-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Strategi Modifikasi Perilaku dalam Menangani Perilaku Menantang Anak Berkebutuhan Khusus

Rabu, 16 April 2025 | April 16, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-16T23:01:23Z

Strategi Modifikasi Perilaku dalam Menangani Perilaku Menantang Anak  Berkebutuhan Khusus 

Sukoco Triatmojo 

2022015125 

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa 

Tmsukoco1@gmail.com 



Pendahuluan 

Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah  orang-orang yang memiliki karakteristik  perkembangan yang berbeda, baik dari segi  kognitif, sosial, emosi, atau motorik.  Karena perbedaan-perbedaan ini, mereka  sering menunjukkan perilaku yang tidak  lazim atau menantang, seperti agresi,  tantrum, menolak instruksi, stereotipik,  atau bahkan melukai diri sendiri. Perilaku perilaku ini tidak hanya menghambat  perkembangan anak, tetapi juga  menyulitkan guru, orang tua, dan  lingkungan untuk memberikan dukungan  terbaik. Oleh karena itu, untuk menangani  perilaku menantang tersebut, diperlukan  pendekatan yang sistematis, efektif, dan  etis. Strategi modifikasi perilaku adalah  salah satu pendekatan yang telah  ditunjukkan paling efektif. 

Konsep Modifikasi Perilaku 

Metode yang disebut modifikasi perilaku  bertujuan untuk mengubah perilaku  individu dengan menggunakan teori  behaviorisme. Penting untuk diingat bahwa  penguatan (penguatan) dan hukuman  (hukuman) memiliki kemampuan untuk  mengubah, meningkatkan, atau  mengurangi perilaku seseorang. Modifikasi  perilaku digunakan untuk mendukung  perilaku positif dan mengurangi perilaku  

negatif atau menantang pada anak  berkebutuhan khusus. 

Menurut Miltenberger (2016), modifikasi  perilaku merupakan proses yang  melibatkan identifikasi perilaku target,  asesmen fungsional, intervensi berbasis  data, serta pemantauan dan evaluasi hasil.  Strategi ini bersifat ilmiah, terukur, dan  berbasis bukti (evidence-based), sehingga  banyak digunakan oleh pendidik, terapis,  maupun orang tua dalam menangani anak  dengan kebutuhan khusus. 

Jenis-Jenis Perilaku Menantang pada  ABK 

Sebelum menerapkan strategi modifikasi  perilaku, penting untuk memahami jenis  perilaku menantang yang umum terjadi  pada anak berkebutuhan khusus. Beberapa  contohnya antara lain: 

Tantrum: Ledakan emosi yang  ditandai dengan menangis,  berteriak, atau melempar barang. 

Agresivitas: Memukul, mencakar,  menendang orang lain atau benda. 

Perilaku melukai diri sendiri: Menyakiti diri sendiri seperti  membenturkan kepala atau  menggigit tangan.

Penolakan terhadap instruksi: Menolak mengikuti arahan guru  atau orang tua. 

Perilaku stereotipik: Gerakan  berulang seperti mengepakkan  tangan, berputar-putar, atau  mengulang kata. 

Perilaku ini bisa timbul karena berbagai  alasan seperti frustasi, kurangnya  kemampuan komunikasi, overstimulasi  sensorik, atau sekadar mencari perhatian.  Oleh karena itu, strategi penanganannya  tidak boleh bersifat generik, melainkan  harus disesuaikan dengan kebutuhan anak  dan penyebab perilakunya. 

Strategi Modifikasi Perilaku yang  Efektif 

Beberapa strategi modifikasi perilaku yang  umum dan terbukti efektif dalam  menangani perilaku menantang anak  berkebutuhan khusus antara lain: 

1. Penguatan Positif (Positive  Reinforcement) 

Pemberian stimulus yang menyenangkan,  seperti pujian, hadiah, atau aktivitas favorit,  dilakukan setelah anak menunjukkan  perilaku yang diharapkan sebagai bagian  dari taktik ini. Tujuannya adalah untuk  meningkatkan kemungkinan bahwa  perilaku tersebut akan terjadi lagi di masa  depan. Sebagai contoh, jika seorang anak  dengan autisme tetap tenang selama lima  menit selama sesi belajar, guru akan  memberikan stiker atau waktu tambahan  untuk bermain.  

Penguatan positif telah terbukti  meningkatkan komunikasi, kontrol diri, dan  perilaku kooperatif (Alberto & Troutman,  2013). 

2. Penguatan Negatif (Negative  Reinforcement) 

Berbeda dari hukuman, penguatan negatif  adalah menghilangkan stimulus yang tidak  menyenangkan ketika anak menunjukkan  perilaku yang diinginkan. Contohnya, jika  anak menyelesaikan tugas tepat waktu,  maka dia tidak perlu mengikuti sesi  tambahan. Strategi ini meningkatkan  motivasi anak untuk menyelesaikan tugas  guna menghindari konsekuensi yang tidak  menyenangkan. 

