TANTANGAN SERTA SOLUSI DALAM MENERAPKAN MODIFIKASI PERILAKU PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR
NAMA : Rizki Aria Laksa
NIM : 2022015135
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Email : rizkiaria663@gmail.com
PENDAHULUAN
Masa sekolah dasar merupakan periode perkembangan yang cukup krusial bagi anak-anak. Di rentang usia ini, mereka tidak hanya mengembangkan kemampuan kognitif dan sosial, tetapi juga dalam membentuk pola perilaku yang akan mereka bawa hingga nanti dewasa. Namun, dalam proses tumbuh kembang ini, tidak jarang muncul berbagai perilaku adaptif yang akan mengganggu perkembangan anak seperti contoh kesulitan untuk fokus, agresivitas terhadap suatu hal, atau ketidak patuhan terhadap suatu aturan yang ada. Modifikasi perilaku sebagai sebuah pendekatan yang sistematis berlandaskan prinsip-prinsip belajar, menawarkan kerangka kerja yang efektif untuk memahami dan mengubah perilaku-perilaku tersebut. Melalui identifikasi perilaku target atau siswa, analisis fungsi perilaku, dan penerapan strategi intervensi yang terukur. Modifikasi bertujuan untuk membantu anak-anak dalam mengembangkan perilaku menjadi lebih positif, adaptif, dan juga sesuai dengan harapan lingkungan sosial.
Meskipun demikian, implementasi dari modifikasi perilaku pada anak usia sekolah dasar tidak selalu dapat berjalan dengan mulus. Terdapat berbagai tantangan yang perlu kita hadapi untuk mengatasi, lalu tantangan tersebut perlu diatasi agar intervensi dapat berjalan efektif dan memberikan hasil yang optimal. Tantangan-tantangan yang biasanya dihadapi ialah berasal dari karakteristik anak itu sendiri, lalu ada dari lingkungan keluarga,sekolah atau masyarakat serta kompleksites strategi modifikasi perilaku itu sendiri. Oleh karena itu, pemahaman mendalam mengenai tantangan-tantangan yang mungkin dihadapi, serta solusi-solusi praktis untuk dapat mengatasinya, menjadi esensial bagi para profesional (seperti guru, psikolog, terapis), lalu orang tua dan juga pihak-pihak terkait lainnya yang juga terlibat dalam proses pembentukan perilaku anak usia sekolah dasar.
PEMBAHASAN
Menerapkan modifikasi perilaku pada anak usia sekolah dasar merupakan sebuah proses yang cukup kompleks untuk kita hadapi namun sangat penting juga untuk membantu mereka dalam mengembangkan sikap atau perilaku yang lebih positif dan juga dapat untuk mengatasi perilaku yang kurang adaptif pada anak usia mereka. Keberhasilan ini sangat bergantung kepada pemahaman kita yang harus mendalam tentang prinsip-prinsip perilaku, konsistensi dalam penerapannya dan juga kolaborasi baik antara orang tua, guru dan juga pihak sekolah yang terkait. Dalam penerapannya dikehidupan sehari-hari terdapat beberapa tantangan yang bakal guru hadapi untuk keberhasilan penerapan modifikasi tersebut. Tantangan yang bakal dihadapi oleh guru dalam penerapannya ialah sebagai berikut :
1. Memahami Akar Dari Permasalahan Perilaku Yang Dihadapi, seringkali perilaku anak adalah sebuah manisfestasi dari masalah yang lebih dalam, seperti contoh adalah masalah emosional anak, lalu ada kesulitan belajar yang mereka hadapi, atau ada juga yang terkait dengan permasalahan yang ada pada keluarga yang kurang sehat. Dalam mengidentifikasi permasalahan ini kita perlu melakukann observasi yang lebih cermat, mendalam dan juga komuniukasi yang terjalin harus efektif antara penanya dengan orang yang ditanya.
2. Melakukan Penerapan Yang Konsisten, hal ini menjadi salah satu tantangan yang bakal kita hadapi ketika kita menerapkan modifikasi perilaku karena dalam inkonsistensi untuk memberikan respon terhadap perilaku (baik berupa penghargaan maupun berupa konsekuensi atau pelajaran) dapat membuat anak menjadi bingung dan mengurangi efektivitas intervensi anak. Semua pihak yang terlibat dalam hal ini baik orang tua, guru, ataupun pengasuh anak sangat perlu untuk memiliki pemahaman yang sama dan juga harus menerapkan strategi yang serupa agar dapat selaras.
