang tersebut. Dengan menerapkan prinsip-prinsip seperti penguatan, hukuman, dan konsistensi, serta menggunakan teknik-teknik seperti penguatan positif, token economy, promting & fading, penguatan diferensial, timeout, dan kontrak perilaku, anak dapat dibantu untuk mengembangkan perilaku yang lebih adaptif.
Upaya modifikasi ini perlu dilakukan secara terstruktur, konsisten, dan penuh empati agar anak dapat berkembang secara optimal baik secara sosial, emosional, maupun akademik.
REFERENSI
Dermawan, Oki. "Strategi pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus di slb." Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi 6.2 (2013): 886-897.
APA
Dermawan, O. (2013). Strategi pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus di slb. Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi, 6(2), 886-897.
ISO 690
DERMAWAN, Oki. Strategi pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus di slb. Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi, 2013, 6.2: 886-897.
Astrini, Sunaring Retno. "Penggunaan Modifikasi Perilaku Tipe Reward Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Usia Dini." J. Golden Age, Univ. Hamzanwadi 5.2 (2021): 104-110.
Astrini, S. R. (2021). Penggunaan Modifikasi Perilaku Tipe Reward Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Usia Dini. J. Golden Age, Univ. Hamzanwadi, 5(2), 104-110.
ASTRINI, Sunaring Retno. Penggunaan Modifikasi Perilaku Tipe Reward Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Usia Dini. J. Golden Age, Univ. Hamzanwadi, 2021, 5.2: 104-110.
PRICYLLA DELA (2024). “Gangguan Perilaku Menentang”. Diambil dari https://medicastore.com/penyakit/1128/gangguan-perilaku-menentang.