3. Extinction (Pemadaman Perilaku) 

Strategi ini dilakukan dengan cara  menghentikan penguatan atas perilaku yang  tidak diinginkan. Jika sebelumnya perilaku  negatif anak selalu mendapatkan perhatian  (meski dalam bentuk teguran), maka  dengan extinction, perilaku tersebut  diabaikan. Misalnya, jika anak melakukan  tantrum untuk mendapatkan mainan, maka  orang tua tidak menyerah dan tidak  memberikan mainan tersebut. 

4. Token Economy 

Token diberikan dalam sistem ekonomi  token sebagai penguatan yang dapat ditukar  dengan hadiah tertentu. Anak-anak yang  membutuhkan dorongan visual dan konkret  akan cocok dengan sistem ini. Sistem ini  membantu anak-anak memahami hubungan  antara perilaku positif dan konsekuensinya. 

5. Time-Out 

Strategi ini berupa mengeluarkan anak dari  situasi yang menyenangkan ketika ia  menunjukkan perilaku menantang.  Tujuannya bukan sebagai hukuman keras,  tetapi untuk memberikan waktu kepada  anak untuk menenangkan diri. Penerapan  time-out harus dilakukan dengan konsisten  dan tidak bersifat mempermalukan anak.

6. Prompting dan Shaping 

Prompting adalah memberikan bantuan  atau isyarat agar anak dapat melakukan  perilaku yang diinginkan. Shaping adalah  membentuk perilaku secara bertahap  hingga anak mencapai perilaku target.  Kedua teknik ini sangat berguna terutama  bagi anak dengan kesulitan komunikasi  atau keterlambatan perkembangan. 

7. Functional Behavior Assessment  (FBA) 

Strategi ini bukan merupakan teknik  modifikasi langsung, tetapi langkah awal  penting. Dengan FBA, guru atau terapis  menganalisis latar belakang, konteks, dan  konsekuensi dari perilaku menantang untuk  memahami fungsi dari perilaku tersebut.  Setelah itu, strategi intervensi dapat  dirancang secara lebih tepat. 

Etika dalam Modifikasi Perilaku 

Dengan mempertimbangkan hak dan  martabat anak, metode modifikasi perilaku  harus diterapkan secara etis. Hindari  hukuman fisik, manipulasi emosional, atau  taktik untuk merendahkan anak.  Perencanaan intervensi harus melibatkan  orang tua, anak, dan tenaga profesional, jika  memungkinkan. 

Baer, Wolf, dan Risley (1968) menekankan  bahwa prinsip-prinsip dalam analisis  perilaku terapan harus bersifat sosial  signifikan, dapat diukur, dan memberi  dampak positif jangka panjang terhadap  individu. 

Keterlibatan Orang Tua dan Guru 

Strategi modifikasi perilaku sangat  bergantung pada keberhasilannya.  Akibatnya, kerja sama antara guru, orang  tua, dan terapis sangat penting. Pelatihan  

orang tua dan guru tentang teknik dasar  modifikasi perilaku dapat meningkatkan  hasil program. Selain itu, pencatatan data  dan dokumentasi perilaku sangat penting  untuk memantau perkembangan anak  secara objektif. 

Kesimpulan 

Modifikasi perilaku merupakan strategi  yang sangat efektif dan terbukti dalam  menangani perilaku menantang pada anak  berkebutuhan khusus. Dengan  menggunakan prinsip-prinsip penguatan,  pengurangan penguatan atas perilaku  negatif, dan intervensi berbasis data, anak  dapat dibantu untuk membangun perilaku  yang lebih adaptif dan fungsional. 

Namun demikian, strategi ini tidak bisa  diterapkan secara sembarangan. Diperlukan  asesmen yang mendalam, pemahaman akan  karakteristik individu anak, serta  pelaksanaan yang konsisten dan etis. Di  samping itu, kerja sama antara keluarga,  sekolah, dan tenaga profesional menjadi  faktor kunci dalam keberhasilan jangka  panjang. 

Dengan pendekatan yang tepat, anak  berkebutuhan khusus tidak hanya dapat  menunjukkan perubahan perilaku yang  signifikan, tetapi juga dapat mencapai  potensi terbaik mereka dalam belajar dan  berinteraksi sosial. 

Daftar Pustaka 

Alberto, P. A., & Troutman, A. C.  (2013). Applied Behavior Analysis  for Teachers (9th ed.). Pearson. 

Miltenberger, R. G. (2016).  Behavior Modification: Principles 

and Procedures (6th ed.). Cengage  Learning. 

Baer, D. M., Wolf, M. M., & Risley,  T. R. (1968). Some current  dimensions of applied behavior  analysis. Journal of Applied  Behavior Analysis, 1(1), 91–97. 

Sugai, G., & Horner, R. H. (2009).  Responsiveness-to-Intervention and  (Alberto, 2013)

School-Wide Positive Behavior  Supports: Integration of Multi Tiered System Approaches.  Exceptionality, 17(4), 223–237. 

Cooper, J. O., Heron, T. E., &  Heward, W. L. (2020). Applied  Behavior Analysis (3rd ed.).  Pearson. 


×
Berita Terbaru Update