3. Perbedaan Setiap Individu Pada Anak, pasti setiap anak memiliki kepribadian, latar belakang, dan juga tingkat perkembangan yang berbeda antara satu dengan anak yang lainnya. Dengan demikian strategi modifikasi perilaku yang efektif untuk satu anak mungkin saja tidak akan efektif jika diberikan pada anak yang lain. Pendekatan yang dapat kita lakukan ialah dengan pendekatan secara personal dan juga fleksibel agar dapat menemukan solusi yang tepat.
4. Keterbatasan Sumber Daya dan Juga Waktu, dilingkungan sekolah, guru seringkali memiliki rasio murid yang cukup tinggi dan juga tuntunan kurikulum yang sangat padat, sehingga membuat guru menjadi sulit untuk dapat memberikan perhatian indidual yang intensif pada setiap anak yang memebutuhkan modifikasi perilaku yang serius. Permasalahan ini menjadi salah satu yang belumm dapat menemukan solusinya.
5. Resistensi Dari Anak atau Lingkungan Sekitar, anak mungkin saja dapat
menunjukan resistensi terhadap perilaku apalagi perilaku tersebut sudah menjadi sebuah kebiasaan anak itu dalam lingkungan tempat tinggal nya. Selain itu faktor lingkungan juga dapat menjadi pengaruh kebiasaan buruk untuk perilaku anak seperti contoh teman sebaya yang memiliki perilaku yang negatif membuat anak yang berteman dengan nya juga akan ikut terbawa memiliki perilaku yang negatif juga.
Setelah mengetahui apa saja yang menjadi sebuah tantangan dalam menerapkan modifikasi perilaku pada anak usia sekolah dasar.Terdapat sebuah solusi yang dapat dilakukan setelah kita menemukan tantangan atau hambatan yang ada dalam penerapan modifikasi perilaku di sekolah, diantaranya sebagai berikut:
1. Melakukan Asesmen Perilaku Fungsional atau Functional Behavior Assesment (FBA), dengan melakukan langkah ini secara komprehensif dapat menemukan sebuah pemicu eyang terjadi (antecedents), perilaku yang ada (behavior) dan juga konsekuensi yang didapatkan (cosequences) dari perilaku yang didapatkan. Ini dapat memmabantu untuk memahami fungsi atau tujuan dari perilaku tersebut bagi anak.
2. Pengajaran Perilaku Alternatif, Mengajarkan anak untuk memiliki keterampilan baru yang berfungsi sebagai pengganti perilaku yang tidak diinginkan. Misalnya, mengajarkan cara untuk meminta bantuan daripada seorang anak tersebut meluapkan kemarahannya ketika frustrasi menghampirinya.
3. Melakukan Sebuah Kolaborasi dan Komunikasi Yang Efektif, dengan melakukan sebuah kerja sama yang erat antara orang tua, guru, psikolog sekolah (jika ada), dan pihak lain yang terlibat sangat penting. Komunikasi yang terbuka dan teratur memastikan konsistensi dan pemahaman yang sama tentang perkembangan anak
menjadi salah satu solusi yang cukup efektif.
4. Penggunaan Kontrak Perilaku (Behavior Contracts), membuat kesepakatan tertulis antara anak, orang tua, dan/atau guru yang berisi perilaku target yang diharapkan dapat memberikan konsekuensi yang positif jika perilaku tercapai, dan konsekuensi yang negatif jika hal tersebut tidak tercapai. Hal ini dapat membantu anak untuk memahami tanggung jawab mereka miliki.
5. Intervensi Berbasis Kelas (Classroom-Based Interventions), menerapkan strategi manajemen kelas yang efektif untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung perilaku yang baik secara keseluruhan. Ini dapat mencakup aturan kelas yang jelas, rutinitas yang konsisten, dan sistem penghargaan kelompok dapat menjadi sebuah jalan pintas dalam kita menerapkan modifikasi pada anak usia sekolah dasar karena hal ini menjadi salah satu pancingan untuk anak agar lebih termotivasi untuk bersikap lebih baik lagi.
