-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

TANTANGAN SERTA SOLUSI DALAM MENERAPKAN MODIFIKASI PERILAKU PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR

Selasa, 15 April 2025 | April 15, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-16T04:48:39Z

TANTANGAN SERTA SOLUSI DALAM MENERAPKAN MODIFIKASI  PERILAKU PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR 

NAMA : Rizki Aria Laksa 

NIM : 2022015135 

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa 

Email : rizkiaria663@gmail.com 



PENDAHULUAN 

Masa sekolah dasar merupakan periode perkembangan yang cukup krusial bagi  anak-anak. Di rentang usia ini, mereka tidak hanya mengembangkan kemampuan  kognitif dan sosial, tetapi juga dalam membentuk pola perilaku yang akan mereka  bawa hingga nanti dewasa. Namun, dalam proses tumbuh kembang ini, tidak jarang  muncul berbagai perilaku adaptif yang akan mengganggu perkembangan anak seperti  contoh kesulitan untuk fokus, agresivitas terhadap suatu hal, atau ketidak patuhan  terhadap suatu aturan yang ada. Modifikasi perilaku sebagai sebuah pendekatan yang  sistematis berlandaskan prinsip-prinsip belajar, menawarkan kerangka kerja yang  efektif untuk memahami dan mengubah perilaku-perilaku tersebut. Melalui  identifikasi perilaku target atau siswa, analisis fungsi perilaku, dan penerapan strategi  intervensi yang terukur. Modifikasi bertujuan untuk membantu anak-anak dalam  mengembangkan perilaku menjadi lebih positif, adaptif, dan juga sesuai dengan  harapan lingkungan sosial. 

Meskipun demikian, implementasi dari modifikasi perilaku pada anak usia sekolah  dasar tidak selalu dapat berjalan dengan mulus. Terdapat berbagai tantangan yang  perlu kita hadapi untuk mengatasi, lalu tantangan tersebut perlu diatasi agar intervensi  dapat berjalan efektif dan memberikan hasil yang optimal. Tantangan-tantangan yang  biasanya dihadapi ialah berasal dari karakteristik anak itu sendiri, lalu ada dari  lingkungan keluarga,sekolah atau masyarakat serta kompleksites strategi modifikasi  perilaku itu sendiri. Oleh karena itu, pemahaman mendalam mengenai  tantangan-tantangan yang mungkin dihadapi, serta solusi-solusi praktis untuk dapat  mengatasinya, menjadi esensial bagi para profesional (seperti guru, psikolog, terapis),  lalu orang tua dan juga pihak-pihak terkait lainnya yang juga terlibat dalam proses  pembentukan perilaku anak usia sekolah dasar. 

PEMBAHASAN 

Menerapkan modifikasi perilaku pada anak usia sekolah dasar merupakan sebuah  proses yang cukup kompleks untuk kita hadapi namun sangat penting juga untuk  membantu mereka dalam mengembangkan sikap atau perilaku yang lebih positif dan  juga dapat untuk mengatasi perilaku yang kurang adaptif pada anak usia mereka.  Keberhasilan ini sangat bergantung kepada pemahaman kita yang harus mendalam  tentang prinsip-prinsip perilaku, konsistensi dalam penerapannya dan juga kolaborasi  baik antara orang tua, guru dan juga pihak sekolah yang terkait. Dalam penerapannya  dikehidupan sehari-hari terdapat beberapa tantangan yang bakal guru hadapi untuk  keberhasilan penerapan modifikasi tersebut. Tantangan yang bakal dihadapi oleh guru  dalam penerapannya ialah sebagai berikut : 

1. Memahami Akar Dari Permasalahan Perilaku Yang Dihadapi, seringkali perilaku  anak adalah sebuah manisfestasi dari masalah yang lebih dalam, seperti contoh adalah  masalah emosional anak, lalu ada kesulitan belajar yang mereka hadapi, atau ada juga  yang terkait dengan permasalahan yang ada pada keluarga yang kurang sehat. Dalam  mengidentifikasi permasalahan ini kita perlu melakukann observasi yang lebih cermat,  mendalam dan juga komuniukasi yang terjalin harus efektif antara penanya dengan  orang yang ditanya. 

2. Melakukan Penerapan Yang Konsisten, hal ini menjadi salah satu tantangan yang  bakal kita hadapi ketika kita menerapkan modifikasi perilaku karena dalam  inkonsistensi untuk memberikan respon terhadap perilaku (baik berupa penghargaan  maupun berupa konsekuensi atau pelajaran) dapat membuat anak menjadi bingung  dan mengurangi efektivitas intervensi anak. Semua pihak yang terlibat dalam hal ini  baik orang tua, guru, ataupun pengasuh anak sangat perlu untuk memiliki pemahaman  yang sama dan juga harus menerapkan strategi yang serupa agar dapat selaras. 

3. Perbedaan Setiap Individu Pada Anak, pasti setiap anak memiliki kepribadian, latar  belakang, dan juga tingkat perkembangan yang berbeda antara satu dengan anak yang  lainnya. Dengan demikian strategi modifikasi perilaku yang efektif untuk satu anak  mungkin saja tidak akan efektif jika diberikan pada anak yang lain. Pendekatan yang  dapat kita lakukan ialah dengan pendekatan secara personal dan juga fleksibel agar  dapat menemukan solusi yang tepat. 

4. Keterbatasan Sumber Daya dan Juga Waktu, dilingkungan sekolah, guru seringkali  memiliki rasio murid yang cukup tinggi dan juga tuntunan kurikulum yang sangat  padat, sehingga membuat guru menjadi sulit untuk dapat memberikan perhatian  indidual yang intensif pada setiap anak yang memebutuhkan modifikasi perilaku yang  serius. Permasalahan ini menjadi salah satu yang belumm dapat menemukan  solusinya. 

5. Resistensi Dari Anak atau Lingkungan Sekitar, anak mungkin saja dapat 

menunjukan resistensi terhadap perilaku apalagi perilaku tersebut sudah menjadi  sebuah kebiasaan anak itu dalam lingkungan tempat tinggal nya. Selain itu faktor  lingkungan juga dapat menjadi pengaruh kebiasaan buruk untuk perilaku anak seperti contoh teman sebaya yang memiliki perilaku yang negatif membuat anak yang  berteman dengan nya juga akan ikut terbawa memiliki perilaku yang negatif juga. 

Setelah mengetahui apa saja yang menjadi sebuah tantangan dalam menerapkan  modifikasi perilaku pada anak usia sekolah dasar.Terdapat sebuah solusi yang dapat  dilakukan setelah kita menemukan tantangan atau hambatan yang ada dalam  penerapan modifikasi perilaku di sekolah, diantaranya sebagai berikut: 

1. Melakukan Asesmen Perilaku Fungsional atau Functional Behavior Assesment  (FBA), dengan melakukan langkah ini secara komprehensif dapat menemukan sebuah  pemicu eyang terjadi (antecedents), perilaku yang ada (behavior) dan juga  konsekuensi yang didapatkan (cosequences) dari perilaku yang didapatkan. Ini dapat  memmabantu untuk memahami fungsi atau tujuan dari perilaku tersebut bagi anak. 

2. Pengajaran Perilaku Alternatif, Mengajarkan anak untuk memiliki keterampilan baru yang berfungsi sebagai pengganti perilaku yang tidak diinginkan. Misalnya,  mengajarkan cara untuk meminta bantuan daripada seorang anak tersebut meluapkan  kemarahannya ketika frustrasi menghampirinya. 

3. Melakukan Sebuah Kolaborasi dan Komunikasi Yang Efektif, dengan melakukan  sebuah kerja sama yang erat antara orang tua, guru, psikolog sekolah (jika ada), dan  pihak lain yang terlibat sangat penting. Komunikasi yang terbuka dan teratur  memastikan konsistensi dan pemahaman yang sama tentang perkembangan anak 

menjadi salah satu solusi yang cukup efektif. 

4. Penggunaan Kontrak Perilaku (Behavior Contracts), membuat kesepakatan tertulis  antara anak, orang tua, dan/atau guru yang berisi perilaku target yang diharapkan dapat memberikan konsekuensi yang positif jika perilaku tercapai, dan konsekuensi yang negatif jika hal tersebut tidak tercapai. Hal ini dapat membantu anak untuk  memahami tanggung jawab mereka miliki. 

5. Intervensi Berbasis Kelas (Classroom-Based Interventions), menerapkan strategi  manajemen kelas yang efektif untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif dan  mendukung perilaku yang baik secara keseluruhan. Ini dapat mencakup aturan kelas  yang jelas, rutinitas yang konsisten, dan sistem penghargaan kelompok dapat menjadi  sebuah jalan pintas dalam kita menerapkan modifikasi pada anak usia sekolah dasar  karena hal ini menjadi salah satu pancingan untuk anak agar lebih termotivasi untuk  bersikap lebih baik lagi. 