6. Penggunaan Jadwal (Schedules) dan Rutinitas yang Jelas, memberikan struktur dan prediktabilitas dalam kegiatan sehari-hari dapat mengurangi kecemasan dan perilaku yang tidak diinginkan. Jadwal yang jelas membantu anak memahami ekspektasi
mengenai pembelajaran yang akan mereka lakukan pada hari atau minggu berikutnya sehingga anak dapat mempersiapkan lebih awal apa saja yang akan mereka lakukan pada jadwal berikutnya.
7. Pembentukan Perilaku Bertahap (Shaping), dengan memecah tujuan perilaku yang kompleks menjadi langkah-langkah kecil yang lebih mudah dicapai. Memberikan penguatan pada setiap anak ketika menuju perilaku target sudah tercapai.
KESIMPULAN
Menerapkan modifikasi perilaku pada anak usia sekolah dasar merupakan upaya yang krusial namun penuh tantangan. Tantangan utama berkisar pada pemahaman akar masalah perilaku yang kompleks, perlunya konsistensi dari semua pihak, variasi individual anak, keterbatasan sumber daya dan waktu, serta potensi resistensi dari anak maupun lingkungan.
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan pendekatan yang sistematis dan terencana. Solusi yang efektif meliputi pelaksanaan Asesmen Perilaku Fungsional (FBA) untuk memahami fungsi perilaku, pemanfaatan penguatan positif sebagai strategi utama, pembentukan perilaku secara bertahap, penciptaan jadwal dan rutinitas yang jelas, pengajaran perilaku alternatif yang lebih adaptif, kolaborasi dan komunikasi yang efektif antar pihak terkait, penggunaan kontrak perilaku untuk meningkatkan tanggung jawab, serta implementasi intervensi berbasis kelas untuk menciptakan lingkungan yang mendukung.
Keberhasilan modifikasi perilaku sangat bergantung pada pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip perilaku, kesabaran, konsistensi, dan adaptasi terhadap kebutuhan unik setiap anak. Dengan menerapkan solusi-solusi ini secara holistik dan berbasis bukti, kita dapat membantu anak usia sekolah dasar mengembangkan perilaku positif yang akan mendukung perkembangan sosial, emosional, dan akademik mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Alberto, P. A., & Troutman, A. C. (2017). Applied behavior analysis for teachers (9th ed.). Pearson Education. (Buku ini menekankan pentingnya asesmen perilaku fungsional untuk memahami penyebab perilaku)
Walker, H. M., Ramsey, E., & Gresham, F. M. (2004). Antisocial behavior in school:
Strategies and best practices (2nd ed.). Brookes Publishing Co. (Menekankan pentingnya lingkungan yang terstruktur dan respons yang konsisten)
Christenson, S. L., & Sheridan, S. M. (2001). Schools and families: Creating essential connections for learning. Guilford Press. (Menekankan pentingnya kemitraan sekolah dan keluarga).
Alberto, P. A., & Troutman, A. C. (2017). Applied behavior analysis for teachers (9th ed.). Pearson Education. (Menekankan pentingnya asesmen fungsional dan prinsip-prinsip dasar ABA dalam modifikasi perilaku).
Martin, G., & Pear, J. (2015). Behavior modification: What it is and how to do it (10th ed.). Pearson Education. (Menyediakan kerangka kerja komprehensif untuk memahami dan menerapkan teknik modifikasi perilaku).
Walker, H. M., Ramsey, E., & Gresham, F. M. (2004). Antisocial behavior in school: Strategies and best practices (2nd ed.). Brookes Publishing Co. (Fokus pada strategi intervensi di lingkungan sekolah dan pentingnya konsistensi).
O’Neill, R. E., Horner, R. H., Albin, R. W., Storey, K., & Sprague, J. R. (1997). Functional analysis of problem behavior: A practical assessment guide. Brookes Publishing Co. (Panduan praktis untuk melakukan FBA sebagai landasan intervensi).
Christenson, S. L., & Sheridan, S. M. (2001). Schools and families: Creating essential connections for learning. Guilford Press. (Menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara sekolah dan keluarga dalam mendukung perkembangan anak).