6. Penggunaan Jadwal (Schedules) dan Rutinitas yang Jelas, memberikan struktur dan  prediktabilitas dalam kegiatan sehari-hari dapat mengurangi kecemasan dan perilaku  yang tidak diinginkan. Jadwal yang jelas membantu anak memahami ekspektasi

mengenai pembelajaran yang akan mereka lakukan pada hari atau minggu berikutnya  sehingga anak dapat mempersiapkan lebih awal apa saja yang akan mereka lakukan  pada jadwal berikutnya.  

7. Pembentukan Perilaku Bertahap (Shaping), dengan memecah tujuan perilaku yang  kompleks menjadi langkah-langkah kecil yang lebih mudah dicapai. Memberikan  penguatan pada setiap anak ketika menuju perilaku target sudah tercapai. 

KESIMPULAN 

Menerapkan modifikasi perilaku pada anak usia sekolah dasar merupakan upaya yang  krusial namun penuh tantangan. Tantangan utama berkisar pada pemahaman akar  masalah perilaku yang kompleks, perlunya konsistensi dari semua pihak, variasi  individual anak, keterbatasan sumber daya dan waktu, serta potensi resistensi dari  anak maupun lingkungan. 

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan pendekatan yang sistematis dan terencana.  Solusi yang efektif meliputi pelaksanaan Asesmen Perilaku Fungsional (FBA) untuk  memahami fungsi perilaku, pemanfaatan penguatan positif sebagai strategi utama,  pembentukan perilaku secara bertahap, penciptaan jadwal dan rutinitas yang jelas,  pengajaran perilaku alternatif yang lebih adaptif, kolaborasi dan komunikasi yang  efektif antar pihak terkait, penggunaan kontrak perilaku untuk meningkatkan  tanggung jawab, serta implementasi intervensi berbasis kelas untuk menciptakan  lingkungan yang mendukung. 

Keberhasilan modifikasi perilaku sangat bergantung pada pemahaman mendalam  tentang prinsip-prinsip perilaku, kesabaran, konsistensi, dan adaptasi terhadap  kebutuhan unik setiap anak. Dengan menerapkan solusi-solusi ini secara holistik dan  berbasis bukti, kita dapat membantu anak usia sekolah dasar mengembangkan  perilaku positif yang akan mendukung perkembangan sosial, emosional, dan  akademik mereka. 

DAFTAR PUSTAKA 

Alberto, P. A., & Troutman, A. C. (2017). Applied behavior analysis for teachers (9th  ed.). Pearson Education. (Buku ini menekankan pentingnya asesmen perilaku  fungsional untuk memahami penyebab perilaku) 

Walker, H. M., Ramsey, E., & Gresham, F. M. (2004). Antisocial behavior in school: 

Strategies and best practices (2nd ed.). Brookes Publishing Co. (Menekankan  pentingnya lingkungan yang terstruktur dan respons yang konsisten) 

Christenson, S. L., & Sheridan, S. M. (2001). Schools and families: Creating essential  connections for learning. Guilford Press. (Menekankan pentingnya kemitraan sekolah  dan keluarga). 

Alberto, P. A., & Troutman, A. C. (2017). Applied behavior analysis for teachers (9th  ed.). Pearson Education. (Menekankan pentingnya asesmen fungsional dan  prinsip-prinsip dasar ABA dalam modifikasi perilaku). 

Martin, G., & Pear, J. (2015). Behavior modification: What it is and how to do it (10th  ed.). Pearson Education. (Menyediakan kerangka kerja komprehensif untuk  memahami dan menerapkan teknik modifikasi perilaku). 

Walker, H. M., Ramsey, E., & Gresham, F. M. (2004). Antisocial behavior in school:  Strategies and best practices (2nd ed.). Brookes Publishing Co. (Fokus pada strategi  intervensi di lingkungan sekolah dan pentingnya konsistensi). 

O’Neill, R. E., Horner, R. H., Albin, R. W., Storey, K., & Sprague, J. R. (1997).  Functional analysis of problem behavior: A practical assessment guide. Brookes  Publishing Co. (Panduan praktis untuk melakukan FBA sebagai landasan intervensi). 

Christenson, S. L., & Sheridan, S. M. (2001). Schools and families: Creating essential  connections for learning. Guilford Press. (Menggarisbawahi pentingnya kolaborasi  antara sekolah dan keluarga dalam mendukung perkembangan anak).


×
Berita Terbaru Update